Chereads / HE IS NOT MY DADY / Chapter 11 - Bab 10 Aroma de jabón

Chapter 11 - Bab 10 Aroma de jabón

Selamat membaca 📖

03:40

Di jam selarut ini, udara saat ini seharusnya sangat dingin, ya Aletta merasa begitu kedinginan di balik selimut tebal milik Aksa. Tubuh Aletta bergerak gelisah, mencari cari kehangatan. Aletta bergerak ke kiri, kekanan, telungkup, telentang, bahkan posisi tak terduga pun di lakukan Aletta agar ia mendapatkan kehangatan yang cukup. Seperti saat ini, tangan mungil Aletta melingkari tubuh Aksa yang terbangun sejak setengah jam lalu karena kegelisahan Aletta saat tidur.

Semakin menit bertambah, pelukan Aletta kian mengencang, semakin erat memeluk tubuh besar, yang ada di sebelah nya, menyerap kehangatan Aksa, yang sejujurnya kebalik-kan dari Aletta yang kedinginan.

Ya, Aksa kepanasan karena tidak tahan dengan posisi Aletta saat ini, bagaimana pun juga ia masih normal.

Perlahan, Aksa menyingkirkan tangan Aletta, berusaha keluar dari pelukan Aletta dengan hati hati, ia tidak ingin membangunkan Aletta yang sedang tertidur pulas, dengan wajah tak berdosa.

Aksa mengamati wajah polos Aletta. cantik dan begitu menggoda dari kacamata seorang lelaki normal. Sebelum akal sehat meninggal raga nya, Aksa segera menegakkan tubuh nya dengan.

Dengan penuh kasih sayang, Aksa menggantikan posisi nya dengan batal peluk, lalu menambah selimut yang lain agar Aletta lebih hangat, sehingga kini, tubuh mungil Aletta tertimbun oleh 2 selimut bed cover yang tebal. Aska hanya ingin memastikan Aletta, medapat kan kehangatan yang cukup. Gadis yang benar benar di manjakan.

Setelah selesai dengan perihal Aletta, kini Aksa bergegas ke kamar mandi. Saat meraih handuk, Aksa menyempat kan diri nya menoleh pada weker yang ada di atas nakas, untuk melihat jam.

Pukul 04 : 40

Hampir 2 jam ia di recoki oleh ketidak sengajaan Aletta. Ya, Aksa sadar, tak sedikit pun Aletta berniat membuat Aksa merasakan panasa karena hasrat yang tak seharusnya. Semuanya adalah naluri alamiah Aksa, yang sudah lama tidak menyentuh seorang wanita dewasa.

Langkah kaki Aksa menapak ubin keramik yang dingin, langkah nya terhenti pada shower.

Aksa segera mandi untuk menyegar kan tubuh, hanya mandi singkat. Sekitar 20 menit Aksa keluar dengan handuk melilit pinggang ramping nya. Dengan sengaja, Aksa mengenakan pakaian yang mirip dengan yang sebelumnya, agar Aletta tidak berfikir yang tidak tidak, meski pun itu benar.

Setelah berpakaian, Aksa menoleh kepada Aletta yang di timbun selimut, ia mengambil selimut yang tadi ia tambah kan ke tubuh Aletta, menyingkirkan selimut itu hingga Aletta kini hanya di balut selembar selimut seperti semula.

Aksa kembali ke posisi nya, mengantikan guling untuk di peluk Aletta dengan perlahan ia tak ingin menganggu tidur nyenyak Aletta, Aksa tersenyum mendengar Aletta mendengkur halus, dengkuran kecil tidak sampai mengganggu orang lain, justru terdengar lucu di telinga aksa.

Mungkin Aletta nya benar benar lelah, aksa bebaring menghadap Aletta, tangan nya terulur untuk membalas pelukan Aletta kemudian terlelap dalam kedamaian yang hakiki.

°°°

"Pi... " Terdengar suara serak menggelitik pendengaran Aksa, namun di abaikan nya.

Aksa masih senantiasa memejamkan mata nya. dalam keadaan setengah tidur. keadaan dimana seseorang tidur namun bisa mendengar suara di sekitar nya.

"Papi... Bangun! " Teriak Aletta akhir nya membangun kan Aksa yang sebenarnya sedang bermimpi indah.

