Chereads / HE IS NOT MY DADY / Chapter 5 - bab 4 el colegio para Aletta

Chapter 5 - bab 4 el colegio para Aletta

"papi bangun..."

Brak... Brak... Brak...

"papi nanti telat pi!" sebuah gedoran dan teriakan menyahut nyahut dari luar kamar besar milik aksa.

"kenapa sih Aletta sayang... Coba ngak usah teriak teriak... Kamu itu bukan anak 10 tahun lagi sayang..."  Aksa membuka pintu kamar nya mengusap wajah Aletta dengan telapak tangan nya yang basah.

Aksa baru saja selesai mandi dan masih menggunakan bathrobe biru yang meliliti tubuh kekar nya.

"papi ih... Kan make up Letta nanti rusak!" kesal Aletta melipat tangan nya di dada.

"make up? Lip gloss dan bedak baby itu make up kamu?!" ejek Ayah nya menyeringai tanda ia menang.

"ih...  papi gitu ih sama anak nya... Letta kan risih pake make up tiap hari... Apa lagi sekarang Letta harus lakuin semua nya sendiri!"  keluh letta memegang rambut nya.

"kalau gitu kita sewa pembantu yang nginep aja kayak di apartemen dulu!" ayah nya memberikan solusi tangan nya sibuk mengeringkan rambut nya dengan handuk kecil, sambil melangkah masuk kedalam kamar di ikuti Aletta di belakang nya.

Aletta berjalan menuju arah lemari sang ayah, memilih setelan kerja ayah nya. Setelah memilih kan secara lengkap, ia menaruh nya di atas tempat tidur.

"papi ganti baju nya jangan lama lama...  Letta gak mau telat di hari pertama masuk kampus baru!" sinis Aletta  sebelum menutup pintu dengan keras, menandakan ia tak sekadar mengancam.

"Anak itu!"

***

"morning baby!" Aksa datang dari arah belakang Aletta, berjalan dengan santai sambil mengecup ringan pipi Aletta.

"morning too dad!" Balas Aletta cuek.

Aksa hanya terkekeh geli melihat wajah merajuk Aletta berlalu duduk di sebelah anak gadis nya.

"monggo den!" seorang wanita berusia kisaran 50 tahun datang menghidangkan secangkir kopi di hadapan aksa.

"mbok wati ini kunci cadangan nya, nanti kalau udah selsai beres beres sama masak mbok bisa langsung pulang gak usah tunggu jam 5" jelas Aksa lalu memakan roti lapis kacang yang sudah di siapkan Aletta di piring nya.

"trimakasih sayang!"  lanjut Aksa tersenyum pada Aletta.

"baik den!" jawab mbok Wati menjawab printah majikan nya tadi.

"mbok Wati kemari pake apa?" tanya Aletta mengabaikan ayah nya yang masih tersenyum pada nya.

"mbok bawa motor sendiri neng!" jawab sang pembantu sopan.

"ooohh" 

Aletta hanya mengangguk tanda mengerti kemudian melanjutkan sarapan yang tertunda. Beberapa menit kemudian piring dan gelas Aksa kosong menandakan ia telah selsai. Di susul Aletta yang berdiri menyusul Ayah nya yang sudah lebih dahulu meninggalkan dapur.

"ayo brangkat!"  seru Aletta saat duduk di kursi penumpang depan.

Aksa mengangguk mengiyakan perintah anak gadis nya, mobil baru itu melesat meninggalkan pekarangan rumah menuju area perkampusan yang luas.

"wahhh... Ini kampus baru letta pi?" tanya Aletta . Jujur saja ia sudah menganggur selama 1tahun, jadi tahun ini ia melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yang paling terkenaldi daerah baru di tinggali Aletta.

" Nggak suka ya? " bohong, aksa tau Aletta sanat senang ia hanya ingin menguji Aletta dan mendapatkan....

"Jangan bercanda!" pekik Aletta menghambur memeluk Aksa dengan cepat.

Gocha..

Ini lah yang aksa maksud, ia ingin mendapatkan pelukan dari Aletta.

"thanks dad.. I like it!" ucap Aletta menguraikan pelukan nya lalu berdiri tegak lurus. Lalu tangan nya memberi hormat kepada aksa. Kebiasaan mereka.

"lapor sejak hari senin tanggal 30 agustus tahun ini Aletta Dirgantara siap engikuti aktifitas belajar di kampus dan siap untuk bahagia selama nya bersama tuan Aksara. Laporan selesai.!" 

