Chereads / sahabatku semangat hidupku / Chapter 3 - ujian nasional

Chapter 3 - ujian nasional

Ikut bimbingan belajar harus dilakukan Olive setiap hari untuk menghadapi ujian nasional yang akan segera datang.

Belajar sendiri tidak cukup, bahkan dengan bantuan dari Aldi sekali pun, remaja itu merasa masih tidak cukup untuk mengejar ketertinggalan nilainya dari Rendy. Bahkan nilai Tono dan Desi saja tidak seburuk nilai nilai Olive.

"Bisa bisanya anak sialan itu menaikkan nilainya setelah menyeretku turun" begitu gerutu Olive setiap kali.

"Kalau si jangkung itu bisa masuk ke peringkat sepuluh besar, maka aku pasti bisa lebih baik dari itu" katanya.

Olive bertekad untuk belajar dengan keras sehingga bisa mengalahkan temannya Rendy, lalu mempermalukannya. Meskipun niat belajarnya tidak baik tapi ternyata itu efektif untuk menaikkan semangat juangnya.

Olive tengah mengerjakan latihan soal kala itu, saat tiba-tiba ponselnya berdering. Pada layar ponsel tertulis nama Tono.

"Tono? si bocah ber kacamata itu? tumben amat dia menelfonku" kata Olive sebelum mengangkat telfon.

Sebuah suara muncul begitu dia memencet tombol ponsel.

"Liv, di mana kamu malam minggu begini? aku enggak lagi mengganggu waktu kencan kalian kan?" ternyata yang terdengar malah suaranya Rendy.

Olive sekali lagi memeriksa layar ponsel untuk memastikan, itu memang nama Tono yang muncul.

"Enggak, aku lagi dirumah kok" jawab olive malas.

Olive juga menyesalkan hal itu, kalau pada hari biasa malam minggu begini pasti dia sedang jalan-jalan bareng pacarnya, makan berdua, atau pergi nonton. Tapi sudah tiga bulan ini dia hanya menghabiskan waktunya dirumah saja untuk belajar, sesekalinya dia keluar rumah itu pun cuma untuk ke sekolah, ikut bimbingan belajar atau pergi ke toko buku buat mencari buku latihan soal UN.

"Dari pada malam minggu bosan di rumah aja, keluar yuk! aku sama Tono lagi main game online nih di tempat yang biasa. Ada game baru loh, lagi viral nih, seru banget" Rendy sangat bersemangat.

"Nih anak, ujian nasional tinggal seminggu lagi, tapi dia malah asik main game online" fikir Olive.

"Enggak mau, aku mau belajar aja"

"Belajar?" Rendy diam sesaat "Kau dengar Ton?, Olive bilang dia mau belajar, apa kau percaya?"

"Apa maksudmu kau tidak percaya?" Olive kesal

"Memangnya aku tidak tahu apa yang sedang kau rencanakan?"

Rendy bingung, "Memang apa yang sedang ku rencanakan?" tangannya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Kau pasti tidak mau aku mengalahkan nilai nilaimu kan, mangkanya kamu mengganggu waktu belajarku" tangannya menggenggam pensil dengan erat.

Rendy: ...??

"Ton, kamu dengar aku? tinggalkan bocah sedeng ini dan pulanglah" Olive setengah berteriak "UN sebentar lagi jadi sebaiknya kamu belajar, jangan ngikutin orang stress ini. Kalau dia memang enggak ingin lulus sudah biarkan saja, kamu jangan ikutan, cepat pulang!"

Di Game center, Tono berfikir sebentar setelah mendapat ceramah dari Olive. Saat itu Tono sedang berdiri di dekat Rendy jadi dia dengar semua yang di katakan Olive.

Pemuda berkaca mata itu menggaruk hidungnya, lalu memperbaiki posisi kaca matanya.

"Kayaknya apa yang di katakan Olive itu benar, Ren ayo kita pulang sekarang aku harus belajar"

"Alah.. belajar bisa nanti aja, cuma main game di akhir pekan apa salahnya sih? biar kita enggak stress karena belajar terus menerus" jawab Rendy.

Tapi temannya Tono tidak mau mendengarkan dan masih berkeras mau pulang.

"Gara gara kamu nih Liv, teman mainku jadi pergi kan.." kata Rendy sambil menutup telfon.

