Chereads / Broken White / Chapter 17 - Kamu Sudah Yakin?

Chapter 17 - Kamu Sudah Yakin?

Indra menatap anak sulungnya dengan wajah yang sangat serius. Apa yang barusan dikatakan Rendra pagi ini membuatnya cukup terkejut.

Koran yang sebelumnya dia baca, perlahan dilipat kembali dan diletakkan di atas meja ruang tamu. Perhatian Indra sudah beralih sepenuhnya kepada Rendra.

"Kamu sudah yakin?" tanya Indra.

"Sudah, Pak," jawab Rendra mantap.

Indra tentu saja senang dengan apa yang baru saja diungkapkan anaknya. Rendra bilang ingin menikah dengan Kirana dan minta ditemani melamar anak sahabatnya itu pada akhir pekan besok.

Pernikahan ini sudah diharapkan sejak dua tahun lalu. Namun, saat itu Rendra menolaknya mentah-mentah. Sepertinya wajar jika Indra jadi penasaran apa yang membuat anaknya berubah pikiran. Setidaknya, apakah Rendra benar-benar sudah mantap dengan keputusannya?

"Bapak berharap ini adalah pernikahan terakhir kamu. Jadi, sekali lagi Bapak tanya, kamu sudah yakin?"

Rendra merasa bisa memahami mengapa sang ayah tampak meragukan niatnya. Bagaimana pun, dia pernah menolak perjodohan dengan Kirana. Bahkan, akhir pekan lalu dia masih berharap para orangtua tidak buru-buru soal pernikahan. Namun, sekarang malah Rendra sendiri yang meminta semua disegerakan.

"Doakan aja, Pak. Semoga ini adalah yang terbaik," ucap Rendra, mencoba meyakinkan sang ayah bahwa dia serius dengan keputusannya.

Keadaan kembali hening. Indra tampaknya masih meragukan Rendra. Dia masih bertanya-tanya dalam hati, apakah anaknya sungguh-sungguh sudah siap menikah lagi?

"Nggak perlu dipikir 1.000 kali dulu, Pak. Anak kita udah mantap. Dia yang akan menjalani. Udah, percaya saja sama Rendra."

Tiba-tiba Yunita muncul dan menyela perbicaraan suami dan anaknya. Dia merasa gemas sendiri dengan Indra yang jelas-jelas tampak meragukan Rendra. Padahal, bukankah pernikahan adalah niat baik yang harus disegerakan?

"Nanti Ibu bilang sama ibunya Kirana, ya. Pasti Mbak Sinta juga seneng. Kirana udah tahu soal rencanamu atau belum?"

Sudah sejak lama Yunita berharap bisa menjodohkan Rendra dengan Kirana, namun dia juga tidak mau terlalu memaksa. Dia tahu anaknya sangat mungkin masih trauma dengan kegagalan pada pernikahan sebelumnya.

Jika sekarang Rendra minta ditemani melamar Kirana, bukankah itu pertanda baik? Yunita berharap Rendra memang sudah berdamai dengan trauma masa lalunya.

"Udah, Bu. Udah dibahas semalam. Malah dia duluan yang ngajakin cepet-cepet menikah."

Jawaban Rendra membuat senyum cerah terbit di wajah Yunita, sedangkan Indra malah terlihat semakin berpikir keras.

"Kamu yakin si Kirana nggak lagi bercanda?"selidik Indra.

Pertanyaan itu langsung berbuah cubitan dari sang istri. Yunita geregetan dengan tingkah suaminya yang masih saja menganggap Rendra tidak serius tentang rencana pernikahan.

"Jangan dengerin Bapak yang suka overthinking, Ndra," kata Yunita sambil memandang sinis suaminya yang sedang mengeluh kesakitan.

Yunita kembali memandangi anaknya penuh sayang. "Sana kamu siap-siap berangkat ke kantor. Kamu mau jemput Kirana lagi, kan? Nanti sampaikan salam Ibu buat calon menantu kesayangan, ya, Ndra."

***

Pagi yang luar biasa. Sejak bangun tidur, ada begitu banyak hal yang mengejutkan Kirana dan membuat suasana hatinya memburuk.

Pertama, Kirana merasa seperti sedang mendapatkan karma. Dia yang biasanya membuat artikel dari konten viral di media sosial, tiba-tiba mengalami hal sebaliknya. Kali ini, dirinya adalah bagian dari bahan artikel-artikel receh yang sering kali punya pembaca lebih banyak ketimbang berita biasa.

Video maupun foto saat Rendra menghampirinya di warung bakso semalam sudah tersebar dalam berbagai versi. Mau ditaruh mana muka Kirana hari ini? Dia bahkan terlalu malu untuk berangkat ke kantor.