"terimakasih dan bubar!"  Aksa memberi instruksi agar Aletta segera pergi berkumpul bersama mahasiswa baru yang berkumpul di lapangan.

Aletta segera berlari meninggalkan ayah nya meski sesekali masih menoleh kebelakang.  Sedangkan yang di tinggalkan hanya berdiri melambaikan tangan nya dengan wajah semakin memanas.

"Dan siap untuk bahagia selamanya bersama tua Aksara"

Kalimat terakhir laporan Aletta entah mengapa terdengar hangat di dada Aksa. Ia merasa Aletta seperti mengucapkan kalimat sumpah pernikahan sehidup semati.

"Anak itu selalu saja!" Aksa geleng geleng kepala kemudian masuk kedalam mobil nya meninggalkan area kampus begitu Aletta sudah mulai berinteraksi dengan teman nya.

Tak sulit bagi Aletta untuk mendapatkan teman baru, dengan wajah cantik dan mungil itu menarik bayak pasangan mata untuk memperhatikan. Pipi cuby dengan lesung pipi, menambah kan kesan baby face karena ukuran tubuh nya yang pendek. Hanya sekitar 160 cm. Tidak terlalu pendek tapi cukup terasa sangat pendek saat Aletta harus berdiri bersama ayah nya yang tinggi nya 180 cm.

"adek.. Ngak salah sekolah dek.. Mau kakak antar ke tk?" goda salah seorang mahasiswa kampus itu yang kebetulan lewat untuk istirahat.

beberapa saat kemudian para camaba mendapatkan instruksi dan wejangan pembuka sebelum besok melaksanakan ospek.

Aletta hanya tersenyum manis saat beberapa kali di goda oleh senior, namun ia sudah biasa ia di gitu kan.

"jangan senyum!" sebuah tepukan di bahu Aletta menyadarkan Aletta dari pikiran nya tentang sekolah baru nya.

"eh.. Maaf..!" Aletta menunduk kan sedikit kepala nya memberi hormat kepada sang senior yang mengurus acara penerimaan mahasiswa baru. Dia salah satu panitia.

"senyum kamu bagus, nanti banyak yang suka. ntar banyak saingan!" ucap lelaki itu menepuk ringan puncak kepala Aletta.

"kenapa?" tanya Aletta dengan polos nya.

"karena aku udah suka kamu jadi jangan bikin banyak saingan ya!" ucap pria itu gamblang.

"ehh.. Apaan sih kak!"

"yaudah aku ke panitia lain dulu.. Ingat jangan kebanyakan senyum ntar dikira gila loh!" humor pria itu sebelum pergi dan malah di hadiahi tawa geli dari Aletta.

"ketawa juga jagan!" ucap nya.

"kenapa lagi?"

"makin bagus...!" ucap pria itu berbalik meninggalkan Aletta saat seorang anak perempuan datang membawa sebotol air mineral.

"ada apa?" tanya teman Aletta saat sampai.

"enggak nyapa doang!"  jawab Aletta sekena nya.

"emmm... Tadi itu nama nya kak yudistira salah satu dari 10 cowok terganteng di kampus ini!" jelas teman nya yang bernama kayla.

"kami tau banyak kayak nya!" Aletta menyipit kan mata mencurigai.

"hehehe... gue punya saudara laki laki. Abang gue salah satu dari 10 orang itu!"jelas nya terkekeh mengingat berapa bayak kakak nya mendapatkan surat cinta.

"hem.. Kok ada 10 gitu?kan di sini banyak orang nya?!" Aletta tampak bingung. Kampus yang di bayangkan nya adalah sekolah monoton dimana lo, lo, gue, gue. 

"ngak cuma cowok, cewek juga ada 10 orang. Nanti setiap mahasiswa dan mahasiswi nama nya akan masuk daftar list populer. Setiap orang berhak masuk." jelas kayla panjang lebar.

"kayak sinetron!"  kekeh Aletta merasa lucu.

"lu yang kayak sinetron... Kaku, vott nya onlie di instagram kampus.  cara nya, per jurusan punya instagram seperti jurusan ekonomi perbankan.  Nanti dari semester 1 -7 muka di masuk in nanti yang paling bayak vott nya masuk babak selanjutnya!" 

Bla... Bla.. Bla...

Aletta sudah tak sanggup mencerna apa yang di jelas kan kayla dengan benar karena kayla menjelaskan nya dengan sangat cepat dan ber api api.

"kumpul yuk itu udah di panggil!" sela Aletta pada kayla yang masih menjelaskan tanpa di dengar Aletta.

"Letta lu dengar ngak sih apa yang gue jelasin?"

