Audi membereskan kamarnya, hari ini ia akan kontrol ke dokter. Audi menyisir rambutnya yang panjang, ia lupa jika hari ini adalah hari minggu. Audi sudah siap dengan gaya casual lalu menuruni tangga, Sefan sudah menunggu di bawah.
"Lama banget," omel Sefan dengan menatap Audi tajam.
"Yaudah si, ayo jalan ntar keburu siang," jawab Audi lalu berjalan menuju garasi rumahnya.
Perjalanan menuju rumah sakit ditempuh selama dua puluh menit, Audi merasa bosan ketika berada dalam mobil. Audi mengecek ponselnya, ternyata ada beberapa pesan masuk dari Kenzie.
Kenzie duduk di warung depan sekolah, ini adalah markas dirinya dan teman-teman. Ia mengetik pesan lalu dikirim kepada Audi, Kenzie berharap semoga Audi sudah memaafkannya. Jeff dan Rafy melihat ekspresi wajah Kenzie yang gelisah, lalu mereka menghampiri Kenzie.
"Lo kenapa? Kok kelihatan gelisah gitu?" tanya Jeff dengan menatap Kenzie, lalu Rafy mengangguk dengan cepat.
"Audi, dia belum maafin gue," jawab Kenzie pasrah.
"Ternyata Kenzie lagi kasmaran," goda Rafy dengan tertawa menatap Kenzie. "Oh iya, gimana rencana lo waktu itu? Lo jadi pacaran sama Audi?" sambung Rafy.
"Iya, gue udah pacaran," jawab Kenzie yang membuat kedua temannya saling bertatapan, mereka tidak percaya jika Kenzie sudah pacaran dengan Audi.
"Seriusan?" tanya Jeff tak percaya.
"Iya."
"Terus, lo cuma jadiin dia mainan, sampai dia ngaku kalau dia pengirim surat itu?" tanya Jeff dengan menatap Kenzie serius, tetapi Kenzie langsung mengalihkan pembicaraan.
"Sepertinya ada yang beneran jatuh cinta nih," satu Rafy melihat sikap Kenzie yang aneh itu.
Kenzie mengendarai motor untuk sampai di rumah Audi, tetapi di sana terlihat sangat sepi. Apakah Audi tidak di rumah? Satpam rumah Audi mengakatan jika Audi dan Sefan sedang pergi kontrol ke rumah sakit.
Kenzie membelokkan motornya menuju rumah sakit, ia berharap Audi masih ada di rumah sakit. Perjalan ditempuh selama dua puluh menit, bibir Kenzie tidak berhenti berharap. Ia sangat ingin bertemu dengan gadisnya itu. Kenzie sudah sampai di depan rumah sakit, ia bisa bernafas lega karena masih ada mobil Sefan yang terparkir di sana.
Audi dan Sefan berjalan keluar dari rumah sakit, Audi terkejut ketika melihat Kenzie. Dengan cepat, Audi langsung mengalihkan pandangannya, Kenzie berjalan mendekat ke arah Audi.
"Ngapain?" tanya Audi jutek.
"Masih marah sama gue?" ucap Kenzie dengan menatap Audi tersenyum, sedangkan Audi hanya memutar bola matanya saja. "Jangan marah, yuk ikut gue," ajak Kenzie lalu menarik tangan Audi.
"Jagain adik gue ya? Kalau lecet, awas aja," ucap Sefan menatap Kenzie, lalu Kenzie mengangguk dan tersenyum.
Dengan terpaksa, Audi harus menuruti ucapan Kenzie. Ia kesal dengan Sefan, mengapa Sefan tidak melarang Kenzie? Kenzie mengarahkan motornya menuju sebuah danau yang indah, ia sudah mempersiapkan sesuatu untuk orang spesialnya itu.
Audi bingung ketika motor Kenzie melewati hutan kecil, ia semakin ngeri ketika melihat jalanan yang sangat sepi. Audi menepuk pundak Kenzie, ia ingin bertanya akan dibawa kemana dirinya?
"Mau kemana sih?" tanya Audi kesal.
"Udah tenang aja, gue jamin lo pasti suka kok. Duduk manis aja, sebentar lagi kita sampai," jawab Kenzie datar.
Motor Kenzie berhenti di halaman parkir danau itu, Audi masih tidak tau ini dimana. Kenzie menggandeng tangan Audi dan berjalan masuk ke arah danau. Kenzie sudah menyiapkan seperangkat alat piknik, ia ingin membuat Audi tersenyum lagi.
