Chereads / cinta segitiga antara Nisya Rean dan Aldo / Chapter 5 - pemakaman dinda

Chapter 5 - pemakaman dinda

Rean hanya menatap tanah yang menggunduk di depan nya dengan tatapan kosong ia tidak punya siapa siapa lagi di dunia ini orang tua nya meninggal saat ia berumur delapan tahun sekarang ia harus di tinggalkan oleh kakak nya dinda

rean tidak menangis tetapi terlihat dari matanya kesedihan yang mendalam dan kehilangan seseorang yang amat penting bagi hidupnya

ia berfikir bagaimana ia bisa mengurus kantor sendiri tampa adanya kak dinda di sisinya siapa yang akan mendengarkan kesah keluh nya

bahkan di saat seperti ini sahabat nya tak datang untuk menenangkan ia hanya kedua orang tua mereka lah yang datang

"nak rean kami permisi pulang duluan ya nak " ucap ibu aldo dia melihat teman anak nya bersedih seperti ini hati nya turut terluka karena ia menganggap rean seperti anak nya sendiri selain aldo

rean hanya mengangguk tidak bisa berkata kata lagi

setelah kedua orang tua aldo pergi disana tinggal lah rean dan kedua orang tua nya nesya

"nak" ucap ibu nesya

rean mendongkak untuk melihat ibu nya nesya

ibu nya nesya tersenyum ramah ia memeluk tubuh rean

"jangan ditahan nak nangis lah jika kamu mau tante akan ada di sini untuk kamu nak" ucap ibu nesya

rean pun menangis di pelukan ibu nya nesya ia tidak bisa membendung tangis nya

hati ibu nya nesya melihat ke adaan sahabat putrinya seakan teriris ia juga bahkan menangis untuk hidupnya rean yang dari kecil di tinggalkan oleh ke dua orang tua nya sekarang ia ditinggal pergi oleh kakak satu satu nya

rean pun melepaskan pelukan nya pada ibu nesya

sambil mengelap air matanya yang membanjiri pipinya

"nak ayo kita pulang tidak baik lama lama di kuburan seperti ini apalagi sebentar lagi mau menjelang malam sebaiknya kamu berdoa agar kakak mu tenang di alam sana" ucap ayah nesya sambil menepuk nepuk pundak rean

rean pun menuruti apa yang dikatakan ayah nya nesya akhirnya mereka pergi dari kuburan kakaknya rean tersebut

"nak apabila kamu butuh sesuatu kamu bisa langsung ke rumah kami. rumah kami akan selalu terbuka untuk kamu nak" ucap ibu nesya

sekali lagi rean hanya mengangguk

sesampainya di rumah rean hanya diam dikamar bahkan dari tadi bi ina memanggilnya tak ia sahut ia sedang kacau karena kehilangan seseorang paling berharga untuk selama lama nya

kenapa semua nya harus meninmpa rean apa lagi cobaan ke depan nya untuk apa ia hidup apabila orang orang yang ia sayang pergi tapi sebelum Rean melakukan itu rean ingat kata kata kakak nya bahwa ia harus menjaga nesya kenapa ia harus menjaga nesya bukan kah ia mempunyai aldo sebagai pasangan kesasihnya yang akan menjaganya kenapa kak dinda harus mengatakan ini pada rean kenapa gak kepada aldo

satu bulan kemudian

tok tok tok

suara pintu kamar rean di ketuk tapi rean menghiraukan nya ia tetap melanjutkan aksinya melamun

tok tok tok

pintu di ketuk kembali tapi tak ada jawaban dari rean

sampai ketukan yang ke tiga kali akhirnya pintu di dobrak dari luar

ia melihat nesya dan aldo di depan kamar nya

rean hanya acuh tak ada senyum di bibirnya hanya ada ke kacauan bahkan kamar nya pun seperti gudang

"rean kamu kenapa bisa kayak gini" ucap nesya sambil mendekat ke arah rean tetapi ia segera diam saat rean mengatakan sesuatu

"ngapain kalian disini" ucap Rean dingin bahkan ia pun tak melihat siapa lawan bicara nya

"kami disini mau bilang supaya kamu jangan sedih masih ada kami berdua disini" ucap nesya sedangkan aldo hanya diam sambil duduk di sofa

"emang kalian siapa " ucap rean masih dingin

"kami kan sahabat mu rean" ucap nesya tak percaya

"hah sahabat, sahabat yang ninggalin sahabat nya demi cinta kalian sahabat yang ninggalin sahabat nya saat sahabat itu sedang kesusahan itu yang kalian anggap sahabat kalian kemana aja waktu aku sedang terpuruk bahkan kak dinda nanyain kalian kapan kalian akan jenguk dia bahkan sebelum kak dinda pergi dia bicara bahwa aku harus lindungi kamu nes tapi apa kalian hanya sibuk berpacaran bahkan saat ini aku sendiri kalian kemana hah kemana selama beberapa minggu ini" ucap rean mengeluarkan segala unek unek nya sambil marah

nesya dan aldo terkejut mereka baru pertama melihat rean marah dan berkata panjang lebar tapi semua yang di katakan rean benar mereka egois mereka memilih untuk berdua dan bermesrann tanpa tau kondisi yang terjadi kepada sahabatnya

nesya dan aldo diam tidak bisa berbicara apa apa lagi

" kenapa kalian diam bener kan yang di katakan aku" ucap rean sambil tersenyum mengejek

nesya yang mendengar kata kata rean tadi menangis ya ia salah ia telah mengorbankan persahabatan mereka demi cinta dan keogisan nya

aldo langsung memeluk nesya yang menangis

rean yang melihat itu hanya memutar bola mata nya malas kenapa mereka berdua bermesraan di hadapan Rean yang sedang kacau ini

"sebaik nya kalian berdua pergi sebelum aku meluapkan semua amarah ku" ucap rean menyuruh aldo dan nesya untuk pergi

"tapi_"

"PERGI" ucap Rean berteriak

akhirnya nesya dan aldo pergi dari kamarnya rean langsung menutup pintu dengan membanting dan menimbulkan suara yang sangat keras

tentu saja aldo dan nesya terkejut karena mereka tidak pernah melihat rean marah karna selama ini rean hanya diam dan tidak pernah marah

aldo dan nesya turun kebawah

saat mereka sudah dibawah terdengar suara bi ina memanggil mereka berdua

"non den tunggu" ucap bi ina

nesya dan aldo berhenti dan menengok ke belakang

"kenapa bi" ucap aldo sambil menaikan alis nya karena bingung apa yang akan di katakan bi ina

"non den tadi bibi denger ada suara pintu di tutup dengar kencang ya bibi khawatir den rean marah karna bibi gak pernah liat den rean marah yang terakhir kali den rean marah karna non dinda tidak memberi tahu kan kematian orang tua nya bibi takut kalau den rean marah akan melakukan sesuatu yang nekat non den" ucap bi ina terlihat jelas ke khawatiran akan rean

aldo dan nesya saling lirik lalu mereka berlari menuju kamar rean saat mereka ingin membuka pintu kamar rean ternyata pintu nya di kunci dari luar dengan terpaksa aldo mendobrak pintu kamar rean

mereka semua terkejut saat pintu kamar rean terbuka terlihat di sana rean pingsan dengan sebuah silet tergeletak du sisi rean

setelah melihat ke adaan rean ternyata rean baik baik saja ia cuman pingsang karena pernah trauma terhadap silet jadi dia tidak melanjutkan aksi bunuh dirinya dan hanya pingsan.