Hari ini, malam prom night akan diselenggarakan. Adel sangat gugup malam ini. Acara formal telah selesai diselenggarakan pagi hari dan disusul dengan acara non formal di malam hari. Sepertinya Adel kali ini sangat berlebihan, mengingat ini bukan kali pertamanya ikut menjadi pengisi acara tahunan.
Hari ini Adel tampil dengan dress berwarna putih tanpa lengan dan wajahnya dipoles dengan make up natural seperti biasanya.
Dibelakang panggung, Adel tak berhenti meremas jari-jemarinya. Tangan Baron terulur untuk meraih jemari Adel dan menggenggam jemari Adel untuk mencoba memberikan sedikit ketenangan. Sepertinya Baron mengetahui bahwa Adel sedang gugup dengan semua ini terutama dengan acara ini. Baron beranjak pergi menjauhi Adel untuk mengambilkan segelas air putih. Siapa tau itu bisa mengurangi rasa gugup Adel. Baron mengulurkan segelas air putih yang ada dalam genggaman tangannya kepada Adel dan langsung diminum tanpa meninggalkan sisa.
"Ron, gue boleh minta sesuatu dari lo nggak?" Tanya Adel saat melihat Baron yang baru saja duduk disampingnya setelah mengambilkan segelas air putih dari panitia.
Baron memalingkan wajah menatap Adel dan tersenyum, "apaan itu? Selama gue bisa menurutinya. Gue akan lakukan."
Adel menatap mata Baron dengan ragu, "beneran? Sebenarnya gue ingin meluk lo. Apa boleh?" Mata Adel berbinar Baron jadi tak tega untuk menolaknya.
Tapi tentu saja Baron tidak akan menolak kesempatan untuk di peluk oleh pujaan hatinya.
Baron tertawa pelan, "Lo nggak perlu minta izin untuk hal semacam itu. Gue dengan senang hati akan menurutinya. Tenang Del, gue yakin lo pasti bisa buat tampil dengan baik. Inget, ada gue disini. Lo jangan khawatir. Relax okey?" Ucap Baron sambil merengkuh tubuh Adel dalam pelukannya.
Adel mencari posisi nyaman diantara dada bidang Baron, "terimakasih Ron. Gue beruntung bisa bertemu sama lo. Gue nggak bisa bayangin, kalo lo nggak hadir dalam hidup gue. Bisa gue pastiin, gue pasti udah ada di rumah sakit jiwa."
Baron ingin mengurai pelukannya karena mereka telah menjadi tontonan para pengisi acara di Backstage. Namun Adel makin mempererat pelukannya.
"Iya iya. Btw, udah dong. Gue takut ada yang salah sangka sama gue. Nanti kalo gue dikira jadi orang ketiga dalam hubungan lo gimana? Terus ada gosip macem-macem. Terus fans gue berkurang gimana, lo mau tanggung jawab?"
Adel tertawa namun bukannya dia melepaskan pelukan itu tapi ia semakin mengeratkan pelukan mereka, "biarin kayak gini sebentar lagi. Akhir-akhir ini gue lagi butuh sandaran. Tempat buat curhat tentang masalah, keluh kesah gue dan orang yang bisa gue percaya cuman lo doang. Tanpa semua orang tahu sebenernya gue terlalu lemah untuk memikul semua hal ini sendirian. Tapi gue sembunyiin itu. Btw, tumben lo peduli sama pemikiran orang?"
Baron mendengus sebal, "iya. Terserah lo deh. Pokoknya kalo lo butuh apa-apa lo cerita sama gue. Gue siap 24 jam buat dengerin curhatan lo. Kenapa lo jadi parno gini sih? Kan ini bukan kali pertama lo ngisi acara beginian. Harusnya yang gugup tuh gue, kan ini kali pertama gue tampil beginian."
Adel menggelengkan kepalanya tanda tak paham, "gue nggak ngerti. Kenapa gue gugup banget ya? Padahal ini bukan pertama kali gue tampil di acara kaya gini."
Baron menggangguk paham, "lo gugup soalnya nggak ada Bagas, iyakan? Setahun yang lalu, yang ada diposisi gue sekarang ini kan Bagas. Bagas yang support dan nemenin lo sampe lo tampil. Dan sekarang udah nggak ada Bagas. Makanya lo butuh gue. Iya kan?"
