Chereads / Start Point / Chapter 12 - Interlude 02 : Kesatria, Pemanah dan Penyihir

Chapter 12 - Interlude 02 : Kesatria, Pemanah dan Penyihir

Mari kita putar mundur waktu ke lima belas menit yang lalu.

Brak!

Tubuh Zaki terhempas hingga menabrak sebuah pohon sesaat setelah perisainya dan Dark Sphere milik Andromeda beradu satu sama lain.

"Khh- hah... hah..."

"Zaki!"

Cyra menembakkan anak-anak panahnya ke arah Andromeda sembari melompat mundur mendekati Zaki.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Cyra.

Bertumpu pada pedangnya, Zaki kembali bangun dan mengatur napasnya.

"Iya, selagi aku tidak bersentuhan langsung dengan skill itu, aku baik-baik saja.

Apalagi kelasku adalah Knight."

Ya, Zaki sama sekali tidak perlu mengkhawatirkan pertahanannya. Karena dibandingkan kelas lainnya, Knight lah yang memiliki status Strenght dan Defense tertinggi.

Zaki lebih mengkhawatirkan kondisi mereka yang semakin diujung tanduk. Sejak tadi, tak ada satupun serangan mereka yang berhasil mengenai Andromeda. Tiap serangan, tanpa terkecuali, berhasil dihalau dengan menggunakkan Dark Sphere.

Benda apapun yang mengenai Dark Sphere akan lenyap seakan ditelan ke dalam kehampaan. Fire ball maupun Triple Wind Arrow milik Zaki dan Cyra bukanlah tandingannya. Dan bila skill itu menyentuh perisai ataupun senjata melee lainnya, mereka akan terhempas terdorong angin saat Dark Sphere meletup.

Ditambah lagi, Andromeda sejak awal pertarungan terus menerus mengisi ulang Mana-nya dengan Mana Potion sedangkan Cyra dan Zaki akan semakin kehabisan mana mereka sepanjang pertarungan.

"Kalau begini terus, kita bisa kalah." Ujar Cyra sambil menghitung sisa anak panah yang ada di Quiver-nya.

"Benar, tak ada satupun dari kita yang menduga ini akan terjadi. Entah masih berapa banyak lagi Mana Potion yang dia milikki."

Cyra menengok ke arah sebuah dahan pohon. Di dahan pohon itu, sebelumnya ada Anastasia yang sedang bertarung melawan rekan mereka, Ramdhan.

Namun saat ini, itu hanyalah dahan kosong.

Cyra sama sekali tidak tahu apa yang terjadi sehingga membuat Ramdhan lari saat bertarung melawan Anastasia, namun ia mendapat sedikit firasat buruk saat memikirkan itu.

"Kau mengkhawatirkannya?"

"Sedikit, kau sendiri? Apa kau sama sekali tidak mengkhawatirkan temanmu?"

Yang Cyra khawatirkan adalah kekalahan Ramdhan. Bila Ramdhan kalah, maka kekalahannya juga sudah dipastikan.

Dan itu adalah hal yang paling tidak ia inginkan.

"Tenang saja, bila itu Ramdhan, aku yakin ia dapat menanganinya sendiri."

Cyra terkejut melihat betapa optimisnya Zaki di situasi seperti ini. Dia tidak berbohong maupun menghibur Cyra dengan mengatakan omong kosong. Dia benar-benar percaya atas kemampuan Ramdhan.

"Um, jadi... apa kau punya rencana untuk mengalahkan penyihir itu?" Tanya Zaki.

"Rencana...

Aku mungkin punya. Tapi apa kau yakin?" Cyra menatap Zaki penuh keraguan. Karena suatu alasan, dia terlihat kurang yakin atas rencananya.

"Apa maksudmu?"

"Rencana ini mungkin bisa membuatmu kalah."

Zaki terdiam sejenak lalu menengok ke arah Andromeda. Dia menelan ludahnya lalu kembali menoleh ke arah Cyra.

"Tak apa, jelaskan rencanamu..."

△▼△▼△▼△

"Apa kalian sudah selesai mengobrol? Kalau begitu sekarang giliranku!"

