Chereads / ANGKASA / Chapter 11 - Bagian 10

Chapter 11 - Bagian 10

"Sa, lo mau kan gabung sama kita? Geng Elang." pinta Virgo, ia mengajak Angkasa berkumpul satu meja disudut kantin tak lupa pula Bintang juga duduk disebelah Angkasa dengan tatapan hampa.

"Gimana sama olimpiade gue besok? Boleh aja sih, tapi kalau sudah kelas 12 yaudah lah fokus lagi." jawab Angkasa tengah-tengah.

"Besok? Semoga lo menang ya sa, untuk Bintangnya biar kita yang jaga kok." ujar Virgo mantap, Rangga dan Pandu yang awalnya tak kenal Bintang pun kini tau, cewek itu rapuh, sedih, takut menjadi satu.

"Oke, gue anterin Bintang ke kelas dulu. Biar gak ada yang lecet." ucap Angkasa possesif. Ia pamit pada teman-teman Virgo lalu menggandeng tangan Bintang erat, tautan itu ia takut lepas. Entah ada apa dengan Bintang pikiran cewek itu berubah lagi seperti kemarin, sangat lain setelah bertemu dengan Farhan tadi.

🌸🌸🌸

"Han, kalau lo mau nyakitin Bintang pikir-pikir dulu. Karena geng Elang sudah mulai bekerja sama. Lo tau kan jumlah anggota mereka yang 60 itu? Udahlah han, hentikan aja." ucap Igo takut setelah melihat Angkasa yang tengah bergabung dimeja sudut kantin dengan geng Elang, tak lupa pula Bintang yang selalu ada disampingnya. Ia lega karena Angkasa benar-benar menjaganya.

"Kenapa takut? Kalau saat geng Elang lengah yaudah lah beraksi." jawab Farhan enteng.

"Tapi lo harus hati-hati han, geng Elang itu kan kuat. Jumlah kita aja kalah yang hanya 26." Igo membenarkan.

'Lo gak akan tau kalau gue punya cara tersendiri. Biarlah mereka main keroyokan tapi setelah Bintang benar-benar ada ditangan gue gak bakalan ada yang bisa melepaskannya, hahaha lo gak akan sanggup Angkasa.'batin Farhan tertawa, gila. Dirinya saja sudah jarang fokus ke pelajaran walaupun try out akan dilaksanakan dua minggu lagi. Bintang jauh lebih penting, rasanya ia ingin memiliki cewek itu seutuhnya.

🌸🌸🌸

"Nah kalau rame gini kan enak dipandang. Jadi rumah gue gak sepi kayak kuburan lagi." ucap Rangga sumringah, ia meletakkan camilan kripik balado dan minuman jus jeruk. Mumpung hari sabtu malam minggu digunakan saja untuk berkumpul dirumahnya, bermain playstation, wi-fi, dan bisa bermain perang bantal. Ya walaupun kamarnya harus berantakan. Kedua orang tuanya sedang sibuk dengan pekerjaannya di Magetan, mereka akan pulang satu minggu lagi. Ada Angkasa, Bintang, Virgo dan Pandu.

"Hahhh kalahhh gue. Lo sih jangan kencang-kencang dong" geram Virgo berteriak, Rangga mencerna kata-kata Virgo, ambigu.

"Ya pelan-pelan dong, Virgo kan mau menikmati dulu." Rangga nimbrung, Virgo menatapnya tajam. "Diem lo, ini nih Pandu langsung nembak gue, kan mati." keluh Virgo yang masih diliputi rasa kesal, hanya pertengkaran kecil besoknya akur lagi.

Bintang hanya fokus dengan novel another 1, ia terhanyut setiap kasusnya. Angkasa hanya menjadk pengamat dan kembali membaca novel Bintang. "Kasihan ya Misaki Mei dijauhin gitu." ucap Angkasa membuka perbincangan, sudah 10 menit Bintang hanya diam.

"Iya, cewek yang memiliki satu mata biru itu dijauhi. Mau baca ceritanya? Gue sudah selesai." Bintang menyodorkan novelnya, Angkasa terpaksa menerimanya. Daripada diam, heboh dengan Virgo lebih baik membaca dunia fiksi.

"Pinjem ponsel lo dong." pinta Bintang, ponselnya rusak semenjak si peneror itu mengutak-atiknya. Angkasa memberikannya, Bintang mulai fokus memainkan game PUBG.

Rangga yang merasa Angkasa diam pun menatap cowok cuek itu. "Yah pada saling diem-dieman, sinilah gabung sama kita-kita. Gak bosen liat tulisan mulu? Terus Bintang main apa kok serius gitu?"

Tak ada jawaban, Virgo tertawa, Pandu menepuk pundak Rangga. "Sabar ya dicuekin sama raja ratu es kutub." ujar Virgo dan meletakkan playstation, bosan. Ia melahap kripik balado itu. "Sshhh hahhhh, pedes banget bangsat." Virgo mengipasi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Ucapannya go." Rangga memberikan jus jeruknya. "Gak ada camilan lain, stok di kulkas sudah habis. Belum akhir bulan juga, mana uang bulanan gue belum ditrasnfer sama papa." tambah Rangga malah curhat.

"Kasihan banget lo, terus kalau Senja ngajak jalan dan ke mall? Masak kantung dompet lo kering kerontang?" Pandu tertawa, Rangga memasang wajah datar.

"Senja cuman teman gue, tinggal tolak aja kalau jadwal futsal gue itu padat." Rangga mencari alasan, cowok sekarang kalau diajak jalan malah berbohong karena dompetnya kosong melompong dan mencari alasan yang klise.

"Oh ya, gue pamit yah. Besok olimpiade." Angkasa menggandeng tangan Bintang, ketiga cowok itu sebenarnya juga kesal. Kenapa tidak pacaran saja?

"Oke bos, jagain baik-baik ya Bintangnya." goda Virgo. Angkasa malah melangkah pergi tak mempedulikan godaan Virgo. Rangga dan pandu tertawa bersama, sahabat menderita kok bahagia? Awas kualat nantinya.

"Tertawa terus, kalau nanti Angkasa nyuekin lo berdua mampus lo." Virgo mendoakan dengan mengangkat kedua tangannya berharap segera di ijabah.

Keduanya pucat, dicuekin? Terus PR nyontek siapa?!

"Jangan dong, Virgo itu gantengggg banget. Semoga makin pinter, dapat calon istri yang cantik dan diberikan keturunan yang CERDAS." rayu Rangga dan menyindir dengan menekan kata cerdas.

"Gue gak bego-bego amatlah. Kalau ulangan jangan nyontek gue." Virgo marah. Yang mengerjakan saja Afgan, nyonteknya transferan. "Iya ampun go." Rangga dan Pandu menyatukan kedua tangannya, menunduk seperti telah berbuat kesalahan pada paduka raja.

Virgo bangga, ia menepuk kepala kedua sahabatnya. "Aku ampuni kau." ucapnya seperti seorang baginda raja.

Merasa dipermainkan Rangga meraih kepala Virgo dan menyelusupkan di ketiaknya. "Huwhuhuw, gemes deh. Betah sahabat sama Virgoblok." Virgo seolah-olah kehabisan nafas ia mendorong tubuh Rangga. "Sialan lo, hati-hati ucapan adalah doa." peringat Virgo.

🌸🌸🌸