Hana terperanjat ketika mendadak Kang Junhyuk memasuki ruang rapat yang penuh dengan bingkisan bagi fans nya. Ia menatap dingin pada Hana yang sedang mengurut lengannya yang sakit sebab kebanyakan menulis.
"Belum juga selesai?" ujarnya datar tetap dengan pandangannya yang lurus pada manik Hana di sebrangnya. Hana berdiri lalu menundukkan badannya, lalu menjawab pertanyaan Junhyuk
"Belum, masih setengahnya"
Jawaban Hana membuat Junhyuk mengerutkan alisnya, matanya semakin tajam menatap Hana. Ia marah.
"Apa? Baru setengahnya? Kau ngapain aja sih? Apa agensi sekarang dengan mudah menerima pemalas seperti kau ini?! Sial!" Hardiknya pada Hana, membuat perempuan bermata bulat itu membelalakkan matanya kaget.
'Apa katanya? Pemalas? Aku? dasar gila! tanganku sudah serasa akan copot sekarang dan dia masih bilang aku pemalas?!' batin Hana, tentu saja dia takkan dengan bodohnya mengatakan uneg-unegnya dengan lantang, bisa-bisa pria di depannya ini akan lebih menyeramkan dibanding nenek lampir.
"Maaf, saya mengerjakan ini seorang diri sejak kemarin" Hana mencoba membela diri, tak ingin pemuda tampan itu menginjak-nginjak dirinya.
"Hah! jadi kau ingin menyalahkan orang lain? Siapa yang menyuruhmu mengerjakannya sendiri?! untuk hal itu saja kau harus di beri tahu dulu?"
Cerca Junhyuk yang hilang kesabaran dengan senyum sisnisnya itu. Fan meetingnya diadakan malam ini dan bingkisan baru setengahnya yang sudah beres. Ini membuat Junhyuk memandang sebal dan jijik pada Hana seolah ia seekor kecoa. (Kalau kata readers, belum aja kena cinta lu Junhyuk, kalo udah cinta belek nya Hana pun dibilang cakep)
Hana mematung, kehabisan kata-kata. Baru kali ini seumur hidupnya ia dikata-katai seperti ini. butiran bening sudah menyesak ingin keluar dari persembunyiannya, membuat Hana harus menengadahkan kepalanya agar benda itu tak jatuh. gengsi kan kalau sampai nangis di depan orang tampan nan aduhai tapi menyebalkan ini!
Suho menyadari perubahan ekspresi Hana lalu cepat-cepat menengahi mereka.
"Hei, jangan begitu Hyuk-ah. Dia juga sudah bekerja dengan maksimal, jangan di marah-marahi"
Suho mencoba menenangkan artisnya yang memang punya sifat dingin seperti es kristal dalam segelas es teh marebuan, manis tapi dingin tapi cepat meleleh, yaa gitulah..
Junhyuk hanya diam tak menanggapi omongan hyung nya tersebut, ia lalu menatap pada tangan kanan Hana yang sedari tadi diurut oleh si empunya, sampai Yoon PD masuk ke ruangan itu dan mendapati atmosfer tegang dari dalamnya, ia sangat tahu siapa tersangka penyebab atmosfer ini.
"Ada apa? Apa bingkisannya sudah selesai? Acara akan di percepat 1 jam nanti malam" Yoon PD berkomentar.
"Anu, PD-nim.. bingkisannya belum selesai, nampaknya Hana hanya mengerjakan ini seorang diri" Suho mulai angkat bicara.
"Hana? Loh, kenapa kamu yang mengerjakan? Bukannya ini tugas tim Yeojong? Dan lagi, sendiri?" Yoon PD memberondong pertanyaan pada gadis itu karena ia heran, seharusnya anak magang ini tidak di berikan tanggung jawab untuk tugas seperti ini, kalau membantu itu mungkin, tapi kalau pertanggung jawaban di bebankan padanya, itu merupakan hal yang bodoh.
"Yeojong Seonbae yang meminta tolong pada Hanmi onni, lalu karena Hanmi onni juga sedang sibuk, ia meminta tolong pada saya, teman se-tim saya semuanya sedang sibuk dikejar deadline, jadi saya harus puas bekerja sendiri PD-nim"
Hana menjawab semua berondongan tanya dari Yoon PD dengan lugas, sekalian menegaskan pada es kristal marebuan yang sedang berdiri di sebelah Suho.
Junhyuk nampak tidak peduli dengan jawaban Hana.
"Hhaiih...panggil Yeojong kesini" kali ini Yoon PD bicara pada seseorang yang tadi datang bersamanya, Hana tak kenal orang itu.
Yeojong segera masuk ruangan rapat itu, wajahnya nampak sedikit ada rasa khawatir, tapi masih sempat ia layangkan mata sinis bin julid netijen ke arah Hana.
