Chereads / Hujan Di Planet Mars / Chapter 7 - Study Tour

Chapter 7 - Study Tour

"Katanya ada yang mau menyatakan sesuatu di puncak Bromo nih!!!" Ujar salah satu teman Dean.

*Cieee...(semua bersorak)

"Apaan sih lu!?" Sahut Dean.

Teman teman Dean pun mendorong paksa Dean untuk menghampiri Amira yang ketika itu sedang duduk sendirian di tepi puncak Bromo.

"Buset!!! Jangan dorong-dorong napa!"

"Kenapa nih rame?" Ujar Amira seraya menoleh kebelakang.

Dean terkejut, wajah mereka kini saling bertatapan.

"Emmm, emmm engga, gapapa!" Sahut Dean.

*Yaelah, ngomong aja si!!! (Ujar kawan-kawan Dean serentak)

"Yaudah, kalo gak ada apa-apa gue ke Ara dulu, sorry." Ujar Amira.

Amira pun bergegas pergi dari hadapan Dean. Saat itu Dean tak mampu berkata-kata ketika saling bertatap muka dengan Amira. Ia nampak tak sanggup berkata untuk kedua kalinya kalau ia menyukai Amira. Disisi lain, Dean juga tahu kalau Amira masih memiliki seorang pacar, yaitu Satria. Diwaktu yang sama, namun ditempat berbeda, Satria sedang carut marut hatinya. Ketika itu Satria memang belum tahu siapa itu Dean. ia bahkan tak tahu kalau Amira semeja dengan seorang pria, bukan dengan wanita. Namun, hatinya carut marut bukan karna tentang Dean, tapi tentang keberangkatan Amira untuk mengikuti study tour sekolahnya.

°°°

Setahun sebelumnya, setelah Satria dan Amira Goes To Campus dari sekolah mereka masing-masing, Satria sempat bertanya kepada Amira tentang Study tour kelas sebelas.

"Mir, Kamu rencananya mau ikut Study Tour kelas sebelas gak!?" Tanya Satria.

"Emmm kayaknya engga, soalnya aku mau pulang kampung pas tanggal keberangkatan study tour sekolahku.

Jawab Amira.

"Emmm, yaudah, kalau gitu kita jalan aja berdua sembari nugas buat study tour, Seharian deh biar seru, atau mau nginep?" Tanya Satria.

"Hemmm, boleh, nanti selepas aku pulang dari kampung, kamu ke rumah ya minta izin Ayahku. Berani gak kamuuu??? Ehehehe..." Ujar Amira.

"Berani dong! Insya Allah sih ehehehe. Ohya, aku gak usah jadi nabung buat study tour kalo gitu, paling aku nyisihin uang jajan aja buat nanti kita jalan-jalan sekaligus buat bayarin tiket kamu ke pensi sekolah aku, Ada tulus loh!" Ujar Satria.

"Okeyyy kapten!!!"

Amira pun setuju dengan usul Satria. Semenjak itu Satria jadi tak sabar melaksanakan rencana mereka berdua, hingga tiba datanglah hari itu. Selepas pulang sekolah, Satria pun menelepon Amira seperti biasa.

"Halo?, Amira? Hai! Dengar suara ku?"

"Iya denger kok, suara temen tongkronganmu juga kedengeran tuh."

"Hehehe, sorry ya, emang berisik nih temen-temen ku. Sebentar ya mir,"

*Woyyy!!! Jangan berisik napa, lagi telfonan gua!

"Dah, sekarang udah lebih sunyi belum?" Tanya Satria.

"Udah kok udah. Kamu apain temen-temen kamu? Kamu kentutin yak!?"

"Heh sembarangan!!!!"

*Hahahaha (Amira tertawa di telepon)

"Ummm kamu lagi apa!? Tanya Satria.

"Lagi beres-beres baju sat." Jawab Amira.

"Loh, buat apa? Kamu mau kemana?" Tanya Satria keheranan.

"Aku, aku lusa berangkat Study tour Sat." Jawab Amira.

Satria pun terkejut atas apa yang ia dengar. Seketika Hatinya benar-benar hancur saat itu. Satria sudah tak bisa melakukan apa-apa lagi untuk menggagalkan keberangkatan Amira. pembayaran study tour sudah Amira lunasi, semua perlengkapan pun sudah ia siapkan dan lusa Amira akan berangkat. Rencana keberangkatan Amira sungguh mendadak dan tanpa kabar darinya. Satria pun bisa mengetahui hal tersebut bukan karna Amira yang memberitahunya, namun karna Satria yang bertanya terlebih dahulu. Hal tersebut membuat Satria marah sejadi-jadinya. Satria bukan marah karna Amira mengikuti study tour, tapi karna ia tak menepati janjinya sekaligus tak mengabari jikalau ia akan berangkat Study Tour lusa. Ditambah, tiga hari lagi acara pensi sekolah SMA 4 Dimulai. saat itu, guest starnya adalah Tulus. Satria adalah salah satu penggemar Tulus, dan memang ia sudah menunggu- nunggu acara tersebut.

