-Selamat Membaca Kisah Deva dan Karin-
Karine, menghembuskan nafas kasarnya berulang-ulang kali. Disinilah ia berada, dihapadapan bangunan kokoh bertuliskan SMA Gemilang.
Sekolah ini merupakan salah satu sekolah elite di ibu kota Jakarta, papanya menjatuhkan pilihan kepada sekolah ini untuk putri sulungnya.
Sebagai gadis yang amat sangat menyayangi kedua orangtua nya, Karin harus merelakan segala kenangan indah hidupnya di Singapore, dan membangun segala sesuatu nya dari awal. Walaupun semuanya tidak mudah
Untuk masalah kelanjutan hidupnya disekolah baru nanti ia tak terlalu ambil pusing. Jika nanti disekolah baru nya itu tidak ada satupun teman yang menyukainya itu tidak akan menjadi masalah untuknya, toh dia
sekolah untuk memperbanyak prestasi dan cepat-cepat menyelesaikan wajib sekolah 12 tahun bukan untuk hal neko-neko lainnya.
"Dek, mau masuk?" Lamunan Karin buyar ketika suara satpam memanggilnya, ia baru sadar sudah bermenit-menit ia habiskan waktu hanya untuk melamun yang tidak jelas
"Ehh-- iya pak. Permisii" Karin berlari kecil melewati satpam itu dengan sesopan mungkin tanpa memperdulikan kebingungan di wajahnya. Ia tau sekarang ia terlihat begitu asing di tempat ini.
Sudah 15 menit Karin memutari bangunan sekolah ini, ia tau ini bukan waktu yang tepat. Tapi apa salahnya? Hanya untuk menghilangkan rasa gugupnya untuk bertemu orang-orang baru.
Setelah merasa cukup puas dengan acara berkeliling-kelilingnya nya, Karin bergegas menuju ruang Tata Usaha yang sudah diberikan foto lokasi oleh papanya untuk memberikan formulir tertulisnya yang sudah dibuat papa nya dari jauh-jauh hari.
Dan papanya bilang, ada beberapa teman lama papanya yang menjadi guru disekolah ini, entah perempuan atau laki-laki. Yang terpenting untuk sekarang Karin punya kenalan disini.
"Permisi" sapaan Karin yang terlihat kikuk itu mampu membuat seluruh mata yang berada diruang tersebut langsung menatap dirinya bingung--entah apa yang membingungkan dari dirinya.
1 detik, 2 detik, hingga akhirnya di detik ketiga muncullah seorang wanita paruh baya yang menyapa Karin dengan senyuman hangat
"Ya, ada yang bisa kami bantu?" jika semua yang ada didalam menatapnya bingung, tidak dengan wanita paruh baya yang satu ini, ia langsung menyapa Karin balik dengan senyuman hangatnya.
Entah mengapa, Karin merasa wanita itu tidak asing untuknya.
"Iya bu, saya murid baru disini. Murid pindahan ingin memberikan berkas-berkas secara tertulis yang belum diserahkan." jawab Karin sesopan mungkin
"Oh, baiklah. Mari kesini Karin!" wanita paruh baya tadi mengiringnya menuju salah satu meja yang berantakan dengan beberapa tumpukan map dan kertas penting disana.
"Silakan duduk, boleh saya minta berkas-berkas mu?"
Tanpa menjawab sepatah kata pun Karin langsung menyerahkan map berisi kertas-kertas yang sudah dipegangnya dari tadi, dan segera mendaratkan bokongnya di kursi yang sudah ada dihadapannya
"Bagaimana kabarmu? Masih ingat dengan tante mu ini?"
"Maksud ibu? Tante?" Karin menyerngit bingung, tanda tak tahu maksud wanita itu mengatakan dirinya adalah tante Karin. Setahu Karin, tante dari keluarga mamanya tidak ada yang menetap di Jakarta, semua di Bandung. Sedangkan papanya, hanya mempunyai satu adik perempuan, dan itupun sedang menempuh pendidikan tinggi di Jerman.
"Iya, coba ingat-ingat dulu" wanita paruh baya itu tetap keukeuh dengan pendiriannya untuk meminta Karin mengingatnya.
Penampilannya terlihat sangat rapi, menggunakan baju seperti pegawai TU lainnya, rambut hitam pekat dengan panjang sebahu menambah kesan awet muda dalam dirinya, mempunyai paras cantik dan badan yang cukup langsing, dan sepertinya beliau belum menikah.
"Tante Soraya?!" Karin baru ingat semua memori nya tentang wanita di hapadapannya ini, wanita yang sangat amat ia sayangi dari dulu, yang tiba-tiba pergi meninggalkannya tepat 5 tahun yang lalu tanpa satu kabar apapun.
"Sssttt. Jangan keras-keras, kalo di lingkungan sekolah kamu panggil tante ibu aja, kalo di luar baru panggil tante. Ga enak sama yang lain rin"
"Ahh iya tan--eh buu"
"Ayo, ibu antarkan kekelas baru kamu"
Di sepanjang perjalanan menuju kelas baru nya, banyak sekali obrolan yang mereka bahas, dari yang penting maupun yang tidak penting sekalipun.