Dengan cepat, sebuah Dark Sphere melesat ke arah mereka berdua. Kecepatannya berbeda dari yang biasanya, dengan kata lain, Andromeda saat ini sedang mengendalikannya.

Menyadari serangan itu, Cyra dan Zaki langsung menghindar dengan cara melompat ke dua arah yang berlawanan. Dark Sphere yang dihindari itupun menabrak sebuah pohon hingga menumbangkannya.

Sejauh yang Cyra ketahui, Andromeda hanya bisa mengendalikan salah satu dari sekian banyak Dark Sphere yang ia keluarkan.

Meskipun begitu, Cyra tetap berjaga-jaga apabila Andromeda dapat mengendalikan dua Dark Sphere atau lebih.

"Open the seal : Triple Wind Arrow!"

Cyra melompat mundur lalu menembakkan Skill itu ke arah Andromeda. Sementara itu, Zaki dengan sekuat tenaga berlari untuk menyerang Andromeda.

"Percuma saja!" Andromeda meneguk sebuah Mana Potion lalu mengeluarkan dua Dark Sphere sekaligus—satu ia tembakkan ke arah anak panah Cyra sedangkan satu lagi ke arah Zaki.

"Ck—!"

Saat sudah berdekatan dengan Dark Sphere, Zaki langsung merosot meluncur di bawah Dark Sphere. Setelah itu, ia dengan cepat kembali bangun lalu mengayunkan pedangnya ke arah Andromeda.

"Sudah kuduga!"

Bledar!

Sebuah ledakan terjadi di tanah yang dipijak Zaki. Ledakan itu menyisakan sebuah lubang yang akhirnya merusak keseimbangan Zaki. Akibatnya, serangannya meleset dari sasaran.

"Kh— Dark Sphere yang tadi!"

Sesaat setelah Zaki menghindar, Andromeda langsung mengambil kendali dari Dark Sphere tersebut lalu meluncurkannya ke arah tanah yang dipijak Zaki. Dengan begitu Zaki akan kehilangan keseimbangannya dan serangannya pun meleset.

Memanfaatkan momen itu, Andromeda terus menerus menyerang Zaki dengan menggunakkan tongkat sihirnya.

Tak ada ampun dan tak henti-henti. Zaki bahkan tak sempat melindungi dirinya dengan menggunakkan perisanya karena Andromeda yang terus menyerang tangan kirinya—tempat di mana ia menggunakkan perisainya—setiap dua serangan sekali.

Meskipun damage yang diterima Zaki tidak seberapa, namun tetap saja berbahaya bila situasinya terus seperti ini.

"Kalau begitu...!"

Zaki langsung mengayunkan kepalanya ke kepala Andromeda hingga kedua kepala mereka bertubrukan. Tak berhenti, meskipun kepalanya terasa pusing dan penghilatannya sedikit kabur, Zaki langsung memukul tubuh Andromeda dengan menggunakkan perisainya hingga membuatnya terdorong beberapa meter dari Zaki.

"Open the Seal : Dark Sphere! Lalu, Light Heal!" Dengan tubuhnya yang kembali pulih setelah serangan tadi, Andromeda langsung menembakkan tiga buah Dark Sphere ke arah Zaki.

"Open the seal: Fire Element – Fire Ball!" Bola kristal di perisai Zaki menembakkan sebuah bola api yang berukuran hampir sama dengan ukuran tubuh manusia.

Meskipun begitu, bola api itu hanya berhasil mengenai dua dari tiga Dark Sphere yang melesat ke arahnya.

Disaat Zaki hendak menghindari satu Dark Sphere yang tersisa, kaki kanannya tak sengaja masuk kembali ke dalam lubang yang tercipta dari serangan sebelumnya.

"Gawat—!"

Sontak, Zaki dengan refleknya menebas Dark Sphere tersebut. Akibatnya, ia terpental saat terkena daya letupan dari skill itu.

"Jangan lupakan aku!"

Cyra muncul di belakang Andromeda. Di tangan kirinya, terdapat sebuah anak panah beracun. Dia genggam erat-erat anak panah tersebut lalu dengan cepat menusukkannya di pundak Andromeda.

"Khhakk!"

