Aku terdiam ditempatku, masih kaget dengan apa yang aku dengar saat ini, kenapa Rafan bisa semarah ini padanya, apa sebegitu gak sukanya dia kalau ada sesama karyawannya yang mempunyai hubungan.
"P..pak.."
"Kamu meledek saya hah ?!"
Sumpah, dia sama sekali gak bermaksud meledek bosnya, Dia hanya kesal karena Rafan terus menerus menilainya sesuka hati, gak menyangka kalau Rafan akan semarah ini apalagi sampai menggebrak meja.
"M..maaf Pak"
Seketika aku tersadar dengan kelakuanku yang seperti sedang kerasukan, aku sendiripun bingung kenapa bisa aku marah saat mendengar semua ucapan Laras yang dengan mudahnya mengakui semuanya, tapi anehnya kenapa aku terus bertanya, kenapa aku bertanya seolah-olah aku menantikan wanita itu menyangkal pertanyaanku, tetapi tidak, wanita itu tidak menyangkalnya dan entah kenapa itu malah membuatku jadi marah begini.