Chereads / Adore You / Chapter 13 - Chapter 13

Chapter 13 - Chapter 13

Audi berjalan memasuki kelasnya, ia masih tidak percaya dengan ucapan Aura. Tetapi disisi lain, ekspresi wajah Aura tidak berbohong. Entahlah, Audi bingung harus percaya atau tidak.

Bel pulang sekolah telah berbunyi, hari ini jadwal Audi dan Kenzie untuk bimbingan. Audi menunggu Kenzie di depan kelasnya, lalu berjalan menuju perpustakaan. Kenzie menyadari perubahan sikap Audi, tidak biasanya dia diam seperti ini.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Kenzie dengan menatap Audi khawatir.

"Nggak," jawab Audi.

"Gue ada salah lagi?" ucap Kenzie lalu menghentikan langkahnya.

"Nggak kok, udah ayo ke perpus," kata Audi lalu berjalan mendahului Kenzie, ia mencoba membuang pikiran tentang Aura jauh-jauh.

Selama bimbingan, Audi dan Kenzie tampak serius karena lomba akan diadakan sebentar lagi. Aura menatap Kenzie dari jendela perpustakaan, Audi menyadari jika ada yang memperhatikan dirinya dan Kenzie dari luar. Aura memasang ekspresi kesal karena Kenzie lebih memilih Audi daripada dirinya.

"Cantikan juga gue," ucap Aura dengan menatap Audi kesal.

Jeff dan Rafy lewat di depan perpustakaan, mereka melihat Aura yang sedang uring-uringan sendiri. Mereka punya rencana untuk mengagetkan Aura, dan Aura berhasil terkejut.

"Lo ngapain disini?" tanya Jeff dengan menatap Aura serius.

"Hayo, mau ngapain? Mau mata-matain Kenzie ya?" sahut Rafy lalu menatap Aura. Namun, Aura langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan Rafy dan Jeff.

"Dasar nggak jelas," ucap Jeff.

Audi dan Kenzie sudah selesai bimbingan, mereka berjalan menuju parkiran. Kenzie melihat Aura yang sedang duduk disamping sepeda motornya, ia bingung dengan tingkah laku Aura. Audi menatap Aura, lalu Aura berdiri dan berjalan ke arah Kenzie.

"Ayo pulang," ucap Aura dengan memegang lengan Kenzie.

"Lepasin!" jawab Kenzie cuek, ia tidak ingin menyakiti hati Audi.

Melihat itu, Audi yakin jika Kenzie dan Aura ada hubungan. Audi langsung berlari menuju gerbang sekolah, membiarkan mereka berdua di sini. Ia menelfon Sefan untuk segera menjemputnya, Audi berusaha untuk tidak menangis tetapi tidak bisa.

Kenzie mengejar Audi yang berlari, ia mendekat ke arah Audi. Namun Audi memilih untuk menjauh, sedangkan Aura menarik Kenzie ke parkiran dan pulang bersama dirinya. Audi melihat Kenzie dan sepeda motornya keluar dari sekolah, hatinya sakit seperti tertancap ribuan pisau.

Sefan melihat adiknya yang sedang menangis, lalu membawanya ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan, Sefan menatap Audi yang sedang melamun. Ia bingung dengan sikap Audi, apa yang terjadi dengan dirinya?

"Lo kenapa?" tanya Sefan dengan menatap Audi.

"Gue nggak apa-apa kok, cuma kecapekan aja," jawab Audi berbohong.

Audi memasuki kamarnya, lalu melepas seragam dan berganti dengan baju rumah. Audi duduk di meja belajarnya, ia menulis di buku diary kesayangannya. Ponsel Audi bergetar, ternyata Kenzie sedang menelfonnya. Ia melihat sebentar, lalu mematikan ponselnya.

Kenzie menatap langit malam, ia uring-uringan sendiri. Berulang kali mencoba menelfon Audi tetapi tidak bisa menyambung, Kenzie menyalakan motornya dan bergegas menuju rumah Audi.

"Audi-nya ada?" tanya Kenzie kepada satpam rumah Audi.

"Bentar ya mas, saya panggil Den Sefan dulu," jawab satpam itu lalu masuk ke dalam rumah.

Kenzie bisa bernafas lega ketika melihat Sefan keluar dari rumahnya, ia membuka pagar lalu masuk ke dalam halaman rumah Audi. Sefan bingung dengan maksud kedatangan Kenzie, apakah ia ingin meminta maaf kepada Audi?

"Ada perlu apa kesini?" tanya Sefan ketus.