Tapi entah mimpi indah apa, karena saat ia membuka mata ia menemukan Aletta yang ada di pelukan nya sedang cemberut, langsung lupa akan mimpi indah nya tadi.

"Hem? Ada apa sayang? " Tanya Aksa mengucek mata nya untuk mengusir kantuk. Ia berusaha sadar dari tidur nya yang baru saja beberapa jam saja.

"Papi peluk Aletta kenceng banget, Aletta ngga bisa bangun! " Kesal Aletta mencebik kan bibir nya sebal.

Gemas melihat Aletta yang mencebik kan bibir membuat Aksa tertawa, tangan nya terulur mencubit bibir manyun Aletta sambil tawa.

ganteng banget ya Tuhan_ batin Aletta memperhatikan wajah bangun tidur Aksa yang tertawa.

"5 menit lagi ya! " Pinta Aksa dengan kekehan yang di barengi pelukan yang kian mengetat.

"Papi... Sesak! " Rengek Aletta manja.

"Tadi malam siapa yang peluk papi duluan?, Siapa yang ganggu tidur papi dengan pelukan kencang?! " Tanya Aksa membandingkan kejadian beberpa jam yang lalu.

" Hem? " Aletta terlihat cengo.

beberapa saat kemudian Aletta mengerti maksud Aksa, seketika wajah nya memerah padam menahan  malu.

"Letta kan ngga tau, Letta kan ngga sengaja! " Aletta merenggut membela diri nya dengan suara manja yang tidak pernah bisa di tolak Aksa.

"Iya iya... Sekarang diam lah sebentar! " Kesal Aksa karena pada akhir nya ia kalah dari aletta.

Aletta hanya diam menuruti keinginan sang ayah yang ingin memeluk nya untuk 5 menit kedepan.

Kening Aletta berkerut, ia menyadari ada sesuatu yang terasa janggal di sini, sesuatu aroma yang mengusik otak Aletta.

"Papi kok wangi sabun? " Tanya Aletta tiba tiba mengeluarkan kepala nya dari balik rengkuhan Aksa.

Aksa beraroma sabun, dan aroma itu masih tercium cukup pekat seperti belum lama selesai mandi.

" Em... Itu... Papi ... " Aksa tampak berfikir panjang memikir kan alasan masuk akal untuk anak gadis nya itu.

Harus nya aku tidak meminta 5 menit!_ sesal Aksa dalam hati nya.

"Papi mandi kok cepet banget! " Akhir nya ia mendapatkan alasan setelah mendengar kan pernyataan kesal Aletta.

"Tadi iler Letta bikin baju papi basah, terpaksa deh papi mandi lebih awal! " Bohong!

Tentu saja bohong, tidak ada iler. Semua nya murni kebohongan Aksa untuk menutupi kenyataan bahwa tadi malam ia gerah dan tubuh nya merespon sangat baik terhadap pelukan Aletta yang kencang, bahkan respon tubuh Aksa terlalu baik. Sangking baik nya Aksa harus mandi sekali lagi agar semuanya baik baik saja.

"Papi bohong! " Aletta tak terima bahwa diri nya di katai ileran.

" Tidak! " Jawab Aksa cepat tak mau kalah.

Tentu saja bohong! _ kekeh Aksa di dalam hati.

"Ahhh... Aletta ngak mau tau... Papi yang salah! " Kesal Aletta melepaskan paksa pelukan Aksa dari tubuh nya.

Dengan gerakan kasar, Aletta bangkit dari posisi nya. Yang awal rebahan kini ia duduk dengan tangan terlipat di dada dan bibir manyun saking kesal nya.

" Hem... Suatu hari nanti pasti Letta buktikan kalau yang terjadi tadi malam itu bukan salah nya Letta! " Tekat nya mengepal kan tangan yakin.

Tentu saja bukan salah mu sayang_ batin Aksa merasa bersalah telah membohongi Aletta.

Sesaat setelah nya, Aletta telah hilang, kabur kekamar nya setelah melihat jam weker yang menunjuk ke angka 7 tepat.

"Gadis manja yang sangat aku cintai! " Aksa berujar sambil tersenyum.

Aksa meninggal kan kamar nya, menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk mereka ber-dua. Ya hanya ada mereka berdua.  Dunia milik mereka berdua. Bukan rumah milik mereka berdua. Itu baru benar.

Tbc