Banyak orang menghubungi Kirana untuk bertanya tentang video itu. Apakah itu benar dirinya? Apa hubungannya dengan si pria? Bagaimana mereka bisa saling mengenal?

Banyak juga yang cuma mengirimkan ucapan selamat atas rencana pernikahan Kirana dengan si pria dalam video, termasuk dari teman-teman lama yang sudah sudah bertahun-tahun tidak berjumpa. Mengapa mereka sangat antusias dengan hubungan asmara Kirana?

Kedua, bisa-bisanya Solidnews jadi media online yang pertama kali merilis artikel tentang video viral itu. Kirana merasa asing dengan nama penulis maupun editornya, jadi dia cukup yakin kalau mereka bukan dari kantor cabang Jogja. Namun, apa mereka benar-benar tidak tahu jika orang-orang dalam video tersebut bekerja di perusahaan yang sama dengan mereka?

Ya, memang bukan hanya Kirana dan Rendra yang tertangkap kamera warganet, keempat rekan kerjanya juga ikut terekam. Apakah mereka sekarang juga merasa tak nyaman seperti Kirana atau malah senang karena mendadak terkenal?

"Ini akhir pekan beneran Rendra mau ngelamar kamu? Barusan Tante Yunita telepon Ibu. Katanya, rencana ini udah dibahas sama kamu."

Hal mengejutkan ketiga adalah ucapan ibunya barusan. Akhir pekan lamaran? Seingat dia, semalam Rendra tidak berkata apa pun soal itu, apalagi dirinya.

Kirana sadar telah bersikap sembarangan saat mengajak Rendra menikah dengan begitu entengnya tadi malam. Namun, dia sepenuhnya yakin tidak ada pembicaraan apapun tentang rencana lamaran dalam waktu dekat.

Apa yang sebenarnya direncanakan Rendra? Entah bagaimana dia juga curiga kalau konten viral tentang mereka adalah bagian dari rencana Rendra.

Rendra jelas tidak bodoh. Menjaga citra adalah bagian dari pekerjaannya. Belum lagi soal rumor yang selama ini menyebut Rendra tidak suka jadi pusat perhatian. Pasti ada alasan khusus di balik aksi mencoloknya semalam.

"Ibu seneng, sih. Cuma ini rasanya mendadak banget. Masalahnya, banyak yang harus disiapkan, lho. Ini akhir pekannya Sabtu atau Minggu, ya? Minggu pagi aja gimana? Biar setidaknya ada waktu tiga hari buat siap-siap."

Betapa semangatnya Sinta setelah mendengar seorang pria bakal datang melamar anak keduanya. Hal itu jadi membuat Kirana merasa tak enak hati untuk mengelak soal rencana lamaran di akhir pekan nanti.

Baiklah. Demi orangtuanya, sementara Kirana akan mengikuti skenario yang mungkin sudah disiapkan Rendra. Nanti saat Rendra datang menjemputnya, dia harus menuntut penjelasan lengkap dari pria itu.

"Nanti Rendra datang. Ibu bilang aja kalau mending hari Minggu karena butuh persiapan ini-itu," kata Kirana.

"Ya, udah. Sana mandi. Ini udah pada mau matang, kan? Ibu aja yang ngurus."

Kirana memang sedang berada di dapur dan memasak beberapa menu sederhana untuk sarapan. Tempe dan tahu sudah selesai digoreng, begitu pula dengan sambal ulek kesukaan ayahnya. Hanya tinggal menunggu sayuran dalam sup buatannya menjadi empuk dan matang.

Masakan terakhir sudah diambil alih sang ibu, jadi Kirana ingin kembali ke kamar dan mandi.

Kirana sudah berjalan beberapa langkah meninggalkan dapur, tapi dia lalu berbalik menghampiri ibunya lagi. Terlihat sang ibu sedang mengaduk sup untuk terakhir kali sebelum mematikan kompor sambil bersenandung pelan. Bahkan meski hanya melihat punggungnya, Kirana tahu ibunya sedang tersenyum.

"Bu, Ibu percaya sama Mas Rendra?"

Sinta segera berbalik begitu mendengar pertanyaan Kirana. Kenapa anaknya tiba-tiba bertanya seperti itu?

"Menurut Ibu, apakah Mas Rendra nantinya nggak bakal melakukan hal yang sama?" tanya Kirana lagi. "Dia nggak akan tiba-tiba pergi juga, kan?"

Sinta langsung memahami kecemasan Kirana. Tentu saja dia tahu apa yang sebenarnya membuat Kirana selalu meragukan semua pria yang mencoba mendekatinya selama beberapa tahun terakhir.

Ketakutan itu ternyata belum sepenuhnya sirna. Kirana benci dicampakkan begitu saja setelah terlanjur jatuh cinta.