"Gue mau nyari Audi, bang," jawab Kenzie dengan menatap Sefan memohon.

"Audi udah tidur, mending kalau nyari besok aja," ucap Sefan lalu masuk ke dalam rumahnya. Kenzie hanya bisa menatap punggung Sefan yang menjauh, ia menatap ke jendela kamar Audi yang tertutup oleh korden.

***

Hari ini Audi memutuskan untuk membawa sepeda motor ke sekolah, awalnya Sefan tidak mengizinkan tetapi Audi terus membujuknya. Audi sudah sampai di sekolah tepat pukul enam pagi, ia berjalan melewati kooridor untuk sampai di kelasnya.

Kenzie melihat Audi berjalan di kooridor, ia berlari mengejar Audi. Ketika melihat Kenzie, Audi langsung masuk ke dalam kelasnya. Ia tidak ingin bertemu dengan Kenzie untuk saat ini, rasanya sesak jika mengingat kejadian itu.

"Lo marah sama gue?" tanya Kenzie dengan berjongkok di bangku Audi. "Maaf kalau gue punya salah," sambung Kenzie.

Audi tidak merespon ucapan Kenzie, ia hanya memainkan ponselnya dan menganggap seolah Kenzie tidak ada. Kenzie duduk disamping Audi, ia terus membujuk Audi agar memaafkannya.

Kenzie menyerah untuk membujuk Audi, ia meletakkan sebatang cokelat dan setangkai bunga mawar di bangku Audi. Kemudian, Kenzie keluar dari kelas Audi.

Audi mengambil cokelat dan bunga pemberian Kenzie, ia membaca surat yang ada di tangkai bunga tersebut. Audi membaca surat itu dengan seksama, dalam surat itu Kenzie menjelaskan bahwa Aura bukanlah siapa-siapanya. Kini Audi bimbang, apakah ia harus memaafkan Kenzie?

"Ngelamun aja mbaknya," ucap Riza dengan membuyarkan lamunan Audi.

"Ngagetin aja," jawab Audi kesal.

Bel istirahat berbunyi, Audi dan Riza berjalan menuju kantin. Mereka memilih bangku paling pojok, Audi duduk di sebelah Riza. Ia berusaha menutupi badannya agar tidak terlihat oleh Kenzie, tetapi sialnya Kenzie mengetahui jika Audi berada di bangku paling pojok.

Kenzie berjalan menuju arah Audi, lalu menyuruh Riza untuk berpindah tempat duduk. Audi mengalihkan pandangan ketika Kenzie menatap dirinya, ia berusaha keras untuk tidak mengobrol dengan Kenzie.

"Masih marah sama gue?" tanya Kenzie dengan menatap Audi.

"Pikir aja sendiri," jawab Audi kesal.

"Akhirnya lo mau ngomong sama gue," ucap Kenzie lalu tertawa kecil, Audi menatap Kenzie kesal. "Aura itu cuma temen kecil gue, nggak usah cemburu gitu," kata Kenzie dengan menatap Audi penuh makna.

"Bodo amat, gue nggak peduli," jawab Audi.

"Yakin nggak peduli?" goda Kenzie dengan tertawa.

"Apasih!" omel Audi lalu ia pergi berjalan meninggalkan kantin. Kenzie hanya menatap gadisnya itu, ada-ada saja tingkahnya.

Bel pulang sekolah berbunyi, Audi mengemasi barangnya dan segera berjalan menuju parkiran. Kenzie mengikuti langkah kaki Audi, lalu memegang tangannya. Dengan cepat, Audi melepaskan tangannya dan mempercepat langkahnya.

"Stop! Jangan ikutin gue," ucap Audi dengan nada yang tinggi, tetapi Kenzie tidak mempedulikan ucapan Audi.

"Gue anterin pulang, ya?" kata Kenzie tersenyum.

"Nggak perlu, gue bawa motor sendiri," jawab Audi lalu melangkahkan kakinya.

Audi menyalakan motornya dan bergegas pergi menuju rumah, Kenzie mengikuti Audi dari belakang. Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada gadisnya itu, Audi menatap ke arah kaca spion ternyata ada Kenzie di belakangnya. Audi berhenti di pinggir jalan, ia ingin memarahi Kenzie.

"Jangan ikutin gue," ucap Audi.

"Gue nggak mau terjadi sesuatu sama lo, karena lo bawa motor jadi gue ikutin dari belakang aja ya?" tawar Kenzie dengan mengedipkan sebelah matanya, Audi hanya bisa pasrah dan mengangguk.

"Yaudah terserah," jawab Audi lalu melajukan motornya.