Empat hari kemudian, Satria pun datang ke acara pensi. Sedari awal perangainya sudah buruk. Ketika itu yang ada di bayangannya adalah, moment ketika Ia bernyanyi ria bersama Amira, tertawa bersama, mengobrol bersama dan bersenang- senang bersama. Iya, bersama Amira, orang yang amat sangat ia sayang. Tapi kenyataannya terbalik saat

itu, Satria hanya bisa menoleh kearah teman temannya yang sedang Asik menikmati acara bersama. Ia hanya sendirian, ditambah beberapa dari teman-teman Satria saat itu benar-benar bertanya kenapa ia tak ikut study tour. mereka juga memaksa Satria untuk ikut. tapi apa daya, terlambat bagi Satria untuk mulai menabung. Alasan yang sangat kuat kenapa Satria sangat sedih tak lain karna, di kelas sebelas lah ia menemukan teman-teman terbaiknya di SMA. Namun tanpa disangka, di kelas sebelas inilah hatinya benar-benar hancur karna dua kegagalan dalam moment SMA nya. Hampir lima hari Satria benar-benar tak menelepon ataupun menge-chat Amira. Di hari pelaksanaan pensi, Satria bahkan mem-block kontak whatsapp Amira seharian penuh. Didalam hatinya, Satria tak benar-benar membenci Amira. Ia sebenarnya berusaha untuk berfikir positif sekaligus menepi dari Amira sejenak demi bisa menenangkan dirinya sendiri. Di sisi lain, Amira sangat tertekan ketika itu. Disana ia tak banyak bicara, bibirnya hanya berucap untuk beberapa obrolan penting di kelompoknya. Disaat semua bersenang senang, Amira hanya melamun. Rasanya tak ada siapa- siapa yang menemani disampingnya. Ia benar-benar stress memikirkan Satria yang sudah tak membalas pesannya selama lima hari. Yang ada di fikirannya hanyalah cara supaya semua ini cepat berlalu dan Satria bisa memaafkan kesalahannya. Seperti memancing di air keruh, Disitulah datang Dean yang coba menghibur Amira, ia juga mencoba membuat Amira agar tersenyum kembali. sebelumnya Dean memang sempat menyatakan cinta kepada Amira, namun Amira hanya membalasnya dengan senyum tanpa menjawab iya ataupun tidak. Sejak saat itu, Amira memberi nama Dean di kontak whatsapp nya dengan nama 'Bang Dean', Nama kontak yang benar-benar menunjukan seberapa dekat mereka ketika itu. Hal tersebut tak pernah diketahui Satria lebih dari setahun. Masalah yang dihadapi mereka berdua pun belum selesai meskipun Amira sudah pulang dari study tour. Hati Satria masih sangat kecewa, meskipun ia menyadari apa yang dilakukannya kepada Amira cukup jahat. Satria memang sangat kecewa dengan Amira, namun ia masih mencoba menenangkan dirinya. Setelah seminggu Satria tak membalas pesan Amira, akhirnya ia pun memutuskan untuk menelepon Amira dan meminta maaf.

"Halo, Amira!?"

"I...iya?"

"Kamu udah sampe rumah?" Tanya Satria.

"Udah, tadi pagi." Jawab Amira.

"Aku, mau minta maaf sama kamu karna gak balas pesan kamu seminggu. Maaf juga aku gak angkat telepon kamu. Aku cuma mau tenangin diri aku supaya pas aku ngobrol sama kamu, aku gak marah."

"iya aku maafkan, aku juga

minta maaf ya sat, aku gak maksud begitu. Sebenarnya aku,"

"Ummm kayaknya lebih baik kita gausah bahas alasannya, aku mau cepet-cepet lupain." Ujar Satria memotong pembicaraan Amira.

"Okey, sekali lagi maaf ya."

Obrolan mereka terhenti disitu. Satria mematikan telepon tanpa berkata apapun lagi. Ada banyak pertanyaan yang ada di fikiran Satria ketika itu. Tapi, ia seperti sudah malas membicarakan apapun yang berkaitan tentang study tour dan sejenisnya.

Lusa adalah hari keberangkatan study tour SMA 4. Abyan memilih menemani Satria untuk tak mengikuti study tour. Alasannya ketika itu karna ia sudah terlalu bosan berkunjung ke Bali. Satria cukup terhibur ketika mengetahui Abyan menutuskan untuk tak ikut study tour.

Teman kelas Satria pun rutin menelepon Satria selama mereka berada di Bali, sedari hari keberangkatan pertama sampai hari kepulangan mereka. Kata yang sering Satria dengar ketika itu,

" sepi sat gak ada lu, gak asik ah demi dah."

perkataan itu pun nampak memancing kembali kesedihan yang sudah Satria coba pendam. Moment satu tahun sekali seumur hidup hilang begitu saja hanya karna kesalah pahaman antara ia dengan Amira. Satria tak pernah mau menyalahkan Amira sepenuhnya. Sebaliknya, ia selalu mencoba untuk melupakan dan mengubur ingatan itu dalam-dalam. Tujuan Satria hanyalah tak ingin lagi ada keributan yang dipicu oleh konflik study tour dan apapun yang berkaitan dengan itu.

"End of this part"