-Selamat Membaca Kisah Deva dan Karin-
Pagi-pagi sekali Karin sudah berangkat ke sekolah, ia sudah tidak sabar untuk segera melabrak salah satu diantara Reyna dan Via.
Karin buru-buru masuk kekelas XII IPA 1
"Woi! Buru-buru amat, mau kemana?"
"Apaan sih, minggir deh gue buru-buru"
"Ada pr? Lo rajin banget sih rin, anak baru juga"
"Rama! Minggir!" yap. Cowok yang sekarang menghadang jalannya adalah Rama, cowok paling receh di IPA 1.
"Karinn! Sini gue ada berita pent" ucapan Reyna tiba-tiba terpotong karena bentakan dari Karin
"Rey, Vi lo berdua tuh kenapa sih!"
Merasa tidak mengerti dengan maksud Karin, Reyna dan Via saling menatap bingung
"Kenapa apanya Rin?"
"Diantara kalian berdua siapa yang ngasih id line gue ke Deva?"
"Gue rin!" dugaan Karin delapan puluh persen hampir benar, selain cantik dan dan pintar Via gadis yang polos. Ia sangat mudah sekali dibohongi, walaupun tidak semudah itu
"Kenapa lo kasih?"
"Ya gagapa sih, cocok juga lo sama Deva!"
"Gila lo!"
"Terus siapa yang kasih nomor WA gue?"
"Gue!" tanpa di duga-duga munculah cowok dari balik pintu kelas IPA 1
"Rama?" Reyna dan Via terkejut setengah mati melihat siapa yang telah berani memberikan nomer WA temannya
"Sorry rin, kemaren si Deva ngancem gue. Dan karena gue wakil ketua kelas yang punya nomor WA semua anak IPA 1 jadi gue kasih aja. Lo tau sendiri Deva gimana orangnya"
"Gila si Deva, gesit amat" goda Via disela-sela keadaan yang menegang.
"Gue benci sama dia!" bukan seperti ucapan biasa, Rama, Reyna dan Via benar-benar ngeri dengan ucapan atau lebih tepat terdengar seperti sumpah yang keluar dari mulut teman mereka itu.
***
Sudah sepuluh hari Karin menjalani rutinitas disekolah nya yang baru, tidak berbeda jauh suasana yang didapatkannya, hanya saja kehidupan Karin sekarang sedikit lebih berwarna dengan adanya sahabat baru seperi Reyna dan Via.
Walaupun beberapa hari yang lalu mereka sempat bertengkar karena hal kecil namun menurut Karin itu hal yang besar.
Sahabat? Yap, tepat tadi malam Via men-cap jika mereka bertiga sekarang adalah sahabat, sebenarnya Via dan Reyna sendiri adalah sahabat lama, hanya Karin sajalah yang lebih tepatnya disebut anggota baru.
Jika hari pertama Karin masih sok jaim didepan Reyna dan Via tidak seperti hari kedua, ketiga, bahkan seterusnya.
Sudah seminggu juga Deva, ketua geng kebesarannya di SMA Gemilang sekaligus teman sekelasnya itu tidak mengganggu kehidupan Karin, seperti tidak meneror nya lewat line ataupun aplikasi whatsapp, bahkan Deva pun menghilang dari sekolah. Seperti ditelan bumi
Menurut gosip yang beredar Deva diskors selama seminggu karena menghajar anak kelas XII IPS 1, yaitu Alex---ketua geng kedua di SMA Gemilang.
Mereka merupakan dua sejoli yang tidak pernah akur, bahkan dari SMP sekalipun. Bahkan mereka tercatat sebagai pembuat onar di SMA Gemilang.
"Kak, ada telpon dari kak Reyna" tiba-tiba suara cempreng Keyra mengganggu acara malas-malasan Karin dikasur kesayangannya itu
"Masuk aja, ga dikunci pintunya" suruh Karin
"Nih" Keyra langsung melempar asal handphonenya kekasur kakaknya itu, dapat dipastikan Keyra juga masih menikmati minggu paginya dikasur, sehingga ia sangat terlihat kesal begitu.
