Shoni masih setia dengan minumannya seraya menunggu Benyamin yang kembali dari kamar Lusiana. Tak lama kemudian terlihat Benyamin yang kembali denga mengerutkan keningnya, karenatidak melihat Haziel di tempatnya.
"Haziel, dimana dia?" tanya Benyamin seraya menyapukan pandangannya.
"Haziel merasa perutnya semakin tidak tertahankan, jadi dia memilih untuk pergi terlebih dahulu dan menunggu di dalam mobil," jawab Shoni sebisa mungkin terlihat natural.
Benyamin kembali duduk di samping Shoni seraya menyenderkan kepalanya dan menutup matanya sekilas. Shoni tersenyum tipis melihat kakek tua ini terlihat pusing karena ulah sang cucu.
"Hm … bagaimana dengan Nona Lusi? Apakah dia baik-baik saja," tanya Shoni penasaran dengan wanita ular itu.
"Lusi, dia …. Hm, sedikit kesal karena tubuhnya menjadi bau. Kau tahu bukan, kalau tubuh bagiwanita muda itu snagatlah berharga," jawab Benyamin dengan logat pusingnya.