Chapter 3 - Dewasa

lima belas tahun sudah mereka lewati dengan bersama sama

Nesya yang semakin cantik setiap tahun nya bahkan ia di cap sebagai primadona kampus

Aldo dan Rean semakin tampan

*****

mereka bertiga berjalan beriringan di koridor kampus banyak pasang mata yang memperhatikan mereka tapi mereka hiraukan

"aku duluan ya" ucap rean meninggalkan nesya dan aldo

"do kamu di kelas dosen mana" tanya nesya

"aku di kelas nya dosen dodo. kalau kamu ?" jawab dan tanya aldo

"aku juga sama di kelas nya dosen dodo berarti kita sama dong" ucap nesya antusias

mereka memasuki kelas yang sama

jam pulang

aldo dan nesya sedang menunggu Rean untuk pulang bersama

"kok rean lama banget sih" keluh nesya

"sabar dulu bentar lagi " ucap aldo sambil mengelus kepala nesya

beberapa menit kemudian akhirnya rean datang

"lama banget sih kita dari tadi nungguin kamu" ucap nesya cemberut

"siapa juga yang suruh nungguin" ucap rean dingin "lagian aku juga ada urusan kalian pulang berdua aja" lanjutnya dengan nada yang masih dingin

"kita itu udah lama nungguin kamu kamu malah suruh kita pulang" ucap nesya nge gas

"udah jangan ngambek nanti aku terakhir eskrim" bujuk aldo

tiba tiba senyum nesya terukir dan mengangguk antusias

"cih kayak anak kecil" ejek rean

"biarin wlee" ucap nesya sambil menjulurkan lidahnya

akhirnya mereka pulang dengan nesya dan aldo sedangkan rean sendiri

ke esokan hari nya

pagi pagi sekali aldo dan nesya pergi berjoging karena mereka tidak ada kelas sedangkan rean sibuk membantu kakak nya di kantor

"sejuk banget di sini ntar siangan kita ke kantor rean yuk" ucap nesya

"mau ngapain ke kantor rean" ucap aldo ketus

"main lah apalagi udah dari kantor rean kita jalan jalan maksudnya keliling kantor rean" ucap nesya

aldo menghela nafas

"yaudah nanti kita ke kantor rean" ucap aldo

"asikk" ucap nesya kegirangan sambil loncat loncat kayak anak kecil

sontak semua orang yang ada di taman melihat ke arah aldo dan nesya dengan tatapan aneh

merasa banyak yang memperhatikan nesya tersenyum malu sambil mengucapkan kata maaf

KANTOR REAN

"huu kerjaan numpuk banget lagi" keluh rean

"rean" ucap kakak

"iya kak " jawab rean sambil pokus pada dokumen dokumen yang ada di tangan nya

"kalau kamu cape biar kakak aja yang ngerjain nya" ucap kakak

"eits diem di situ " ucap rean saat melihat kakak nya yang hendak menghampirinya dengan menggunakan kursi roda

saat kakaknya hendak berbicara tiba tiba terdengar suara pintu yang di ketuk

"masuk" ucap rean mempersilakan masuk

"permisi pak ada teman bapak yang ingin bertemu" ucap sekertaris rean

"suruh ke ruangan saya" ucap rean menyuruh sekertarisnya

tak lama setelah itu suara pintu di ketuk lagi dan menampakan teman nya

"permisi" ucap nesya dan aldo bersamaan

"eh ada kak dinda" ucap nesya kepada kakak nya rean sedangkan aldo hanya tersenyum

"masuk masuk sini" ucap kak dinda

aldo dan nesya masuk kedalam ruangan rean dan duduk di sebelah kak dinda

"ren masih banyak gak kerjaan nya" ucap aldo

"seperti yang km liat" ucap rean acuh

"nes kayaknya kita gak bisa ngajak rean makan siang bareng soalnya kerjaan nya numpuk " bisik aldo

"bener juga yaudah kita makan siang aja berdua kalau dia gak sibuk kita makan siang bareng" bisik nesya

"rean kayaknya aku dan aldo mau pulang dulu ya kelihatan nya kamu banyak kerjaan " ucap nesya

"yaudah kalau mau pulang" ucap rean acuh dan kembali melihat layar laptop nya

"yaudah kak kita berdua duluan ya" ucap nesya sambil menyalami kak dinda dan di ikuti oleh aldo

"loh kok sebentar banget gak betah ya" ucap kak dinda

aldo dan nesya hanya cengegesan gak jelas

kak dinda yang melihat itu hanya geleng geleng kepala

"kok masih di sini katanya mau pulang kok gak pulang pulang" ucap rean

"kamu ngusir" ucap nesya

"enggak cuman ngingetin aja" ucap rean acuh

"yaudah deh kak kami permisi pulang" ucap aldo sambil menggandeng tangan nesya

setelah mereka pergi kak dinda berbicara

"kok kamu kayak gitu" ucap kak dinda

saat rean ingin berbicara tiba tiba pintu ruangan rean di ketuk

"siapa lagi sih" gumam rean kesal "masuk" lanjutnya

"maaf pak ini makan siang bapak sama bu dinda" ucap ob tersebut sambil membawa nampan yang berisi makanan

"taro aja di meja" ucap rean

setelah makanan di taruh di meja ob tersebut permisi untuk kembali ke dapur yang berada di perusahaan

"kak ayo makan" ucap rean kepada kak dinda

"kayaknya nesya dan aldo saling cinta ya" ucap kak dinda di tengah tengah makan nya

"uhuk uhuk" batuk rean karena tersedak makanan nya sendiri

kak dinda dengan segera mengambilkan air yang berada di Meja

*emang nya bener ya nesya sama aldo saling cinta* batin nya rean

"rean kamu gak papa" ucap kak dinda

"gak papa kok kak aku keluar dulu ya" ucap rean sambil berpamitan kepada kakak nya

"eh tunggu dek" ucap kak dinda

"apa" ucap Rean sambil kebingungan

"duduk dulu" ucap kak dinda

setelah itu Rean duduk di sebelah kakak nya

"apa kak"ucap rean

"kamu suka ya sama nesya" ucap kak dinda

rean terdiam sambil berpikir

*apakah bener ia suka sama nesya kayaknya gak mungkin* pikir rean

"gak tau" ucap rean

"kamu kalau deket sama nesya suka deg deg gan gak" ucap kak dinda

rean hanya mengangguk

"sejak kapan" ucap dinda

"dari kecil emang nya kenapa kak" ucap rean polos

dinda hanya tersenyum sambil geleng kepala

"oh iya kak kakak kan bentar lagi nikah jadi kakak istirahat gak boleh capek" ucap rean memperingati karena tidak ada jawaban dari kakak nya

"rean kakak mohon sama kamu jagain nesya ya seperti kamu jaga kakak" mohon dinda

rean hanya mengangguk

"kak rean mau keluar kakak mau nitip apa" tanya rean

"emm kakak nitip rujak aja ya" ucap dinda

rean mengangguk

saat ia melewati sebuah cafe ia melihat aldo dan nesya sedang duduk berdua bahkan mereka saling tertawa seperti sepasang kekasih yang menyalurkan rasa cinta satu sama lain

ia hanya bisa melihat itu sambil tersenyum menahan rasa sakit yang tiba tiba datang di dalam lubuk hatinya

"aku bakal tetep jagain kamu sya walaupun kamu bersama orang lain aku akan ada di sisi kamu saat kamu butuh" gumam rean sambil memajukan mobil nya ke tempat penjual rujak