Beberapa hari kemudian saat libur sekolah usai dan pelajaran baru dimulai, Aldi menepati janjinya.
Pukul enam lewat sepuluh pagi, Aldi datang ke rumah nenek untuk menjemput Olive. Saat itu Olive baru saja mandi dan belum sempat sarapan. Mendengar bunyi suara motor Aldi, gadis itu berlari ke jendela untuk memastikan siapa yang datang, melihat pacarnya datang Olive segera berlari ke dalam kamar untuk menyisir rambut sepundaknya dan mengambil tas sekolahnya.
Ketika keluar dari kamar, gadis itu melihat pacarnya sudah masuk kedalam rumah dan menyapa neneknya.
"Selamat pagi, Nek" sapa pemuda itu sambil mencium tangan wanita yang ada didepannya.
Nenek sangat puas melihat kesopanan Aldi. Anak muda itu selalu sopan terhadap orang yang lebih tua, itu sebabnya nenek menyetujui pemuda itu berpacaran dengan cucunya.
"Pagi, mau mengantarkan Olive ke sekolah ya, sudah sarapan?" tanya wanita itu.
"Iya Nek, sudah" jawabnya.
"Pagi sekali datangnya" kata Olive sambil duduk di meja makan, dan langsung memakan sarapannya.
"Aku tidak mau kita terlambat, jam tujuh aku harus sudah sampai di mini market untuk menggantikan Doni" kata Aldi.
"Oh..." gadis itu menganggukkan kepalanya, sambil terus menghabiskan nasi telur buatan neneknya. Olive mengerti kalau dia sudah merepotkan Aldi, karena itu dia tidak ingin membuat pacarnya sampai terlambat datang ke tempat kerjanya.
Karena memakai rok, Olive duduk menyamping saat dibonceng, tapi itu tidak mengurangi rasa bahagia gadis tersebut. Tangan kanannya berpegangan pada perut Aldi sementara tangan kirinya dia letakkan di atas rok, sesekali tangan kirinya membenahi rambut yang berantakan ditiup angin selama perjalanan, terkadang rambutnya menusuk mata atau masuk mulut dan hidung membuanya merasa geli.
"Aduh aku lupa pakai helm, kalau tahu begini seharusnya aku mengikat rambutku tadi" keluh Olive di dalam hati.
Jam tujuh lebih tiga puluh menit mereka sampai di SMA negri, di depan sekolah sudah banyak siswa yang berdatangan salah satunya adalah Desi teman sebangku Olive. Desi adalah seorang gadis kurus berpostur tubuh agak pendek, rambutnya yang ikal dia ikat rapi keatas. Ketika Olive turun dari sepeda motor, Desi memandangi mereka dengan iri, itu karena sampai sekarang Desi yang memiliki tubuh mungil itu masih belum memiliki pacar.
Olive mendekat kearah Aldi setelah turun dari sepeda motor untuk mengambil tas sekolah yang diletakkan oleh Aldi di depan. Aldi memberikan tasnya ke Olive. Melihat rambut pacarnya yang berantakan seperti singa dia tertawa, sedangkan gadis yang sedang ditertawai cemberut sambil merapikan rambutnya dikaca spion.
"Maaf aku lupa membawa helm satu lagi tadi" kata pemuda itu. Dengan cekatan tangannya merapikan rambut Olive yang berantakan, sambil menyelipkan rambut yang terakhir kebelakang telinga Olive Aldi berkata
"Belajar yang benar ya, jangan suka bolos lagi" Aldi tersenyum lembut.
"Iya.. aku janji " jawab Olive. Setelah melambaikan tangan pada pacarnya, gadis itu pun pergi memasuki gerbang sekolah. Di depan gerbang Olive bertemu Desi yang masih menunggunya dengan bibir cemberut. Melihat bibir teman sebangkunya yang maju, Olive tertawa.
"Kenapa, iri ya?"
"Enak aja, enggak. Suatu hari nanti aku bakalan dapat pacar yang lebih tampan dari pada pacarmu" kata Desi.
Sambil merangkul temannya dan berjalan ke sekolah dia berkata "Iya iya cantik, aku yakin kamu pasti bisa" " Yang semangat dong"
"Entahlah, setelah melihatmu tadi aku tiba-tiba jadi tidak semangat, aku mau pulang aja ah" kata Desi lemas. Mendengar hal itu membuat Olive jadi tertawa terbahak bahak.