"Yeojong-ssi, kenapa bisa anak baru ini yang mengerjakan semua ini sendirian? tak adakah anggota tim-mu yang bisa diandalkan? ini bukan tanggung jawabnya" Ujar Yoon PD seraya menunjuk pada Hana yang sedari tadi diam mematung di tempatnya, instingnya mengatakan kalau hal ini adalah permulaan masalah baginya di sini.
"Maaf PD-nim, kami banyak sekali pekerjaan yang terkendala deadline, jadi minta tolong pada tim lain untuk membantu, tak sangka mereka akan menyuruh satu orang yang mengerjakan" jawab Yeojong dengan sengaja memanipulasi kesalahannya agar seolah-olah tim Hana yang salah. Hana ternganga dibuatnya, takjub dengan skill omong kosong seniornya itu.
"Haaah...bagaimana bisa kalian tidak berkoordinasi dengan baik? sudah berapa lama kalian kerja disini dan masih tidak becus melakukan hal seperti ini saja? Auh aigoo..." Yoon PD memegang tengkuknya seolah dia kena darah tinggi seketika. Ia sangat kesal sekarang.
"Suruh anggota timmu membantu anak ini! nanti malam acara akan di percepat, jadi segera selesaikan sisanya!" titah Yoon PD yang kemudian meninggalkan ruang rapat untuk kembali ke ruangannya, ia ingin minum obat darah tinggi nya sekarang juga.
"Kau jadi akan ikut menulis beberapa buah bingkisan?" Suho bertanya pada artisnya itu dan dijawab anggukan tanpa kata dari Junhyuk, ia menarik kursi di depannya lalu mendudukinya, laki-laki tampan tapi galak itu meraih salah satu bingkisan dan kertas ucapan kecil dan mulai menulis di atasnya.
Tanpa sadar Hana hanya terdiam ditempatnya menatap Junhyuk yang sedang menulis, membuat Junhyuk risih dan jengah.
"Apa kau hanya akan terus bengong seperti orang bodoh begitu?" Junhyuk bersuara tanpa melihat pada orang yang di tegurnya, matanya masih lekat pada kertas ucapan kecil yang sekarang sedang ia gambari bentuk hati.
Hana terkesiap seperti baru sadar dari kerasukan, ia lalu segera duduk kembali dan mulai menulis.
BRAK!
Pintu ruangan rapat itu di buka kasar oleh Yeojong yang sudah membawa 2 orang anggota timnya untuk membantu pekerjaan Hana, ia tampak tak senang pada Hana, pun dengan kedua temannya. Tapi Hana memutuskan untuk tak meladeni dan tetap pada pekerjaannya.
"Kenapa tidak bilang saja sih kalau butuh bantuan, kenapa harus tunggu Yoon PD bertanya dulu, kau sengaja ingin agar namaku jelek di mata PD-nim?" Yeojong dengan tak tahu diri berkata tak masuk akal. Hana benar-benar kehabisan kata-kata, kenapa jadi dia yang di pojokkan disini?
"Heh! Kau bisu? Licik sekali sih jadi orang" umpat Yeojong dengan senyum sinisnya dan tatapan merendahkan pada Hana.
"Yeojong-ssi, sudahlah jangan lagi memperpanjang" Suho lagi-lagi menengahi, dia memang orang yang berpikiran paling dewasa di sini, mirip seperti Jihwan pikir Hana. Ia seperti tersihir dan jadi mengagumi Cha Suho.
Junhyuk hanya diam ditempatnya dengan wajah serius pada catatannya, tidak paeduli pada ocehan Yeojong. Biarpun punya sifat dingin dan menyebalkan, tapi ia sangat menyayangi para fans nya. Ia akan sangat ramah ketika jumpa dengan fans nya, entah itu akting atau benar-benar dirinya. Hanya dia yang tahu.
Berarti harusnya si Junhyuk itu sayang juga pada Hana dong, Hana kan juga fans Junhyuk? Jawabannya adalaaah... bagaimana Junhyuk tau kalau hana itu fans nya?? Ckckckck.
--###--
Sore hari, bingkisan itu selesai dikerjakan. Anggota tim Yeojong yang baru tadi siang membantu mengeluhkan tangannya yang nyeri karena banyak menulis, padahal rata-rata dari mereka hanya menulis paling banyak 200 buah bingkisan per orang, Junhyuk pun merasakan hal yang sama pada tangan kanannya, nyeri dan tak nyaman.
Bagaimana dengan gadis itu? tanya Junhyuk dalam hati, dia sudah menulis lebih dari setengah jumlah bingkisan itu, Junhyuk yang hanya sanggup menulis paling banyak 100 buah saja sudah merasakan nyeri, apalagi Hana?
Nah, udah dipake itu brainnya Hyuk..
Junhyuk menatap Hana dari balik kaca ruangan Yoon PD, nampak Hana yang sedang mengolesi tangan kanannya dengan krim anti nyeri lalu menempel koyo di sekelilingnya. laki-laki tampan sejagat raya itu tersenyum getir, sedikit meyesali ucapannya tadi pada gadis manis bermata indah disana.
Sedikit looh...hanya sedikit, seujung kuku.