"Lagian ngapain si Rey nelpon ke handphone kamu sih" tanya Karin yang tidak mendapatkan jawaban apapun dari Keyra.
"Rin keluar yok, bosen nih!"
"Lo nelpon gue pagi-pagi buta gini cuma buat ngomong gitu? Istighfar rey!!" sahut Karin
"Lo tuh yang istighfar! Liat tuh jam udah siangg woy!!"
"Napa juga lo nelpon di hp ade gue?"
"Hp lo mati lol!" Karin baru ingat jika semalam ia lupa mencharger hpnya, dapat dipastikan Hpnya sedang dalam kondisi darurat.
"Lagian lo ngapain sih masih pagi juga nih, ngantuk gue" alibi Karin
"Lo mah gitu, yaudah gue sama Via aja" kelihatan sekali nada ucapan Reyna terdengar kesal
Mendengar ucapan Reyna kesal seperti itu, Karin mendadak langsung duduk dari tempat tidurnya "ya ya jam berapa??"
"Setengah 12, buruan mandii"
"Hmm, matiin dulu nih telponnya"
"Awas ya lo tidur lagi"
"Yaaa"
Di detik berikutnya Reyna memutuskan sambungan telepon mereka
"Ya ampunnn, kenapa gue dikasih temen kayak Reyyy"
***
Jam menunjukkan pukul 10.30 pagi, Karin dan Keyra sudah sarapan dengan sepiring nasi goreng dan susu hangat buatan mamanya seperti biasa.
"Key, jalan yuk" sahut Karin
"Kemana?"
"Temenin gue" tidak seperti biasanya Karin mengajak Keyra untuk ikut dirinya jalan dengan temannya
"Tumben?"
"Mau ga?"
"Hmm"
"Kamu siap-siap gih, kakak juga ini" ajak Karin
"Oke boss!"
Sudah setengah jam lebih Karin menghabiskan waktu untuk merias wajahnya, sampai-sampai sudah tercatat lima kali Keyra memanggilnya
Dengan polesan yang sedikit saja wajah Karin yang sudah cantik tambah cantik, ia hanya sedikit menambahkan lipbalm dan alis setipis mungkin. Entah apa yang ada difikiran Karin, tidak memperdulikan teriakan adiknya yang terus mengaum
"Kakkk, buruan atau gak usah jadi aja deh!" ancam Keyra yang langsung menghentikan aktivitas kakaknya itu
"Iyaa! Bawel amat sih, nih lagi jalan nih" asal karin
"Daritadi jalan mulu, emang jalan darimana kemana sih"
"Dari matamu matamu kumulai jatuh cinta"
"issssshhhh"
"Nih udah turunkan gue, bawel sih lo!"
"Halah, cantik engga dandan terus"
"Daripada lo cantik engga dandan engga"
"Bodo amat!" Karin tertawa melihat tingkah lucu adiknya satu ini, gemashh
***
Sesampainya di mall Karin dan Keyra langsung menuju salah satu tempat fast food terkenal, ngemil sekaligus nungguin Reyna.
"Kak, kakak gimana di sekolah barunya?" sambil menyantap pesananya Keyra menanyakan berbagai macam hal kepada kakaknya
"Ya gitu deh, enak-enak aja anaknya" jawab Karin seadanya
"Kakak gak ada yang musuhin gitu? Kan biasanya ada tuh yang gak suka ma anak baru"
"Ya mungkin ada lah, tapi biarin aja lah. Lagian kenapa harus dipikiran mereka aja yang terlalu mikirin kita"
"Good job Karin!" puji Keyra sambil menaikkan kedua jempolnya kearah kakaknya
"Mana kak Rey?"