Soraya melarang Karin untuk bertanya tentang masalalu dirinya yang menghilang sejak 5 tahun yang lalu, katanya nanti saja dibicarakan dan Karin hanya menurutinya saja.
"Nah, ini kelasmu. XII IPA 1, kamu tunggu disini dulu ya" ucap tante sekaligus staf TU di sekolah baru nya ini
"Permisi" sapaan Soraya langsung membuat anak-anak kelas XII IPA 1 yang sedang gaduh langsung diam dan melihat sopan kearahnya, sepertinya Soraya orang yang terpandang di sekolah ini.
Setelah berbincang-bincang dengan guru yang mengajar di kelas itu, Soraya langsung memanggil Karin yang berdiri diambang pintu.
Dengan langkah sedikit menunduk, Karin memasuki kelas itu. Ia merasa seperti sedang melakukan catwalk di hadapan orang banyak--gugup berkelanjutan, tapi sebisa mungkin Karin menutupi rasa gugupnya itu.
"Karin, ibu tinggal dulu ya. Nanti kamu akan dibimbing oleh bu Mita, kalo kamu butuh apa-apa datang keruang TU" bisik Soraya yang hanya mendapat anggukan kecil dari Karin.
Setelah Soraya meninggalkan kelas mereka, guru yang ada di kelas itu langsung mempersilakan Karin untuk memperkenalkan dirinya.
"Baiklah anak-anak untuk hari ini dan seterusnya kalian mendapatkan teman baru, kamu silakan perkenalkan diri ya" ucap guru yang bernama Mita--menurut hasil bisikan Soraya tadi
"Haii, perkenalkan nama gue Karine Natasha Amira, gue pindahan dari National Junior Collage. Well mungkin itu aja dan gue harap kita semua bisa berteman baik" Karin berusaha menutupi rasa gugupnya dengan menampilkan seulas senyumnya demi menjaga image dihadapan teman-teman barunya.
"Oke, ada yang mau mengajukan pertanyaan?" tawar bu Mita
Hanya selang beberapa detik saja ada satu cewek yang mengangkat tangannya sebagai tanda jika dirinya ingin mengajukan pertanyaan
"Silahkan Lisa!"
"Lo dari Singapore dong, kenapa pindah kesini?"
"Iya, karena tugas papa gue udah selesai. Lebih tepatnya tugas kantor" jawab Karin sesuai dengan fakta nasibnya
Merasa puas dengan jawaban Karin, Lisa kemudian menganggukkan kepalanya
"Saya juga bu" tiba-tiba ada salah satu cewek lagi yang ingin mengajukan pertanyaan juga
"Silakan Reyna"
"Panggilan lo siapa?"
"Gue lebih sering dipanggil Karin, tapi kalo kalian mau panggil Natasha atau Mira terserah, senyaman kalian" jawabnya dengan senyum semanis mungkin
"Eh! Kalo gue manggil lo 'cantik' boleh gak?" Karin tidak menanggapinya, ini sudah sering terjadi dihidupnya. Laki-laki kurang asupan nasehat sepertinya--stress
"Huuuuuuu" suasana kelas sekarang menjadi ricuh karena ucapan laki-laki tadi.
Tapi, diantara keramaian yang sedang berlangsung di kelas itu Karin merasa risih karena tatapan intens dari seorang siswa laki-laki yang duduk dibangku paling pojok di kelasnya. Tatapannya dingin sekali, alhasil tingkat kegugupan Karin sekarang menaiki level tingkat tinggi.
"Sudah-sudah. Sekarang giliran Ibu yang bertanya untuk Karin" ucap bu Mita membuat semuanya langsung hening seketika
Deg!
"Kalau boleh tau, apa kamu pernah bersekolah di Indonesia sebelum tinggal di singapore Karin? Dan proses belajar disana itu bedanya jauh gak sih sama di Indonesia seperti di sekolah ini?"
"Yah si Ibu kepo yaa? Gak boleh bu kepo berlebihan, nanti dosa. Bahayaa" suara itu--Suara yang keluar dari mulut cowok yang menatap dirinya daritadi, mampu membuat seisi kelasnya langsung menatap dirinya histeris. Ada yang berteriak histeris, ada yang dibuat kebingungan, ada yang merekam moment itu, jika dilihat-lihat mereka adalah rombongan cewe-cewe kurang belaian dikelas XII IPA 1 itu.
"Kamu ini Deva! Gak sopan sama guru, ibu kan nanya Karin bukan kamu!"
"Yah si Ibu, di bilangin baik-baik sama anak muridnya ga mau. Gimana sih ibu" ia masih saja tidak mau mengalah
"Sudah-sudah, Karin cepat jawab pertanyaan Ibu nanti si Deva lagi yang receh"
Mendengar bu Mita berbicara seperti itu Karin tertawa kecil dan langsung menjelaskan semua jawaban dari pertanyaan guru barunya itu dengan sesopan mungkin. Bagaimana pun, dirinya hanyalah murid baru disini. Harus pintar-pintar mencari teman.
"Yasudah, kamu duduk di bangku nomor 2 sama Via ya!"
