Akhirnya Claudia memutuskan untuk berbicara dengan Andre, sudah diduga dia pria culun, polos, kutu buku dan juga masih perjaka. Dia tidak tahu apapun tentang malam itu, dari rekaman cctv yang di ambil kemudian oleh ayahnya dia dan Andre bukan hanya satu dua kali melakukan hubungan seks tapi semalaman sampai pagi, bukan hanya minuman keras tapi mariyuana pun menjadikan mereka hilang kendali, akhirnya ayahnya tahu dan mengambil keputusan kepada Claudia menggugurkannya atau tetap melahirkan tapi dengan satu syarat putranya nanti tidak boleh menuntut apa-apa darinya dan melupakan semuanya.
Waktu itu dia masih muda dan menurut apa yang dikatakannya, satu hal kemudian dia dan Andre sudah menikah ! dan akhirnya mereka di cerai paksa oleh ayahnya, setelah akhirnya melahirkan putranya dengan normal tanpa operasi, dia sempat melihat putranya itu sebelum akhirnya pingsan.
Claudia sempat mengasuh Mario yang diberi nama olehnya sendiri, dan menatap putranya dan menyadari betapa tampannya dia, sebagian besar mirip dirinya dan lainnya mirip pria itu. Akhirnya Claudia harus berpisah sesuai perjanjian, dengan ayahnya mereka bersama naik mobil ke apartemen Andre dan menunggu di mobil sementara pengawal ayahnya masuk, tak lama mereka menyerahkan surat perjanjian dan mengatakan tak ada penolakan, Claudia sedang menggendong Mario ketika ayahnya mengambilnya, ada sedikit perlawanan sebelum akhirnya dengan berat hati melepasnya.
Beberapa waktu kemudian Claudia mendengar ayahnya membeli perusahaan milik Andre dan temannya, dia juga sudah mendengar kalau mereka menciptakan sebuah perangkat lunak komputer yang sangat cepat. Perusahaan itu diterima dan berkembang pesat mendapat untung besar.
Setiap saat ia selalu menyerap kabar tentang Andre, dia takut lelaki itu tidak membesarkan putranya dengan baik tapi sangat mengejutkan, setelah perusahaan di jual, Claudia mendengar Andre menyewa jasa baby sister dan setiap waktu luang selalu mengajaknya jalan-jalan, dia hanya melihat semua itu dari foto-foto yang dikirim kepadanya dari orang-orang suruhannya,
Tapi semuanya harus berjauhan ketika Andre lulus dengan sangat memuaskan dan kembali ke negerinya. Sejak saat itu Claudia mulai berubah sikap dan mulai terjun kedunia bisnis seperti ayahnya, Dimulai mengambil alih bisnis hotel milik keluarganya. Brand hotel ini sudah menyebar ke pelosok dunia, kemudian mendirikan perusahaannya sendiri dengan berbagai bidang bisnis. Dalam jangka waktu tak lama dia dinobatkan sebagai salah satu wanita terkaya dan juga berpengaruh di dunia. Hal ini selalu disandingkan peran ayahnya yang seorang pengusaha sukses tapi itu ditepisnya dan memperlihatkan kelihaian bisnisnya.
----------
Malamnya di rumah, Andre sudah menceritakan kepada ibunya tentang kedatangan ibunda Mario, menurut Sumarni itu tidak masalah toh, walaupun bagaiman dia tetap ibunya dan Mario tetap anak kandungnya juga, serta yang melahirkannya.
Mario bingung ketika di ajak papanya makan malam tapi dengan baju formal seperti ini, Andre menatap wajah tampan putranya dan dia tersenyum.
"Ini bukan makan malam biasa Mario ! kamu akan bertemu mamamu !" sambil menyetuh pundak Mario, Mario terdiam dia bukannya tidak merindukan sosok mamanya tapi baginya nenek dan papanya sudah cukup, dia tahu bahwa mamanya orang bule karena papanya Indonesia begitu pun neneknya, dia juga tidak mau tahu kenapa kedua orang tuanya berpisah.
"Iya pa !" jawab Mario pelan, Andre tahu perasaan putranya itu.
"Jangan khawatir mamamu hanya ingin tahu kamu saja kok !" dan Andre memeluknya. Mario membalas pelukan papanya dan mengangguk.
Mereka berdua tiba di hotel tempat makan malam di adakan dan masuk ke lobby dan bertanya tentang keluarga Moretti, keduanya di antar kelantai paling atas hotel tersebut, disana ada restoran eksklusif dengan nuansa pemandangan kota Jakarta dari lantai atas.
