Tiga orang anak kecil sedang bermain di sebuah taman di desa
mereka adalah Nisya neila akbarullah Aldo axia dan Rean
Keita
"Ren ayo main bareng sini kok malah bengong di situ" ucap nesya
Rean hanya menggeleng sebagai jawaban nya
"nes biarin aja dia kan suka bengong kayak gitu " ucap aldo "lanjut main" lanjutnya
"ayo" ucap nesya bersemangat
sore harii
"uh capek banget " ucap nesya
"makan nya kalau main jangan lari larian" ucap Rean
"ish sebel deh" ucap nesya sambil memanyunkan bibir nya
"yaudah aku pulang duluan" ucap Rean meninggalkan kedua sahabatnya
"yaudah kita juga pulang yuk takut di cariin momy "ucap nesya sambil menggandeng tangan aldo
"ayo" ucap aldo riang
di perjalanan pulang mereka mengobrol tanpa henti salah sih bukan mengobrol tetapi mendengar ocehan nesya.
Rumah nesya aldo dan rean berdekatan bahkan mereka tetanggaan
"dadah aldo besok main lagi ya" ucap nesya sambil melambaikan tangan
"dadah" ucap aldo
tanpa mereka sadari ternyata ada yang memperhatikan mereka berdua
"rean" ucap sang kakak
rean membalikan badan dan mendapati kakak nya sedang memperhatikan foto yang ada di tangkas meja
"ada apa kak?" tanya rean
"rean kakak besok ada meeting di luar kota bahkan kakak harus menginap di sana" ucap kakak nya lesu
"bagus dong kak itu namanya bisnis kakak berjalan lancar" ucap rean
"tapi nanti kakak ninggalin kamu sama bi ina" ucap kakak khawatir
"kakak gak usah khawatir begitu aku bakal baik baik aja di sini sampai kakak pulang dari luar kota" ucap rean
"janji sama kakak bahwa kamu akan baik baik aja" ucap kakak
"janji. jari kelingking nya kak" ucap rean sambil memajukan jari kelingkingnya
kakak hanya tersenyum sambil menjabat jari kelingking sang adik
"kakak pegang ya janji kamu" ucap kakak sambil mencubit pipi sang adik
"kakak bisa pegang janji rean kan kata om sean juga laki laki itu harus menepati janjinya" ucap rean
tak terasa hari sudah menjelang malam
"yaudah kamu ganti baju terus turun ke bawah buat makan malam" ucap sang kakak sambil menuju ke luar kamar tak lupa ia mencium adik satu satu nya
setelah itu rean bersiap siap dan menuju ke lantai bawah untuk makan malam
di tempat lain
"mom dad aku pengen main ke tempat nya aldo" ucap.nesya
"udah malem sayang" ucap momy
"aku pengen main mom bosen" ucap nesya sambil merengek
"yaudah tapi pulang nya jangan malem malem ya" ucap dady
"asikk" ucap nesya riang
sesampainya di rumah aldo
"aldo"ucap nesya yang berada di luar rumah
clek suara pintu terbuka
"nesya kok malem malem ke sini mau apa" ucap mamah aldo
"eh tanten nesya mau main sama aldo aldo nya belum tidur kan" ucap nesya
"belum yuk masuk" ucap mamah aldo sambil mempersilakan masuk
"ALDO" teriak nesya
"nesya" jawab aldo
"aldo main yuk aku bosen di rumah terus " ucap nesya
"ayo" ucap aldo sambil menggandeng tangan nesya
satu jam mereka bermain sekarang aldo dan nesya sedang duduk berdua di taman belakang rumah
"nesya" panggil aldo
"iya " ucap nesya
" kalau nanti kita udah besar sahabat tan kita jangan sampe bubar ya aku gak mau nanti kita musuhan" ucap aldo
"ish aldo ini kita kan masih kecil baru juga sepuluh tahun" ucap nesya
mereka pun menghabiskan waktu bersama sambil melihat bulan yang menyinari bumi
malam pun semakin larut nesya sudah pulang dari rumah aldo
di rumah rean
"rean kok ngelamun aja" ucap kakak rean
"kak kenapa mamah sama papah ninggalin kita apa mereka sayang sama kita" ucap rean sambil melihat keluar jendela
"sayang bukan nya papah sama mamah gak sayang kita tapi tuhan lebih sayang sama mamah papah" ucap kakak rean
rean hanya menghela napas panjang
"yaudah sekarang rean tidur ya udah malem kakak ke kamar dulu" ucap kakak rean
rean hanya mengangguk sambil terus melihat ke luar jendela
setelah puas memperhatikan rean pun memutuskan untuk belajar dari pada tidur
saat belajar rean tak sengaja melihat foto ke dua orang tua nya
tak terasa rean meneteskan air matanya ia menangis tersedu sedu sambil terus memeluk foto kedua orang tuanya
kakak rean mendengar ada seseorang yang menangis ia pun memutuskan untuk pergi ke kamar rean setelah tiba di depan pintu kamar rean suara menangis tersebut pun semakin jelas lalu ia membuka pintu dan terlihat rean sedang menangis di pojok ruangan sambil memeluk foto tapi ia tidak tahu itu foto siapa
"rean" panggilnya lembut
rean pun mendongkak untuk melihat siapa yang memanggilnya setelah melihat ternyata itu kakaknya lantas ia langsung memeluk kakak nya tersebut sambil menangis di pundak sang kakak
"rean jangan nangis ya rean kan anak kuat jadi gak boleh nangis" ucap kakak rean menenangkan
rean hanya mengangguk sambil menghapus air matanya tak terasa kantuk pun mulai menguasai rean
rean pun tertidur di pelukan sang kakak
karena tidak ada pergerakan dari Rean akhirnya kakak rean pun memutuskan untuk melihat adik nya saat dia melihat adiknya ternyata sudah tertidur pulas di pelukan nya ia pun tersenyum sambil menggendong adik nya menuju kasur
"selamat tidur adik ku" ucapnya sambil mengecup kening sang adik
setelah itu ia memutuskan untuk kembali ke kamar nya
saat ia ke luar kamar rean ia di kagetkan dengan pembantunya yang bernama bi ina
"bi ina ngagetin aja" ucap kakak nya rean
"eh maaf non dinda tadi bibi denger ada suara yang nangis" ucap bi ina " bibi takut den rean ngelakuin itu lagi" lanjutnya
"gak akan bi rean kan sekarang udah besar bahkan usianya udah sepuluh tahun ia gak akan pernah ngelakuin itu lagi bibi percaya aja sama dinda" ucap dinda
"yaudah bibi ke dapur dulu ya non mau nyiapin makan buat pa sopri" ucap bi ina pa sopri itu supir keluarga dinda
"yaudah dinda bantu ya bi" ucap dinda
"eh gak usah non biar bibi aja" ucap bibi menolak dengan halus
"gak papa bi biar dinda bantu " ucap dinda sambil berjalan mendahului bi ina yang sedang melamun
"ayo bi katanya mau masak" ucap dinda yang berhasil membuyarkan lamunan bi ina
"eh emang gak papa non" ucap bi ina
"gak papa bi ayo" ucap nya
setelah itu mereka memasak
habis beres memasak
"bi dinda ke kamar dulu mau tidur ngantuk" ucap dinda
"yaudah non tidur aja biar bibi aja yang beresin ini semua" ucap bi ina
"emang gak papa bi" ucap dinda
"gak papa kan ini tugas bibi sekarang non tidur aja" ucap bi ina
setelah itu dinda memutuskan untuk ke kamar dan tidur