Oh, itu namanya Via. Tapi kenapa dia duduk sendirian? Batin Karin
***
Lima menit yang lalu bel istirahat sudah berbunyi, tapi semua murid kelas XII IPA 1 masih berkutat dengan pena dan buku masing-masing, bu Mita belum juga keluar dari kelas mereka karena masih mencatatkan beberapa materi Biologi di papan tulis.
Hasil yang ditangkap dari curi-curi obrolan Karin di waktu pelajaran bersama Via, bu Mita itu memang bukan seorang guru yang killer, tapi ia adalah guru yang tidak segan-segan memotong waktu istirahat mereka, demi menyelesaikan materi pelajarannya nya.
"Baiklah anak-anak,sudah waktunya istirahat"
"Yaelah bu, udah dari tadi kali" ocehan Via memang tidak sampai ketelinga bu Mita tapi mampu membuat Karin tertawa kecil.
Namanya Via Grechiamita, orangnya baik dan cantik, mempunyai wajah yang blasteran, tidak ada kejaiman dalam dirinya, dan orangnya asik.
"Ayo vi, buruan" setelah Karin memasukkan buku-buku nya ke dalam laci mejanya, ada gadis yang tak kalah cantik dari Via, kalau tidak salah namanya Reyna. Karin ingat, dia salah satu orang yang mengajukan pertanyaan untuk dirinya tadi, kelihatannya dia orang yang sangat friendly.
"Lo Karin kan? Yuk, bareng kita aja kekantinnya" ajak Reyna
Karin menatap sekilas Via untuk meminta pendapatnya, Via seperti mengisyaratkan jika dirinya harus ikut bersama nya dan Reyna. Oleh karena itu kini Karin ikut mereka, berjalan bertiga menuju kantin di sekolah ini.
Reyna Sarasvati, orangnya cantik, baik, ramah, friendly, dan wajahnya asli Indonesia-- tidak seperti dirinya dan Via.
Setibanya dikantin, mereka mengambil tempat duduk di pojokan yang terlihat begitu nyaman untuk dipakai sebagai ajang menggosip.
"Lo mau pesen apa rin?" tanya Reyna menawari
"Samain ajalah sama kalian" respon Karin seadanya
"Bener nih?" tanyanya sekali lagi yang langsung mendapatkan anggukan dari Karin
"Yaudah bentar ya, gue pesen dulu" lanjutnya
Tak membutuhkan waktu lama bagi Reyna, kini ia, Karin dan Via menyantap semangkuk batagor hangat yang telah dipesan.
"Vi, kok lo bisa duduk sendirian?" Karin memberanikan diri untuk menanyakan hal yang daritadi menghantui pikirannyanya, sambil menyantap batagor dihadapannya Karin menanyakan hal itu walaupun ia tidak yakin.
"Jadi rinn, mungkin 2 minggu yang lalu, gue tuh aslinya duduk sebangku sama Via, tapi karena Via kerjaannya ngebacot aja, ya loh tau sendiri lah. Nah gue diajak ngobrol terus sama nih anak padahal udah ditegur berulang kali sama guru, jadi bu Mita mutusin buat mindahin gue, akhirnya gue duduk sama si Rama. Dan si Via duduk sendiri deh, rasain tuh HAHAHA" bukan Via yang menjawab, tapi Reyna
"Eh curut! Yang ditanya Karin itu gue bukan lo!" balas Via tak terima
"Yee, bodo amat"
"Oh, jadi nama cowo tadi itu Rama? Dan bu Mita itu wali kelas XII IPA 1?" tanya Karin
"Iya, yang masalah tadi gak usah di pikiran, dia emang suka gombal. Tuh si Via suka digombalin"
"Hahaha" Mereka bertiga menertawakan berbagai hal, dari orang-orang cupu yang melewati meja mereka, dari ibu kantin yang memakai blush on terlalu tebal, dan masih banyak hal yang lain.
Disanalah mereka, tanpa memikirkan kapan saling mengenal, mereka bersenda gurau. Karin mendapatkan teman baru yang baik, baru sehari Via dan Reyna mampu membuatnya nyaman.
"Anak baru? Gila lo Dev, nekat banget. Baru juga hari ini, santai aja bro. Pelan-pelan" kemudian keempat laki-laki itu tertawa bersama
Saat Karin, Via dan Reyna sedang asik-asiknya mengobrol tiba-tiba suara berisik di meja sebelah mengganggu pendengaran Karin. Ia penasaran dengan obrolan mereka yang menyangkut tentang anak baru, hingga Karin memutuskan untuk menoleh ke meja di sebelah mereka
Ketika Karin berusaha mendengarkan dengan baik tanpa di sengaja mata cokelat miliknya bertemu dengan mata hitam milik seorang laki-laki.
Ya, laki-laki yang tidak berhenti menatapnya saat Karin memperkenal dirinya didepan kelas tadi.
Hingga beberapa menit kemudian Karin mengalihkan pandangannya menghindari tatapan dingin dari laki-laki itu, Karin bisa melihat jelas jika ia memberikannya senyumannya.
"Dasar playboy" batin Karin
***