Andromeda langsung berbalik sambil mengayunkan tongkatnya, namun Cyra yang jauh lebih cepat dan gesit dibanding dirinya bisa dengan mudah menghindari serangannya.

Kelas Archer mungkin petarung jarak jauh, namun bukan berarti mereka tak bisa bertarung jarak dekat. Dengan kegesitan dan kelincahannya, Archer dapat menyerang lawannya dengan cepat juga akurat.

Cyra melanjutkan serangannya dengan mengayunkan tendangan ke arah Andromeda, tendangan itu lalu ia lanjutkan dengan tendangan kedua menggunakkan kaki kirinya. Setelah kedua tendangan tersebut, kedua kakinya mendarat dengan lembut bagai kapas yang ditiup angin.

Tak berhenti sampai disitu, Cyra langsung melompat mundur sambil menembakkan dua anak panah ke arah Andromeda. Kedua anak panah itupun berhasil mengenai pundak dan paha kanannya.

"Khu—!"

Disaat Andromeda hendak mencabut anak panah tersebut dari pundaknya, Cyra sudah muncul kembali di hadapannya.

"Jangan meremehkanku!

Open the Seal : Dark Sphere!" Andromeda menodongkan tongkat sihirnya tepat ke arah Cyra lalu menembakkan Dark Sphere tepat di hadapannya.

"Sial—!"

Bledar!

Mereka berdua terpental ke dua arah yang berlawanan. Dalam jarak sedekat itu, bukan hanya Cyra, bahkan Andromeda sendiri bisa terkena dampak dari serangannya.

Asap tebal akibat ledakan skill itu memenuhi udara.

"Sungguh nekat...." Zaki hanya bisa membeku.

Apa yang dilakukan oleh Andromeda benar-benar ceroboh dan nekat. Tapi bukan berarti yang dia lakukan itu percuma.

Serangan tadi pastinya cukup fatal untuk melukai Cyra. Di sisi lain, Andromeda bisa memulihkan dirinya sendiri dengan menggunakkan skill Light Heal miliknya.

Dia tak perlu khawatir atas keselamatannya sendiri.

Di tengah asap yang tebal, sosoknya berdiri tegak. Luka di sekujur tubuhnya akibat serangannya sudah lenyap tanpa sisa. Dengan santainya, ia berjalan menghampiri sebuah tubuh yang terkapar lemas di tanah.

Tubuh itu masih tak sadarkan diri akibat serangan yang mengenainya. Takkan butuh waktu lama sampai ia kembali bangun.

Namun saat ia membuka kelopak matanya....

"Open the Seal : Dark Sphere—"

Set!

Andromeda langsung melompat mundur menghindari pedang yang dilemparkan ke arahnya.

"Kau kira semudah itu?!"

Saat ia melompat mundur, Zaki sudah menunggu kehadirannya. Zaki mengayunkan perisainya dan mengenai perut Andromeda. Lalu, Zaki mengambil pedang keduanya dari inventory-nya dan hendak menebas Andromeda.

"Open the Seal : Fire Element - Fire—"

"Takkan kubiarkan!"

Andromeda mengayunkan tongkatnya terlebih dahulu dan berhasil mengenai kepala Zaki sehingga pelafalan mantranya gagal. Dia lalu dengan cekatannya mengayunkan kembali tongkatnya dan memukul punggung Zaki hingga membuatnya terjatuh terkapar di tanah.

"Open the Seal : Dark Sphere!" Andromeda langsung menembakkan skill tersebut ke arah Zaki yang ada di tanah, namun, Zaki sudah menduga serangan itu dan menghindar dengan cara menggelinding di tanah lalu melompat untuk bangun.

Di lompatan tersebut, Zaki sekali lagi melemparkan pedangnya ke arah Andromeda. Lemparan pedang yang jauh lebih cepat dan kuat dari sebelumnya tersebut berhasil menggores tangan kanan Andromeda cukup dalam hingga tongkat sihirnya terlepas dari genggaman tangannya.

Zaki menengok ke belakang. Sesuai dugaannya, pedang pertama yang ia lempar masih menancap di tanah.

"Lucky!"

Zaki langsung mencabut pedang tersebut dan kembali berlari ke arah Andromeda.

