Walaupun Audi sudah memaafkan Kenzie, tetapi ia masih kepikiran tentang wanita itu. Siapa dia? Apa hubungannya dengan Kenzie? Audi ingin menanyakan hal ini pada Kenzie, namun dirinya tidak enak hati.
Seluruh pelajaran hari ini telah usai, Audi menunggu Kenzie menghampirinya. Sudah sepuluh menit Audi menunggu, tetapi Kenzie tidak datang juga. Akhirnya, Audi berjalan ke perpustakaan untuk bimbingan sendiri.
"Loh, Kenzie mana?" tanya Bu Panca sembari mengambil materi bimbingan dari lacinya.
"Nggak tahu bu, tadi saya sudah menunggu tapi nggak datang juga. Kalau saya sendiri yang bimbingan gitu, gimana bu?" jawab Audi dengan menatap Bu Panca, lalu mengangguk.
Bimbingan hari ini terasa sangat lama bagi Audi, ia bosan karena tidak ada yang bisa diajaknya berbicara. Apakah Kenzie melupakan permintaan maafnya tadi? Apakah Kenzie sedang bersama wanita itu? Entahlah, pertanyaan itu muncul di benak Audi.
Bimbingan telah usai setelah satu jam, Audi memasukkan semua barang-barangnya ke dalam tas. Bu Panca menatap Audi yang sedang bersedih, ia bingung dengan sikap Audi. Mengapa hari ini Audi tidak fokus seperti biasanya?
"Kamu lagi ada masalah, kah? Kok kelihatannya sedih gitu," tanya Bu Panca dengan menatap kedua mata Audi.
"Nggak bu, saya cuma ngantuk saja. Kalau gitu, saya pamit ya bu," pamit Audi lalu berjalan keluar perpustakaan.
Audi duduk di trotoar sembari menunggu Sefan menjemputnya, ia melihat Jeff dan Rafy di warung depan sekolah. Audi menghampiri mereka, Jeff dan Rafy merasa kebingungan ketika melihat Audi berjalan ke arahnya.
"Eh, dia mau ngapain kesini?" tanya Jeff kepada Rafy.
"Gue juga nggak tau," jawab Rafy singkat.
Audi mencari Kenzie namun tidak ada, ia memutari gerobak warung itu. Jeff dan Rafy hanya diam menatap Audi yang berputar-putar, mereka tidak paham apa yang dilakukan Audi.
Setelah mencari, Audi langsung berjalan pergi dari warung itu tanpa permisi. Jeff dan Rafy menggelengkan kepala secara bersamaan, mereka menganggap Audi tidak waras. Ada apa dengan Audi?
"Dia kenapa, ya?" tanya Jeff lalu menepuk pundak Rafy.
"Gue juga nggak tau," jawab Rafy.
Audi sudah sampai di rumahnya, ia mengurung diri di dalam kamar. Sefan bingung melihat sikap adiknya itu, ia mengikuti Audi sampai kamarnya. Namun sebelum Sefan masuk, pintu itu sudah terkunci dari dalam. Sefan hanya menggelengkan kepala saja.
Audi menangis di atas kasur, ia memeluk bantal dan guling. Bengkak mata Audi belum hilang, dan sekarang ia kembali menangis. Audi membuka ponselnya, berharap ada pesan masuk dari Kenzie. Namun nyatanya, tidak ada satupun pesan yang dikirim oleh Kenzie. Audi membanting ponselnya ke arah kasur.
"Dasar Kenzie nggak jelas!" ucapnya dengan penuh amarah.
Kenzie sedang menikmati makan malam bersama keluarganya, ia duduk disebelah Aura dan mamanya. Aura Gabriella Siregar, atau yang biasanya dipanggil Aura adalah wanita yang dilihat Audi bersama Kenzie hari itu. Aura dan Kenzie adalah teman kecil yang lama tidak bertemu.
Kenzie mengecek ponsel untuk melihat jam, ia lupa mengabari Audi hari ini. Tiba-tiba ponsel Kenzie diambil oleh Aura dan disimpan Aura ke dalam tasnya, Kenzie hanya bisa menghembuskan nafas panjang.
"Maafin gue, Audi," batin Kenzie dengan menatap ke arah bintang dan bulan.
***
Hari ini Kenzie berniat untuk menjemput Audi dan meminta maaf padanya tapi sesampainya di rumah Audi, ia melihat mobil Sefan sudah tidak ada. Mungkin Audi sudah berangkat, Kenzie menaruh sebuah kotak dan bunga mawar putih di dalam halaman rumah Audi.