"Bentar lagi, macet katanya"
Setelah makan sambil berbincang-bincang mengenai banyak hal, mereka memutuskan untuk mampir ke salah satu toko buku di sana, jelas ini permintaan dari Karin, karena dia adalah pecinta novel walaupun adiknya terus meronta untuk segera pergi dari tempat itu
"Nih liat! Novel terbaru, temen ku udah beli semua, kakak aja yang belum"
"Buruan kakk"
"Is sabar dikit lahh"
"Dasarr, sukanya lama-lama!"
Setelah mutar sana mutar sini akhirnya Karin memutuskan untuk segara membayar beberapa novel yang telah diambilnya. Setelah itu mereka langsung keluar dari tempat itu dan melihat-lihat beberapa pakaian disana.
"Rin!" dari kejauhan muncullah Reyna lengkap dengan ootd nya yang super cute, Karin jadi minder dengan pakaian yang dikenakan dirinya hari ini
"Dasar lo lama!"
"Nganterin nyokap dulu tadi gue" sambil berbincang-bincang dua sahabat itu memilih beberapa baju yang lucu, hanya sekedar cuci mata tidak berniat membelinya.
"Eh kak! Bentar dehh, itukan Vira!" teriak Keyra mengganggu Karin dan Reyna yang sedang sibuk memilih baju
"Mana?"
"Ituuu!! ayok kak"
"Ngapain sih"
"Ayokkk" Keyra terus menarik paksa tangan kakaknya untuk mendatangi Vira yang berada tidak terlalu jauh dari mereka dan dengan sangat malas Karin harus meninggalkan Reyna dan beberapa baju yang telah di pegangnya tadi demi bocah alay yang merampas kebahagiannya sekarang.
"Viraaa!!"
"Eh, Keyraa? ada disini juga?"
Seperti sedang menonton drama, Karin hanya menyaksikan duo bocah yang melakukan adegan berpelukan di depan umum seolah sudah lama tidak bertemu
"Lo sama siapa kesini?" tanya Keyra
"Sama abang sepupu gue, tuh lagi ngambil kembalian dia"
"Kalo lo sama siapa?" tanya balik Vira
"Sama kak Karin, eh iya kata lo penasaran mau liat kaka gue"
"Iyaa, manaa"
"Kakk!" sahut Keyra
Mendengar suara Keyra memanggil dirinya lagi Karin menoleh dan menatap malas seolah berkata 'kenapa lagi sih'
"Siniii!" dengan malas Karin berjalan kearah mereka, sekilas Vira cantik sekali, wajahnya asli Indonesia, dan sepertinya ia anak yang mudah bergaul.
"Jadi ini kak Karin? Yaampun lebih cantik dari aslinya!!" mendengar dirinya dipuji seperti itu, Karin hanya tersenyum simpul
"Kak, kenalin ini Vira temen sebangku ku yang sering aku ceritain itu" Karin hanya menganggukan kepala tanda mengerti dengan penjelasan adiknya
"Dan vira, ini kakak gue, kak Karin yang sering gue tunjukin fotonya. Tapi cantik gini lo belum tau dalemnya, galak abiss"
Karin kesal mendengar adiknya menjelek-jelekan dirinya didepan temannya, langsung saja ia tempeleng kepalanya.
"Aww! Sakit tau kak"
"Rasain, makanya yang sopan dikit sama kakak!"
Melihat kakak dan adik yang bertengkar manis seperti itu Vira hanya tersenyum kecut, entah apa yang ada difikirannya sekarang.
Keyra hanya mengumpat dalam hati, ia kesal kakalnya sudah mempermalukannya didepan sahabatnya ini,
"Viraa!!" dari jarak yang tidak terlalu jauh terdengar suara dingin cowok yang sedang memanggil Vira
"Vira! Kamu ini udah abang bilang jangan kemana-mana!" lanjut cowok itu terus memarahi Vira tanpa melihat ada siapa di sekitarnya
"Maaf bang, tadi aku denger ada temenku yang manggil, jadi aku kesini deh. Oh ya kenalin kak, key ini abangku"
"Karin?" sebenarnya Karin sudah terlebih dulu mengenali siapa cowok yang disebut Vira itu abangnya, hanya saja ia berusaha untuk tetap tenang, toh tidak ada yang perlu di khawatirkan
Cowok itu adalah Deva, laki-laki aneh yang pernah membayarkan semangkuk batagor nya sebagai salam perkenalan, yang tiba-tiba meng-add akun line nya dan tiba-tiba menghilang tanpa kabar sedikitpun.