"Kh..—!"

Melihat Zaki yang dengan cepat berlari ke arahnya, Andromeda menendang tongkatnya dan menangkapnya dengan tangan kirinya.

Tapi Zaki lebih cepat, dia menepis tangan kiri Andromeda dengan perisainya lalu menusuk perut Andromeda dengan pedangnya. Pedangnya pun berhasil melubangi perut Andromeda.

"Sudah berakhir! Sebaiknya kau tidak melakukan perlawanan yang tidak berarti. Atau kau ingin Donat ini kurusak?" Sambil melakukan ancaman, Zaki mendorong pedangnya lebih dalam lagi ke dalam perut Andromeda.

"Khh..... Ya, sebaiknya kau tetap seperti ini. Seperti ini." Sambil menahan rasa sakit, Andromeda mencengkram tangan Zaki dan menyeringai penuh percaya diri di hadapannya.

Zaki terkejut atas tindakannya. Normalnya, orang akan berusaha untuk mencabut keluar pedang tersebut dari tubuhnya, namun yang dilakukan Andromeda malah menahannya.

"Apa yang kau....

Tunggu, jangan-jangan—"

Zaki menengok ke bawah.

Benar saja, Dark Sphere yang ditembakkan tadi masih berada di tanah. Lebih tepatnya, berada di bawah Zaki.

Zaki langsung berusaha melepaskan pedangnya, namun Andromeda menahan tangannya.

"Bye-bye~"

Bledar!

Tubuh Zaki yang terpental sempat menggelinding beberapa meter di tanah sampai akhirnya terhenti. Dia membuka matanya lalu perlahan mencoba kembali berdiri.

Tubuhnya masih terasa sakit akibat ledakan tadi, namun ia tidak punya waktu untuk mengeluh. Prioritasnya saat ini adalah mengalahkan Andromeda.

Zaki beruntung. Bila kelasnya bukanlah Knight, dia pasti sudah kalah.

Di momen-momen terakhir, Zaki berhasil berlindung di balik perisainya. Karena itulah damage yang dia terima tidak terlalu fatal.

Tapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan itu.

Zaki langsung kembali berlari ke arah Andromeda. Bila dugaan Zaki benar, pedangnya pasti masih menancap di perut Andromeda. Yang perlu dia lakukan hanyalah melakukan serangan penghabisan.

Luka yang telah Zaki berikan kepadanya lumayan fatal. Meskipun ia mempunyai skill semacam Light Heal, itu saja takkan cukup. Light Heal hanya bisa memulihkan sedikit Hp-nya. Ditambah lagi, Zaki telah menghitung berapa lama sampai Andromeda dapat menggunakkan kembali skill tersebut.

Empat sampai lima detik. Selama itulah durasi cooldown dari skill Light Heal milik Andromeda. Selama cooldown itulah kesempatan Zaki untuk menghabisinya. Satu hal lagi, Andromeda juga sedang dalam pengaruh panah beracun milik Cyra.

Menurut apa yang Cyra katakan, efek racun dari anak panah miliknya aktif selama dua puluh lima detik.

Meskipun Zaki tidak tahu berapa lama lagi waktu yang tersisa sampai efek racun itu habis, Zaki tetap bisa melihat Hp-bar milik Andromeda di pojok kanan atas penglihatannya yang sedikit demi sedikit berkurang. Bila perkiraannya tidak salah, dia masih mempunyai sekitar sepuluh detik lagi sampai efek racun itu habis.

Berkat serangannya yang mengenai Andromeda, dia bisa melihat berapa banyak sisa Hp milik Andromeda. Serangannya tadi juga hampir menghabisi enam puluh persen Hp-bar milik Andromeda.

"Di mana? Ke mana perginya dia?" Zaki sudah menengok ke segala arah, namun yang ia temukan hanyalah asap berwarna cokelat tebal yang memenuhi udara. Tak ada jejak yang menunjukkan ke mana perginya Andromeda. Dia benar-benar lenyap bagaikan hantu.

Zaki sudah membatalkan pedang ke duanya sesaat setelah dia melempar pedang tersebut. Saat ini, dia bisa langsung mengambil pedangnya dari Inventory bila dia mau.