Audi berjalan keluar dari mobil Sefan, ia berlari dengan cepat menuju kelasnya. Mata Audi semakin membengkak, ia sudah mengompres dengan es batu namun tidak membuahkan hasil.
"Lo habis nangis lagi?" tanya Riza dengan memegang mata Audi yang bengkak.
"Ya gitu," jawab Audi.
"Udahlah, lupain aja, Di. Gue nggak mau lo sakit gara-gara cowok kayak Kenzie," kata Riza lalu memeluk sahabatnya itu, Audi membalas pelukan Riza.
"Makasih ya," ucap Audi lalu kembali fokus ke ponselnya.
Audi mencoba menghapus Kenzie dari ingatannya, walaupun sebenarnya ia masih sangat suka dan menyayangi Kenzie. Audi berpikir, apakah ia harus kembali mengirim surat putih itu kepada Kenzie?
Bel istirahat berbunyi, Kenzie sudah berada di kantin bersama teman-temannya. Ia sibuk dengan lamunannya, Kenzie melihat setiap siswi yang berjalan ke arah kantin. Kenzie mencari Audi, tetapi tak kunjung bertemu. Aura melihat Kenzie yang sedang melamun, ia berjalan menghampiri Kenzie.
"Kamu kenapa ngelamun, gitu?" tanya Aura dengan memegang tangan Kenzie.
"Gue nggak apa-apa," jawab Kenzie singkat.
"Beneran? Mau aku anterin ke uks?" ucap Aura menatap Kenzie secara serius, Kenzie menggelengkan kepala. "Kamu kenapa sih? Cerita aja sama aku," sambung Aura.
"Nggak," jawab Kenzie cuek.
Rafy dan Jeff hanya melihat Kenzie dari jauh, mereka tidak tahu bagaimana bisa ada Aura disini. Dulu, Kenzie sering bercerita tentang Aura kepada mereka, tetapi semenjak kelas sebelas ini ingatan Kenzie tentang Aura seolah musnah.
Aura baru saja pindah dari London ke Indonesia, ia tinggal di sebelah rumah Kenzie. Aura bisa bermain dengan Kenzie kapanpun ia mau, tapi Kenzie merasa ada yang berbeda dengan Aura. Ia terasa asing bagi Kenzie, sifatnya sudah jauh berbeda dengan dahulu.
"Itu si Aura kenapa balik ke Indo ya?" tanya Jeff penasaran.
"Gue juga nggak tahu, mungkin aja Aura ada rencana yang harus dijalankan disini. Jangan-jangan Aura dan Kenzie dijodohkan?" tebak Rafy yang membuat mata Jeff terbelalak.
"Serius?" tanya Jeff dengan nada tinggi.
"Nggak tahu, coba nanti tanya sama Ken langsung," ucap Rafy lalu kembali fokus kepada makanan yang ada di depannya.
Tubuh Audi terasa lemas, suhu badannya naik. Audi memegang dahinya yang panas, ia mengirim pesan ke Sefan agar segera menjemput dirinya. Audi dipapah oleh Riza menuju gerbang sekolah, Audi merasa semua otot dalam tubuhnya tidak berjalan maksimal.
"Kak Sefan masih lama?" tanya Audi dengan menatap Riza.
"Sabar, mungkin sebentar lagi. Kalau lo mau sandaran, nih di pundak gue aja," ucap Riza dengan menyandarkan kepala Audi ke pundaknya.
Tak lama kemudian, Sefan datang lalu keluar dadi mobilnya. Ia menggendong Audi masuk ke dalam mobilnya, tak lupa juga berterima kasih kepada Riza lalu melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Riza khawatir akan kesehatan Audi, tidak biasanya Audi jatuh sakit seperti ini.
Kenzie berjalan menuju gerbang sekolah, ia berniat untuk mencari Audi. Kenzie melihat Riza yang sedang berdiri sendiri di gerbang sekolah, dengan cepat Kenzie langsung menghampiri Riza.
"Audi mana?" tanya Kenzie dengan nafas memburu karena lelah berlari.
"Nggak perlu tau," jawab Riza cuek.
"Dia udah pulang?" ucap Kenzie dengan menatap Riza serius. "Tolong kasih tau gue," sambung Kenzie membujuk Riza.
"Audi udah pulang sama Kak Sefan, dia sakit dan dibawa ke rumah sakit," jawab Riza kesal.
"Sakit karena apa?" tanya Kenzie bingung.
"Gara-gara lo!" ucap Riza dengan nada tinggi. Kenzie mematung di tempat, apakah benar Audi sakit karena dirinya?