"Abang kenal sama kak Karin?" tanya Vira memecah keheninga
Deva hanya diam tak menjawab pertanyaan sepupunya itu
"Bangg"
"Iya jelaslah abang kenal, orang dia gebetan abang"
"APA?!" bukan hanya Keyra dan Vira yang terkejut mendengar pernyataan dari mulut Deva melainkan Karin juga
"Beneran bang? Seriuss?"
"Iya tanya aja sama orangnya"
"Gak kok vira, kita cuma temen satu kelas aja" bagaimanapun Vira adalah teman dari adiknya, ia harus tetap menjaga perasaannya.
"Ohh, ya maafin abang la ya kak, emang nih abang suka ngarep orangnya" Karin, Keyra dan Vira tertawa kecil sambil menatap wajah kesal Deva
"Viraa" hanya satu kata tapi suara dingin itu mampu membuat yang lain berhenti menertawakannya
"Bercanda banggg"
"Yaudah mumpung lagi kumpul gini kita main bareng aja yuk!" ajak Keyra
"Tapi key" sanggah Karin
"Please kakkk" mendengar adiknya sudah memohon seperti itu Karin hanya pasrah dengan kelanjutan hidupnya nanti
"Abang juga mau kan bang? Bentar ajaaa"
"Hmm" bukan seperti Karin yang merasa ini hari minggu tersialnya, Deva malah menganggap ini keberuntungan terbesar bagi dirinya.
Akhirnya mereka berjalan bersama, sayangnya sial berpihak pada Karin hari ini, Keyra dan Vira seperti bersekongkol berjalan duluan ditambah Reyna yang mengirimnya pesan lewat WhatsApp yang harus pulang duluan karena diminta menjemput mamanya alhasil kini hanya Karin dan Deva yang berjalan berdua seperti pasangan yang sedang ngedate.
"Maafin gue udah lama gak ngabarin lo" Deva membuka obrolan duluan
"Ga butuh juga" jawab acuh Karin
"Gue diskors seminggu, dan mulai besok gue udah boleh masuk lagi"
"Terus urusan sama gue apa?"
"Karena lo gebetan gue, jadi gue harus kasih tau lo!"
"Sejak kapan?"
"Apanya?"
"Ishh"
"Ya apanya?" Deva sengaja mempermainkan Karin supaya suasana tidak setegang tadi
"Khayalan lo tentang gue yang jadi gebetan lo itu?!"
"Seminggu yang lalu"
"Tapi gue gak ngerasa!"
"Lo tambah cantik kalo lagi marah"
"Basi lo"
"Basi-basi gini lo juga suka kan" goda Deva
"Kepedean lo" karena merasa cukup kesal dengan tingkah laku Deva, Larin berjalan cepat meninggalkannya meski Deva terus memanggil namanya, tapi ia tetap saja tidak memperdulikannya
"Karin tungguin gue!"
"Apaan sih!"
"Ga bisa apa jalannya sejajar gitu?"
"Lo pikir paskibra apa hah?!"
"Ganas amat mba"
"Biarin"
"Jadi gemashhh" kini Deva dapat menyamai langkahnya dengan Karin
"Ish apaan sih, minggir sana!"
"Ya tapi jangan jauh-jauhh!"
"Bodoamat!"
"Lo tuh kenapa sih rin? Gue salah apasih sebenernya?"
"Banyak lah, pikir aja sendiri"
"Gue ga bisa berpikir jernih semenjak lo ada dihidup gue"
"Basi" Karin pergi meninggalkan Deva yang tersenyum geli melihat tingkah lakunya.
Semakin lo lari dari gue semakin besar semangat gue buat ngejar lo rin. Batin Deva
***