Sret!

"Belakang!"

Zaki langsung berbalik sambil mengambil pedangnya dari dalam inventory lalu dengan penuh reflek mengayunkan pedangnya.

Bledar!

Dark Sphere yang tadi menyerang Zaki dari belakang berhasil Zaki hindari dengan menebasnya lalu melompat mundur menghindari ledakannya.

"Uhuk.... uhuk.... ukh....

Tadi itu.... Dark Sphere....—"

Sebelum Zaki berhasil menyelesaikan kata-katanya—Tidak, bahkan sebelum Zaki sempat menarik napas tenang, dia menyadari sebuah Dark Sphere lainnya yang sudah menunggu di belakangnya.

"Gawat—!"

Zaki berusaha menghindar untuk yang kedua kalinya, namun dia kalah cepat. Dark Sphere itupun langsung meledak setelah bersentuhan dengan punggung Zaki.

Dengan jarak yang begitu dekat seperti itu, jelas saja tubuh Zaki langsung terpental bagai bola meriam.

Brak!

Tubuhnya mendarat dengan keras di tanah. Bahkan suara yang dihasilkan terdengar seperti suara tulang yang patah.

Zaki kembali membuka matanya, meskipun tubuhnya masih terasa agak lemas, dia mencoba kembali berdiri. Kepalanya terasa pusing, sendi tubuhnya terasa nyeri dan pernapasannya kacau.

Sejak tadi, tubuhnya terus terombang ambing seperti bola tenis yang dimainkan di pertandingan tenis professional. Bahkan dia sudah tidak tahu lagi ke arah mana dia melihat saat ini.

"Lambat!"

Disaat Zaki hendak berdiri, tiba-tiba ayunan tongkat dengan kuat mengenai kepalanya. Serangan tersebut dilanjutkan dengan pukulan ke perut kanan Zaki lalu diakhiri dengan sebuah tembakkan Dark Sphere tepat ke arah perutnya.

Lagi-lagi, Zaki terpental. Tubuhnya terasa begitu lemas karena terus menerus terkena ledakan. Dia hampir sudah tak mempunyai tenaga lagi untuk berdiri.

Penglihatannya yang berkunang-kunang perlahan kembali seperti semula. Sosok Andromeda yang samar semakin jelas seiring dengan penglihatannya yang kembali. Pedang miliknya sudah tidak menancap lagi di perut Andromeda. Namun, meskipun begitu, sisa Hp milik Andromeda masih belum berubah.

Yang artinya, Andromeda sudah kehabisan mana-nya atau dia belum meminum persediaan mana potion miliknya. Atau, semua persediaan mana potion-nya sudah habis.

Zaki langsung berlari ke arah Andromeda, dia mengayunkan pedangnya namun dengan mudahnya dihindari Andromeda. Disaat Andromeda hendak menyerang balik, Zaki menendang kaki Andromeda lalu memukul kepalanya dengan perisai miliknya.

"Open the Seal : Dark Sphere!" Sesaat setelah terkena pukulan perisai Zaki, Andromeda langsung menembakkan Dark Sphere kearah kaki Zaki hingga membuat Zaki terjatuh. Andromeda yang berhasil menjaga keseimbangan tubuhnya dari terjatuh akibat serangan Zaki langsung menghampiri Zaki dan terus menerus memukulinya dengan tongkat miliknya.

Tak menyerah, Zaki menangkap tongkat Andromeda lalu mendorong tongkat tersebut hingga memukul kepala Andromeda. Setelah itu dia langsung melompat bangun lalu melanjutkan serangannya dengan memukul tubuh Andromeda menggunakkan perisainya.

"Sudah kuduga kau akan melakukan itu."

Zaki terbelalak. Tubuhnya membeku saat menyadari sebuah Dark Sphere yang berjarak satu senti dari dadanya.

"Sudah berakhir!"

Serangan telak.

Zaki yang terkena ledakan itu langsung terpental hingga merobohkan sebuah pohon. Tubuhnya yang lemas serta penglihatannya yang semakin buram membuat Zaki tak berdaya. Sendinya nyeri, tenggorokannya kering dan tiap tulang di tubuhnya menjerit. Jangankan berdiri, menggerakkan jarinya saja dia tak sanggup.