"Woah siapa tuh, supir baru ya?" Rendy tiba tiba muncul di belakang mereka. Rendy adalah anak laki-laki yang duduk di depan bangku Olive dan Desi. Rambut lurusnya di potong pendek dan tubuhnya tinggi, ada bekas tindikan di telinga kirinya. Setelah mendapatkan hukuman dari guru BP dia terpaksa harus melepas anting antingnya, tapi lubang tindikannya masih terlihat jelas.
"Sembarangan" Olive marah "Dia itu pacarku tau!"
"O ya? ganteng juga.."
"Oh iya dong, pacar Olive harus ganteng" gadis itu bangga.
"Halah... gantengan juga aku, ya kan Des?" kata Rendy
"Enggak!" jawab Desi singkat. Mendengar jawaban Desi membuat Rendy kecewa.
"Jahat jamu Des" kata Rendy muram. Tono teman sebangku Rendy yang baru datang jadi tertawa melihatnya.
"Hei kau penghianat" tunjuknya pada Tono "Kau juga berfikir aku jelek ya?". Rendy mengejarnya, Tono berlari melihat Rendy yang semakin mendekat.
Dikelas Olive dan Desi duduk di barisan tengah, sedangkan Rendy dan Tono duduk satu bangku di depannya. Sambil menunggu guru datang mereka mengobrol sebentar.
" Selama liburan kemarin, kalian pergi ke mana saja?" tanya Desi.
"Aku pergi ke surabaya mengunjungi kerabat, sekalian pergi ke water boom" jawab Rendy.
"Wah seru banget.. , coba aku bisa kesana" kata Tono "Liburanku harus bantuin bapak ke sawah"
"Aku juga enggak kemana mana, di rumah aja" kata Olive.
Rendy duduk dibangku menghadap kebelakang
" Tumben selama liburan kamu enggak keluar, habis bertapa ya? masa jalan sama pacar juga enggak"
"Emang enggak kok, gara gara nilai raporku merah semua aku jadi dihukum enggak boleh kemana mana, sepeda motorku juga disita" jawab Olive sambil cemberut.
"Oh.. pantes kamu dianterin supir baru" kata Rendy.
Olive yang mendengar itu jadi kesal lagi "Sudah kubilang pacar" Olive mencoba memukul Rendy tapi meleset. Rendy malah tertawa melihatnya.
"Ini semua gara gara kamu ngajakin aku keluyuran terus" protes Olive.
"Yee.. malah nyalahin orang, buktinya nilaiku baik baik saja tuh"
"Iya nilai Rendy malah naik, dia masuk sepuluh besar loh" kata Tono.
Olive kaget mendengar perkataan Tono, Rendy biasanya ada di peringkat 20 besar bagaimana bisa sekarang naik sebanyak itu.
"Sialan, nilaiku turun malah nilaimu yang naik" gerutu Olive sambil mukulin Rendy. Sementara Rendy hanya bisa pasrah menerima pukulan sambil teriak kesakitan.
Olive menepati janjinya untuk berhenti bermalas malasan dan belajar dengan serius. Terbukti dengan nilai ulangan hariannya yang semakin membaik. Olive juga sudah berhenti keluyuran bersama dengan teman temannya, mungkin karena dia sudah tidak lagi sepeda motor yang biasanya dia gunakan untuk kelayapan.
Setiap hari libur kerja, Aldi selalu datang mengunjungi rumah neneknya Olive, bukan untuk mengajak pacarnya kencan tapi untuk menemaninya belajar.
Olive sangat lemah dalam pelajaran matematika, untuk itulah Aldi datang setiap minggu. Dengan sabar pemuda itu mengajari Olive, perlahan lahan sampai dia mengerti. Terkadang ada saatnya Olive merasa otaknya panas hingga seperti terbakar, dan tidak sanggup untuk belajar lagi, pada saat seperti itu Aldi akan membawakan bakso, eskrim, atau coklat, atau makanan kesukaan Olive yang lain untuk memberi dia semangat. Bahkan terkadang Aldi juga membawakannya bunga.
Semangat Olive kembali setelah melihat ketulusan pacarnya dalam merawatnya sehingga dia belajar lebih sungguh sungguh.