Angkasa merasa familiar dengan gelang yang dipakai Bintang. Cewek periang ini tengah membantunya menyelesaikan PR yang tak sempat ia kerjakan karena kerja sampingannya. Bintang menjelaskan layaknya guru Biologi dengan lancar. Angkasa tersenyum tipis, pintar sekali kau Bintang. Kepala Angkasa berdenyut nyeri, sekelebat bayangan melintas. Dirinya tengah memakaikan gelang berbandul kerang yang ia ambil dari pantai dan memakaikannya dengan anak perempuan yang wajahnya masih belum jelas.
Seorang cewek lugu tersenyum senang melihat gelang berbandul kerang tersebut telah dipasangkan oleh Angkasa.
"Makasih yah Angkasa, gue janji bakalan jagain gelang ini."
Angkasa kembali menatap Bintang, apakah dia? Ah, semuanya yang jelas belum tentu pasti.
"Selesai, kalau yang gue kerjain ini ada yang salah, lo tinggal benerin aja yah. Gue ngantuk, bay Angkasa." Bintang beranjak dari meja belajar Angkasa, cowok itu tak membalasnya.
Drrtt
Angkasa meraih ponselnya yang sudah terisi penuh, pesan dari Virgo bahwa ia harus ke lokasi itu. Malam-malam begini?
Lo kesini sekarang juga, kita akan selesain masalah Farhan baik-baik. Biar lo gak jadi korban selanjutnya, Rangga kondisinya lemah. Gue gak mau Rangga habis dengan mudahnya ditangan Farhan, geng Elang terkenal pantang menyerah dan balik menyerang!
Walaupun Angkasa ingatannya tak sepenuhnya pulih, ia tahu bahwa Virgo dan geng Elang adalah sahabatnya. Bintang? Apa ia harus menjaga cewek itu? Tapi ia akan pulang besok ke rumahnya, Angkasa akan menghubungi Tirta teman sebangkunga agar menjaga Bintang dan Lala yang kini sendirian dirumah, Virgo telah memperingatinya bahwa Farhan juga akan mencelakai Bintang.
Ta, sekarang lo ke rumah gue dan jagain Bintang dan Lala. Gue lagi ada urusan, geng Elang lagi ada masalah.
Setelah satu menit Tirta membalasnya.
Oke bos!
🌸🌸🌸
Dengan langkah tergesa Virgo mendobrak pintu masuk gubuk tua ini secara kasar hingga bau amis menyeruak masuk, didalam hanya pencahayaan lampu tenaran dan terdengar suara Farhan yang memerintahkan anak buahnya, ada penyusup. Virgo tak peduli jangan sampai Farhan menghabisi Rangga.
Gema tawa meremehkan Farhan membuat Virgo terpancing emosi. "Brengsek! Lo apain Rangga hah?!" gertak Virgo dengan wajah memerah.
"Oh, dia lagi tidur nyenyak kok. Tenang aja," jawab Farhan enteng tanpa aba-aba pun Virgo langsung menonjok sudut bibir Farhan hingga berdarah. Ia pun tak kalah keras membalasnya hingga pelipis Virgo membiru.
Pandu pun ikut membantu Virgo, ia mendorong tubuh Farhan kasar hingga tersungkur. Pandu masuk ke dalam dan mengecek kondisi Rangga, bukannya bahagia malah menderita. Oh Rangga kenapa nasibmu begini?
Tapi Pandu harus menghadapi dua orang berbadan tegap yang lebih tinggi darinya ini. Sebelum kedua pria itu melayangkan bogemannya, sirene suara polisi membuat mereka bergeming dan cemas. Farhan yang diambang pintu pun bersusah payah berdiri mengenai kakinya diinjak oleh Virgo kuat-kuat, ia lebih kuat daripada Rangga. Farhan salah sasaran.
"Mau kabur lo hah?" ejek Pandu pada kedua pria ini. Sebelum Pandu mencegatnya keduanya langsung melarikan diri. Pandu menatap sedih keadaan Rangga, kadar kegantengannya berkurang 1 juta persen. Ah Rangga, kapan itu darah bisa bersih dari wajah?
Pandu membopong badan Rangga, cowok ini tak sadarkan diri.
Sedangkan Virgo yang tadinya tersenyum puas pun mendadak pudar karena Farhan dan yang lainnya berhasil melarikan diri dan menghilang dari balik semak belukar dan gelapnya malam.
"Sial! Gue yakin polisi akan ngincer lo terus han!"
🌸🌸🌸
Brakk!!
Farhan menggebrak meja markasnya emosi, oh jadi jarus melibatkan pihak yang berwajib? Lihat saja kau geng Elang, selanjutnya akan membuatmu terbungkam dan mengibarkan bendera putih, menyerahlah.
"Han, gue ada informasi penting buat lo. Ada satu orang pengkhianat." Nico mengalihkan amarah Farhan, ia menyodorkan ponselnya yang menampilkan Virgo dan Igo yang tengah berpelukan. Nico sedikit membumbuinya dengan menulisi teks di foto tersebut.
Hanya karena gak mau Rangga tersakiti, Igo memilih geng Elang. Rupanya dia bosan dengan geng Rajawali kita.
Farhan mengembalikan ponsel Nico. Wajahnya tetap tenang, tapi Nico tau bahwa diamnya Farhan sudah bergumul dengan emosi yang tak tertahan.
"Mulai sekarang jauhi Igo! Apa untungnya geng Elang? Kalau sampai diantara kalian yang coba-coba seperti Igo liat saja, gue gak akan melepaskan Igo hidup tenang." tekan Farhan. Kalaupun ia dikeluarkan dari sekolah karena aksinya sudah terbongkar dan menjadi incaran polisi yang terpenting dirinya tak ada rasa sesal. Tak sekolah tapi bisa melanjutkan memegang perusahaan Pradipta.
🌸🌸🌸
Tanpa rasa takut ketahuan akan aksinya kemarin pun Igo berjalan menghampiri meja Farhan dan yang lainnya yang kini sedang makan dan mengobrol.
"Hai, makan apa nih? Kayaknya enak deh" ucap Igo melirik makanan Farhan, batagor.
'Pandai sekali kau go memasang topengmu. Hmm, benar-benar bagus aktingmu.'batin Nico.
Farhan berdiri dan menarik seragam Igo, mendorong kasar hingga Igo tersungkur. "Pengkhianat itu jangan dipelihara, semuanya akan rusak jika apa-apa sudah dibocorkan." gertak Farhan dan tak mempedulikan tatapan seisi kantin yang terkejut, Igo mengkhianati? Sama saja dengan cari mati!
Dari meja Virgo ia akan turun tangan jika Igo disakiti terlalu berlebihan.
Angkasa yang tak tau apa-apa melempar kode kepo kepada Virgo. "Kenapa sih ribut? Gak takut kalau bu Ghina ngasih kata-kata manis di BK?".
"Nanti aja gue jelasin. Emangnya lo masih inget?" tanya Pandu.
Angkasa nyengir. "Gak sih. Tapi kan kepo."
"Lo bukan kagi anggota Rajawali, sana! Biar geng Elang yang nampung lo!" ucap Farhan emosi.
'Baguslah kalau keluar, gue malah senang. Farhan, gue harap lo bisa buka mata dan hati. Kelakuan lo itu harus diperbaiki han.'batin Igo mendoakan, biasanya yang pernah tersakiti pun kadang enggan mendoakan yang terbaik. Mereka memilih doa yang buruk, mau bagaimana pun doa orang terdzolimi itu di ijabah oleh tuhan.
🌸🌸🌸