Rupanya bukan hanya Claudia tetapi juga Alfredo Moretti berusia 70 tahun, berambut keperakan bertubuh tegap beralis tebal, di sebelahnya berdiri perempuan cantik, anggun kali ini rambutnya di cepol dengan dress hitam yang cukup seksi dia adalah putrinya sekaligus mamanya Mario, Claudia Morreti yang tidak sabar menanti kedatangan putra yang selalu dirindukannya.
Ketika mereka datang Claudia menatap tak berkedip Mario tumbuh menjadi anak yang tampan sekali, tanpa sadar air matanya menetes dan tak membutuhkan waktu lama Claudia berlari serta memeluk Mario, Andre hanya diam, Mario agak terkejut tapi dia menyadari perasaannya tahu dia mamanya.
Claudia melepas pelukannya dan menatap Mario putranya, ia akhirnya sadar matanya yang berwarna coklat itu sama dengan Andre, rupanya kecerdasannya menurun kepada putranya itu, dia yakin hal itu.
"Hallo sayang, namaku Claudia mamamu !" Claudia memperkenalkan dirinya kepada Mario.
"Aku tahu mom !" jawab Mario. Claudia terkejut.
"Benarkah ?" Mario mengangguk. Claudia melirik ke arah Andre sedikit bingung.
"Apa kamu lupa sudah menyelipkan sebuah foto dibalik selimut bayi Mario !" Claudia tertegun, akhirnya dia sadar waktu itu ia takut Mario tidak mengenalinya dan menyelipkan foto itu.
"Kamu sendiri meminta nama Mario Moretti di balik foto itu kepadaku !" lanjut Andre. Claudia bangun dan berdiri sambil memeluk Mario.
"Terima kasih Andre !" Claudia menatap Andre.
"Sudahlah ! walau bagaimanapun dia anak ... kita !" jawab Andre dan Claudia tertegun dan mengangguk.
Akhirnya keduanya diperkenalkan Claudia kepada papanya, rupanya mau tidak mau harus mengakui walau bagaimanapun Mario tetaplah cucunya dan darah dagingnya dari putrinya tercinta Claudia, apapun tindakan di masa lalu untuk melindungi putrinya semata. Dia tak mengira Andre bisa mengurusnya dengan sangat baik, dia sudah mendapat info lebih tentang keduanya jadi sudah tahu semua.
Mereka makan malam dengan penuh gembira, Claudia memperlakukan Mario seperti anak kecil dengan menyuapi dan memotong daging. Tapi Mario tidak keberatan dan membiarkannya,
"Aku dengar kamu menolak menjadi pembicara di pertemuan antar ilmuwan sedunia !" ujar Alfredo tiba-tiba.
"Papa, kenapa bahas itu ? kan sudah janji tidak akan berbicara bisnis !" Claudia menatap papanya.
"Ini bukan bisnis Claudia ! papa hanya bertanya kepada orangnya saja !" jawab Alfredo, sementara Andre sudah tahu tentang hal itu.
"Tidak apa-apa Claudia ! baik sir aku jawab, pertama aku bukan ilmuwan ! aku seorang pengusaha seperti anda ! kalau anda mengaitkan dengan usahaku di bidang teknologi apa disebut ilmuwan ? kalau begitu anda juga, karena anda punya juga perusahaan yang sama ! jadi untuk apa aku menjelaskan kepada mereka ?" jelas Andre, Alfredo tersenyum dia tahu kecerdasan Andre.
"Oke aku terima pendapatmu ! nah bagaimana denganmu cucuku di sekolah apa baik-baik saja ?" Alfredo bertanya kepada cucunya itu.
"Baik-baik saja kok grandpa !" jawab Mario, Claudia tersenyum dan memeluk putranya dan menciumnya.
"Kamu rengking berapa di sekolah sayang ?" kali ini Claudia kepada putranya.
"Rengking satu mom !"
"Benarkah ? sampai sekarang !" Mario mengangguk.
"Bahkan dia sudah bisa bikin robot sendiri !" Andre menambahkan, Claudia dan Alfredo tertegun.
"Engga kok mom ada bantuan dari papa juga !" jawab Mario,
"Oh ya robot apa ?" tanya Claudia penasaran, tiba-tiba Mario menuju kantongnya dan mengeluarkan kucing mainan.
"Ini mom ! namanya Mint !" menunjuk kucing mainan sebesar kepalan tangan Mario.
"Hallo Mint ! kenalkan ini my mom dan itu kakekku !" kucing mainan itu bergerak seperti layaknya kucing sungguhan, walau ada mungkin akan menjadi kucing terkecil di dunia.
"Miaw ... hallo saya Mint !" jawab kucing robot itu seperti menatap Claudia, tentu saja dia terkejut.
"Ini kamu yang buat ?" tanya mamanya Claudia takjub, Mario mengangguk.
Bersambung ...