Mata Audi takjub ketika melihat sebuah danau yang berwarna hijau itu, ia sangat senang menghirup udara danau ini. Udaranya sangat segar dan jauh dari hiruk pikuk kota, tanpa disadari senyum Audi mengembang dengan sendirinya.
"Lo suka?" tanya Kenzie dengan menatap Kenzie.
"Iya, makasih ya," jawab Audi tersenyum. Ia tidak bisa berhenti tersenyum, tempat ini sangat indah.
Audi dan Kenzie berjalan menuju tempat yang sudah disiapkan, di sana sudah ada banyak buket bunga mawar putih yang wangi. Audi duduk di rumput dan mengambil sebuket bunga mawar putih, ia mengarahkan ke hidung dan menciumnya.
Secara diam-diam, Kenzie mengambil gambar Audi ketika sedang tersenyum sembari mencium bunga itu. Ia bahagia karena senyum Audi sudah kembali, semoga saja Kenzie juga sudah di maafkan Audi.
"Maafin gue ya?" bujuk Kenzie dengan menatap Audi.
"Iya, udah gue maafin kok," jawab Audi dengan tersenyum, lalu Kenzie memeluk Audi dengan erat. Kenzie nyaman berada di pelukan Audi, ia berniat untuk mengurunkan rencananya. Sepertinya, Kenzie sudah jatuh cinta dengan Audi.
Audi menghabiskan waktu bersama Kenzie sampai senja, ia banyak mengambil gambar dirinya dan Kenzie. Mereka tampak bahagia satu sama lain, terlebih lagi Audi, ia bahagia karena bisa bersama dengan orang yang selama ini dirinya idamkan.
Kenzie dan Audi bergegas pulang karena hari beranjak malam, sebenarnya ia tidak ingin berjauhan dengan Audi. Kenzie melihat ke arah kaca spion, Audi menempelkan kepalanya ke pundak Kenzie lalu ia tertawa melihat gadisnya yang tertidur dengan pulas.
"Audi tidur? Lo angkat ke kamarnya ya," ucap Sefan dengan menatap Kenzie.
Kenzie berjalan menuju kamar Audi, lalu meletakkan Audi di kasurnya. "Selamat tidur, sayang," ucap Kenzie dengan mengusap rambut Audi pelan.
***
Audi membuka matanya secara perlahan, ia terkejut ketika melihat dirinya sudah berada di kamar. Apakah semalam ia ketiduran dan dipindahkan Kenzie ke kamar? Senyum Audi mengembang, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sefan menunggu Audi di meja makan, ia kesal karena Audi terlalu lama. Akhirnya yang ditunggu datang juga, Audi berjalan ke arah Sefan dengan tersenyum.
"Senyum-senyum aja, lo sehat?" tanya Sefan dengan menatap adiknya aneh.
"Sehat dong, udah yuk berangkat," ucap Audi lalu berjalan menuju garasi rumahnya.
Tak lama kemudian, Audi sudah sampai di sekolah. Ia berjalan menuju kelas Kenzie, tetapi ternyata tidak ada siapapun di sana. Audi mengirimkan pesan singkat kepada Kenzie, tetapi belum mendapat jawaban.
Riza melihat Audi yang sedang melamun sendirian, ia berjalan mendekat ke arah Audi. "Lo kenapa, Di? Ada masalah?" tanya Riza dengan menepuk pundak Audi.
"Eh Riza, nggak kok gue lagi pengen ngelamun aja," jawab Audi dengan tatapan kosong.
Audi mengecek pesan yang ada di ponselnya, tidak ada balasan dari Kenzie. Ekspresi wajah Audi khawatir, apakah Kenzie sedang baik-baik saja hari ini?
Audi melihat Jeff dan Rafy yang sedang lewat di depan kelasnya, dengan cepat Audi memanggil Jeff dan menghentikan langkahnya. Jeff menatap Audi bingung, mengapa Audi tampak cemas seperti ini?
"Jeff, lo tau dimana Kenzie sekarang?" tanya Audi dengan menatap Jeff serius, lalu Jeff menggaruk leher belakangnya.
"Nggak tau, dia nggak ngabarin gue. Yaudah gue duluan ya, Audi," ucap Jeff lalu pergi bersama Rafy.
Audi duduk di depan kelasnya, "Kenapa lo ilang-ilangan sih? Sebenarnya hari ini lo kemana?" batin Audi.