"denger kok!" ia tak berbohong ia mendengar apa yang di jelaskan kayla tapi tak menghirau kan.

"lu kayak nya bakal masuk deh dalam 10 moswanted campus!" 

"ngaco!" balas Aletta memutar mata nya malas.

"kamu tu yang bakal masuk bukan aku. Lagian kami kan cantik, tinggi!"  balas Aletta merasa iri dengan kaki tungkai milik kayla. Meski tinggi mereka hanya selisih beberapa cm, tetap saja ia merasa pendek di bandingkan kayla.

"tapi lu gemesin tau. Padahal gue berencana ngak nyapa siapa pun sebelum di sapa!  Eh malah nyapa lu karna gak tahan liat kamu!"  balas kayla terkekeh. Mereka tiba di barisan yang bersisian.

"kamu ngak mau nyapa biar di anggap cool kan tapi malah jadi dengkul!"  kekeh Aletta mengejek.

"awas ya..  Aku sumpahin jadi ipar aku!" ucap kayla bercanda.

"gak bisa... Aku udah berencana sehidup semati sama seseorang!"  jawab Aletta. Lalu tangan nya menempel di bibir memberi isyarat diam.

Setelah di bubar kan untuk pulang, Aletta berjalan santai menuju gerbang campus. Ayah nya sudah menunggu di sana.

"Aletta!"  sebuah panggilan menyadarkan menghentikan langkah Aletta yang sudah mendekati gerbang.

"mau pulang bareng?"  ternyata itu adalah yudistira. si senior gombal.

"enggak usah letta di jemput kak... Trimakasih tawaran nya!" tolak Aletta sopan.

"nggak apa apa... Sesekali.. Kamu pasti di jemput supir kan?  Kamu tinggal suruh supir kamu pulang!" desak yudistira. Aletta menggeleng iya mulai tak nyaman dengan sikap agresif yudistira.

Dari arah luar pagar Aksara berdiri menunggu,  ia tersenyum saat melihat Aletta datang namun senyum itu hilang saat seorang pria muda tampan menghampiri Aletta nya. Dan yang membuat Aksa tidak senang adalah Aletta menggenggam rok nya tanda tak nyaman.

Langsung saja Aksa mesuk ke mobil nya, menjalankan menuju Aletta yang sedang di gebet sama senior.

"sayang!"panggil  Aksa sambil membuka pintu untuk keluar.

"itu jemputan Letta kak!" ujar Aletta.

"Letta pamit ya kak!" seru Aletta tersenyum berlalu memeluk Aksa.

"mau makan dulu?  Atau refreshing?"tawar Aksa.

"MC donal!"  jawab Aletta.

Yudistira yang melihat Aletta yang menolak nya mentah mentah mejadi semakin tertantang. Namun sebelum nya ia harus mengatur strategi. Dan saat ini pilihan terbaik adalah pergi.

Setelah yudistira pergi Aletta membuka pintu kemudi, merangkak masuk menuju kursi penumpang.

Aksa terkejut saat melihat Aletta merangkak, bukan posisi yang membuat Aksa salah fokus, melainkan dalaman Aletta yang terlihat dari tempat nya berdiri. Spontan saja ia menutup pintu agar tidak ada yang melihat.

Setelah Aletta duduk dengan benar baru pintu kembali di buka, dan ia masuk, duduk di balik kemudi.

"Letta besok pake rok yang lebih pendek dari ini!" sindir Aksa.

"kenapa? Ngak pendek pendek amat!" balas Aletta tak terima.

"ngak pendek apa. Tadi waktu kamu merangkak di kursi mobil dalaman kamu terlihat.  Untung gak ada orang lewat!" kesal Aksa dengan wajah memerah.

"papi liat dalaman Letta?" tanya gadis itu terkejut.

"kamu yang liatin ke papi!" balas Aksa tak terima di salah kan.

Aletta melotot medengar jawaban ayah nya. Namun seketika ekspresi nya berubah cemas saat meliha wajah  Aksa memerah hingga telinga dan leher. Yang Aletta tau itu tanda nya Aksa marah.

"papi marah ya sma letta?! Maaf pi.. Letta ngak akan pake rok pendek lagi!"  pujuk Aletta memohon.

Untung dia ngak sadar wajah memerah Aksa bukan karena marah melainkan hal lain.

Aksa mengelus dada nya, lalu mengguk tanda ia memberikan maaf untuk Aletta.

"Aletta sayang papi!"ucap Aletta memeluk tangan Aksa yang memegang prosneling.

"papi juga!"

Tbc