Hp-bar miliknya tersisa sepuluh persen. Bila dia terkena Dark Sphere sekali lagi, maka tamat sudah riwayatnya.

"Kurasa batasmu hanya sampai di sini saja." Sembari berjalan mendekati Zaki, Andromeda melafalkan mantranya.

Zaki tertawa kecil.

"Batasan? Yah, mungkin saja. Ngomong-ngomong, ada satu hal yang sejak tadi membuatku penasaran. Apa kau sudah kehabisan mana potion?" Perlahan, Zaki gerakkan tangan kirinya yang membawa perisai miliknya lalu berlindung di balik perisai tersebut.

"Percuma saja, aku bukanlah Anna yang dapat dengan mudahnya terprovokasi. Open the Seal : Dark Sphere." Dengan tenangnya, Andromeda menembakkan sebuah Dark Sphere ke arah Zaki. Sebuah serangan yang lebih dari cukup untuk menghabisi Zaki.

Zaki tak bisa menghindar dari serangan itu. Kemungkinannya untuk bisa selamat kurang dari satu persen. Namun, meskipun begitu dia terus menahan dirinya agar tidak mengeluarkan skill.

Ya, sejak tadi, dia tidak mengeluarkan skill sama sekali. Hanya untuk saat ini. Demi detik ini.

"Open the Seal : Fire Element - Fire Ball!" Sebuah bola api yang besar dia tembakkan dari perisainya. Bola api yang cukup besar untuk memanggang seorang manusia.

"Percuma saja, Zaki!" Andromeda langsung mengendalikan Dark Sphere tersebut hingga akirnya berhasil menghindari Fire Ball milik Zaki. Tak lama kemudian, dia mengeluarkan Dark Sphere lainnya dan berhasil menghadang Fire Ball milik Zaki dengan Dark Sphere tersebut.

"Kau mungkin tak menyadarinya, jadi akan kuberitahu satu hal. Angin tak memiliki batas." Zaki menyeringai, lalu menunjuk ke arah bola api miliknya.

"Apa?!" Andromeda menengok ke arah tanah. Di tanah yang sebelumnya terdapat sosok seorang perempuan yang terbaring lemas tak sadarkan diri.

Dari balik bola api tersebut, sosok Cyra sudah menunggu. Cyra dengan gesitnya menembak Dark Sphere yang melintas melewatinya.

Dark Sphere yang terkena tembakannya pun lenyap tanpa sisa.

"Sial—!" Disaat Andromeda ingin mengeluarkan Dark Sphere lainnya, Cyra sudah jauh seratus langkah di depan. Dengan gesit dan kuat, Cyra menendang tangan Andromeda hingga membuat tongkat sihirnya terlepas dari genggamannya.

"Ini belum berakhir!" Di tangan kirinya, Andromeda sudah menggenggam sebuah belati. Dengan penuh keyakinan, Andromeda mengerahkan tangan kirinya untuk menusuk perut Cyra dengan belati yang digenggamnya.

Ctang!

Saat Andromeda sadari, belatinya sudah terlepas dari genggaman tangannya. Belati itu terlempar dari tangannya akibat berbenturan dengan pedang yang dilempar ke arahnya.

Pedang yang dilempar oleh Zaki.

"Aah, aku lelah...." Zaki tertawa lega lalu bersandar lemas.

Sementara itu, Cyra menggenggam busurnya erat-erat, mengambil tiga anak panah dari Quiver-nya lalu mengarahkannya tepat ke arah Andromeda.

"Kuingatkan sekali lagi, tembakanku takkan meleset!"

Disaat Andromeda menatap kedua mata Cyra, napasnya langsung terhenti. Tubuhnya seakan membantu dan pikirannya menjadi kosong.

Mungkin karena dia tahu kalau dia takkan bisa menghindar di jarak sedekat itu.

Atau mungkin karena tubuh dan pikirannya takut akan sosok yang ada di hadapannya.

"Open the Seal : Triple Wind Arrow!"

Ketiga anak panah itu ditembakkan. Pusaran angin yang menyelimuti anak panah tersebut membelah angin di sekitarnnya bagaikan belati yang memotong tahu.

