Desir sang bayu lembut membelai helai demi helai rambut panjang gadis yang dibiarkan terikat kuda dengan menyisakan beberapa helai yang entah disengaja atau tidak, dibiarkan terurai melampaui batas telinganya. Sejenak setelah rasa lelah menguap bersama hilangnya butir demi butir keringat yang menetes, sepasang remaja itu kini bangkit bersamaan sembari membenarkan baju mereka yang sedikit terlipat sebab posisi duduk nyaman yang mereka ciptakan barusan. Kini langkah keduanya tegas menyusuri aspal kasar jalanan yang menjadi pijakan alas sepatu mereka. Davira sesaat diam. Menatap jauh ke depan yang sedikit ramai oleh lalu lalang orang bertujuan sama dengannya. Olahraga pagi membelah semilirnya hawa dingin bayu yang berhembus guna mempersehat dan membugarkan jiwa serta raga.
"Habis ini mau pulang?" tanya Arka menyela langkah. Gadis di sisinya menoleh sejenak. Tak bersuara hanya mengangguk sembari bergumam lirih tanda setuju dengan apa yang ditanyakan oleh Arka barusan.