"Di bibirmu ada bekas luka."
Dada Ginnan mencelus seketika.
"Ya aku tahu."
"Lagipula ini salah siapa." batin Ginnan
"Masuk ke dalam dan pakai vaselin," kata Renji. "Kau tidak memakai syal lagi sekarang. Percaya diri tanda dariku dilihat oleh siapapun?"
Tentu saja tidak!
"Makanya aku tadi bilang ingin ganti baju--"
"..."
Tidak.
Renji tak berkata apa-apa. Hanya saja, mendadak Ginnan merasa harus berhenti bicara. Dadanya terasa sesak. Dia menatap genggaman Renji berikut ke matanya.
"Mn... kalau begitu tunggu sebentar," kata Ginnan. "Aku masuk."
Secara magis seperti ada semut merayap masuk ke tenggorokan Ginnan. Dia duduk. Menunggu salah satu make up artist mendekat sesuai instruksi Renji.
Yeah... Tak perlu ditebak reaksi wanita jejadian tadi seperti apa. Jelas dia bersemangat. Saat menoleh kepada Renji dan diliriknya bergantian, matanya bahkan seperti disiram bintang-bintang imajiner.