Seketika Adel mengurai pelukannya dan menatap garang kearah Baron, "enggak! Apaan sih! Jangan bahas dia, gue nggak mau ngerusak acara ini. Jangan kaya gitu napa. Kok kesannya gue ke lo cuma pas butuh doang. Nggak enak aja dengernya."
Baron kembali menarik Adel ke dalam pelukannya, "iya iya. Sorry, gue nggak bermaksud buat ngingetin lo sama dia. Sekarang disini ada gue, jangan pikirin hal lain dan gue percaya lo pasti bisa."
Adel menepuk punggung Baron beberapa kali, "nggak papa. Gue harus bisa menghadapi apapun yang ada didepan gue kan? Lo percaya gue bisa kan? Lo bakal selalu ada di samping gue kan Ron?"
Baron mengangguk dengan sangat yakin. Adel menguraikan pelukan itu dan menghirup napas dalam-dalam, "oke, gue siap." ucap Adel dengan senyum merekah di wajahnya.
Baron tersenyum melihat wajah sumringah Adel, "gitu dong. Itu baru Adel yang gue kenal. Yaudah bentar lagi lo perform. Semangat ya!" Ucap Baron sambil mengecup singkat puncak kepala Adel. Tubuh Adel menegang seketika dan Baron terkekeh melihat respon tubuh Adel yang sangat polos.
Beberapa dari pengisi acara prom night mulai berbisik-bisik, mungkin membicarakan hal yang telah Baron lakukan kepada Adel. Baron mah orangnya bodoh amat sama pemikiran orang.
"Apaan sih pake cium-cium segala!" Teriak Adel sambil memegang bekas kecupan dari Baron.
Tawa Baron menggelegar memecahkan keheningan backstage, "itu bukan ciuman sembarangan loh. Itu ciuman keberuntungan dan lo beruntung karena udah dapet ciuman itu dari gue. Sekarang bisa gue pastiin kalo lo akan baik-baik aja. Percaya deh sama gue."
Adel menatap Baron dengan tatapan malas, "hoax sekali. Percaya sama lo tuh bawaannya jadi musyrik. Yaudah bye. Nama gue udah dipanggil tuh. Gue mau siap-siap dulu."
Baron tersenyum sambil melambaikan tangan kearah Adel, "goodluck my girl" Adel hanya menjawab dengan acungan jari tengah ke arah Baron.
Adel telah bersiap di belakang panggung, "Kita sambut Adellia Puspita sebagai perwakilan dari kelas 11 ipa 4." Suara MC menginterupsikan Adel untuk segera naik ke atas panggung. Adel berjalan dengan santai menuju panggung yang berada di tengah lapangan basket milik sekolah. Adel melangkahkan kakinya menuju bibir panggung. Panggung yang awalnya gelap menjadi sangat terang.
Dari atas sini, Adel bisa melihat seluruh raut wajah kakak kelasnya yang dipenuhi oleh rasa kebahagiaan dan kesedihan. Mungkin, mereka masih belum rela untuk berpisah dengan teman-temannya dan semuanya yang dulu pernah ada atau berpisah dengan kenangan yang tak akan mereka lupakan hingga tua nanti.
Adel meraih microphone yang telah tersedia diatas panggung, "halo kakak-kakak. Gimana kabarnya? Baik semua kan? Semoga selalu baik hingga kapanpun. Perkenalkan nama gue Adellia Puspita. Mungkin beberapa dari kalian udah kenal siapa gue, secara gue kan terkenal gitu. Hari ini, gue bakal nyanyiin lagu yang mungkin bisa dibilang mellow dan kalian pasti tau ini lagu apa. Yang tau lagunya, boleh ikutan nyanyi ya!" Seluruh kakak kelasnya meng-iyakan penyataan Adel dengan serempak.
'Dan ku pernah jadi yang tersayang
Ku pernah jadi yang paling kau cinta
Mungkin kau lupa
Dan disaat sang penggoda datang
Kau biarkan dia hancurkan istanaku,
Ternyata kau lupa aku ratumu' -Sang Penggoda-