Andromeda yang tak berdaya dihadapan skill tersebut langsung terbawa arus angin bagai kapas di tengah badai taifun.

Bledar!

Andromeda terpental menabrak beberapa pohon di belakangnya.

Hembusan angin yang tercipta saat tubuhnya terpental langsung meniup asap dan debu yang menyelimuti udara. Dedaunan yang gugur berhamburan sejauh mata memandang, burung-burung berterbangan meninggalkan pepohonan, dan suara gesekan antara dedaunan begitu memekakkan telinga.

Andromeda terbaring lemas di reruntuhan dua buah pohon yang hancur akibat terkena pentalan tubuhnya. Dia sudah kalah.

Hp-bar nya langsung terkuras habis saat terkena serangan tadi. Dia bahkan sudah tidak bisa merasakan apapun. Perlahan demi perlahan, tubuhnya mulai berubah menjadi potongan-potongan piksel.

Ting.

Tiba-tiba dia mendapat sebuah pemberitahuan. Matanya terbelalak saat membaca baris demi baris yang disampaikan pemberitahuan tersebut. Dia tak ingin mempercayainya, tapi inilah kenyataan.

Pada akhirnya, dia hanya bisa tersenyum saat mengingat apa yang diberitahukan Anna saat menyelamatkan dirinya.

""Sudah kubilang" apanya? Kau sendiri juga kalah melawan bocah ingusan."

Dengan senyuman dan omelan tajam di ujung mulutnya, tubuh Andromeda akhirnya lenyap tanpa sisa. Lawan mereka akhirnya sirna dari turnamen ini.

△▼△▼△▼△

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Cyra sambil menjulurkan tangannya ke arah Zaki.

"Egh, memangnya aku terlihat baik-baik saja?" Balas Zaki yang lalu menyambut tangan Cyra.

"M, maaf...." Cyra berjalan menghampiri pedang pertama Zaki lalu mengambilnya untuk mengembalikannya ke pada Zaki.

"Ahh, tapi yah... tadi itu hampir saja. Kukira kau benar-benar pingsan." Dengan santainya Zaki bersandar di sebuah pohon.

"Kau sendiri hampir mengacaukan semuanya di tengah pertarungan."

"Eh? Maaf..."

Sudah lewat lima menit sejak mereka mengalahkan Andromeda.

Berkat mengalahkan Andromeda bersama, experience dan item yang didapatkan oleh Zaki dan Cyra dibagi menjadi dua. Item yang mereka dapatkan acak dan terkadang mereka melakukan pertukaran item.

Meskipun begitu, keduanya sudah mencapai level sepuluh dan mendapatkan sebuah skill baru.

"Sekarang kita hanya harus menunggu Di—Ramdhan."

"Aku penasaran, apa dia baik-baik saja?" Tanya Cyra sambil menengok ke arah dahan dimana Ramdhan sebelumnya berada.

Kresek, kresek...

"Siapa di sana?" Cyra dengan refleknya langsung mengambil sebuah anak panah dan mengarahkan busurnya ke sumber suara. Sementara Zaki langsung berdiri sambil menarik pedangnya.

"Tenang, ini aku." Ramdhan berjalan keluar dari dedaunan. Tubuhnya nampak sudah pulih dari pertarungan sebelumnya.

"Oh, ternyata kau." Zaki menurunkan senjatanya sementara Cyra masih berada dalam kondisi waspada.

"Apa kata sandinya?" Tanya Cyra.

"Hah? Kata sandi? Apa maksudmu?" Ramdhan bertanya balik.

"Ternyata memang kau..." Cyra menurunkan busurnya lalu kembali menyimpan anak panahnya.

Bila itu adalah orang lain yang sedang menyamar, maka orang itu akan terdiam dan berpura-pura mengingat agar penyamarannya tidak diketahui. Kenyataan kalau Ramdhan malah bertanya balik membuktikan kalau orang itu adalah asli.

Ramdhan menghela napas dalam lalu berjalan menghampiri Zaki dan Cyra.

"Zaki, Cyra, kemarilah. Aku baru menyadari sesuatu."