"Bodo amat" fikir Olive, lalu meneruskan belajarnya.

Beberapa saat kemudian terdengar suara sepeda motor yang berhenti di depan rumah. Olive sangat mengenali suara bunyi mesinnya, sehingga tanpa menengok pun gadis itu tahu siapa yang datang. Siapa lagi kalau bukan Aldi?!

Akhir-akhir ini Aldy terlalu sering datang. Rumah mereka memang dekat, tidak perlu naik kendaraan bila mau apel, cukup jalan kaki sebentar saja sudah sampai. Pacar lima langkah, sepertinya kata yang tepat untuk menggambarkannya.

Aldi tahu Olive sedang belajar dan dia mendukung hal itu, karenanya remaja itu tidak pernah menuntut pacarnya untuk datang menemuinya atau harus jalan bersamanya. Sebagai gantinya dia yang datang ke rumah Olive untuk menemuinya.

Normalnya dia akan langsung pulang ke rumah di sore hari setelah bekerja seharian, setelah mandi dan beristirahat untuk menghilangkan rasa capek baru Aldi akan datang mengunjungi Olive. Terkadang bila tubuhnya dirasa terlalu lelah Aldi hanya akan tidur dirumah saja, tapi akhir-akhir ini Aldi akan berhenti di depan rumah Olive dulu sepulang dari tempat kerja, hanya untuk sekedar melihat wajah Olive sebentar baru setelah itu Aldi akan pulang.

Di malam hari Aldi akan datang kembali untuk menemui Olive seperti yang dilakukannya saat ini. Sikapnya ini sering kali membuat Olive bingung dan bertanya tanya, apakah pacarnya serindu itu padanya hingga dia harus datang sesering ini?.

Olive menyadari bahwa akhir-akhir ini dia tidak pernah punya waktu untuk pacarnya sehingga dia sedikit merasa bersalah, tapi demi rencana masa depan mereka hal ini harus dilakukan.

Aldi masuk kedalam rumah dan melihat Olive sedang belajar diruang tamu. Setelah menyapa kakek dan nenek yang sedang menonton televisi diruang keluarga, Aldi kemudian duduk disamping Olive.

Aldi menyerahkan bungkusan plastik yang dibawanya pada Olive "Aku bawakan jeruk untukmu biar lebih semangat belajar" katanya

"Terimakasih" gadis itu tersenyum manis "Kupasin ya"

Tanpa protes pemuda itu langsung mengupas satu buah jeruk, lalu menyuapkannya satu persatu. Setelah itu Aldi tidak berbicara lagi yang dia lakukan hanya duduk diam sambil memperhatikan pacarnya belajar.

Olive merasa sikap pacarnya agak aneh belakangan ini, tapi dia tidak mengatakan apa-apa tentang hal itu. Olive berfikir mungkin ini karena pacarnya kuatir pada keadaannya, mungkin pacarnya cuma takut kalau dia terlalu stress pada beban belajar yang terlalu berat menjelang ujian akhir, jadi dia agak protective. Gadis itu berfikir pasti keadaannya akan kembali normal setelah dia lulus ujian.

Olive berusaha untuk memaklumi sikap aneh pacarnya, tapi entah mengapa semakin hari sikap Aldi jadi semakin aneh. Seperti yang terjadi dihari hari akhir ujian.

Saat itu hari sudah malam dan Olive masih belajar. Tiba-tiba Aldi menelfon dan mengatakan kalau dia sedang menunggu Olive didepan rumah. Olive keluar ke halaman rumah untuk menemui Aldi, gadis itu menanyakan kenapa pacarnya tiba-tiba menemuinya dilarut malam seperti ini? dan pacarnya mengatakan kalau dia ingin mengajak Olive jalan-jalan sebentar.

"Jalan-jalan ditengah malam seperti ini? yang benar saja aku enggak mau ah, ini sudah terlalu malam aku sudah ngantuk mau tidur, aku enggak mau bangun kesiangan besok. Kamu juga harusnya sudah tidur sekarang" Olive menolak ajakan Aldi.

"Enggak papa, sebentar saja... " bujuk Aldi.

"Jangan sekarang sayang, ini sudah terlalu malam. Apa nanti kata orang?" Olive tetap menolak, hingga akhirnya Aldi menyerah dan memutuskan untuk pulang.