Chereads / COMPLICATED / Chapter 2 - 0.1

Chapter 2 - 0.1

Satu per satu kelopak bunga berjatuhan ke rumput yang basah terkena embun

Terdengar teriakan suara dari balkon kamar di atas "Arabella, kamu ngapain ngelamun pagi ditaman"

Gadis yang merasa namanya dipanggil pun menengok ke atas . Ternyata mami nina, sang ibu

"Bellaaa,, kamu denger mami kan ?" teriak nina untuk ke dua kalinya

"Iya mi, bella denger . Bella pengen ngehirup udara" kata bella

"Masuk dong bel, kasian badan kamu. Dingin bel, nanti demam"

"Iya mi" balas bella sambil berdiri menepuk rok nya menjatuhkan tanah tanah halus yang sebelumnya menempel

Kegiatan lamunan bella terhenti. Bella masuk ke kamarnya, ditulisnya kumpulan huruf di dalam buku diary miliknya.

'dear diary

kok gua jomblo terus sih?'

Melihat tulisannya, bibirnya tergerak "ini ga kaya anak indie kan nulis diary alay gini"

*srekk

disobeknya satu halaman kertas tersebut, jarinya kembali menulis ulang merangkai sebuah kalimat

'love u mom hehe'

Tling— ponsel bella berbunyi, terdapat beberapa pesan dari grub sahabat bella

✨kita cantik✨

Ava || guys

Ava || gue diajakinnn jayden latihan basket, omgg!!! Gue seneng bgt !

Jennie || HAH? kok bebeb bara ga ngajak aku sih?!

Bella || pede amat sih diajak

jennie || kok lo julid sama gue heh

jennie || kalo iri mah bilang bel

Bella || ih apa banget gue iri

bella || ya ga lah gila

Aal || tau tuh bella paling iri, tp sama bel gue juga gaada yg ajak

Jennie || eh woi!!!

jennie || Barusan bara ngajak gw jugaaaa ,

jennie || aaa gw seneng bgttt!!

Ava || fix kita ketemu disana bareng

Bella || aku galaku , aku diam

Aal || ^2

Bella| Aalisha latah banget!!!

Aal || biarin

Jennie || dah tengkar lah klen bedua

Nathan exadoze putra adikhari, putra sulung pemilik yayasan yang sering di idamkan gadis gadis di sekolah

Orangtuanya sudah bercerai sekitar 2 bulan yang lalu, saat ini nathan tinggal bersama ibunya, ana. Tak lupa adik kembarnya, noel dan niel

"Nda, nathan mau jalan dulu ya . Latihan basket" ucap nathan kepada sang bunda yang sedang membuat kue di dapur

"kamu megang duit ga? Bunda gaada cash" ucap ana kepada nathan

"kemarin nraktir reynand, bara, sama jayden hehe"balas nathan sambil cekikikan

"aduhh dasar boros,,, bentar bunda ambilin card dulu"

Selagi menunggu bunda mengambil dompet di kamarnya, nathan duduk dibangku halaman rumahnya, tentu saja sekalian menggunakan sepatu basket miliknya

pandangannya mendadak oleng saat ia mengikat tali sepatu, dikarnakan terlihat gadis dengan potongan rambut pendek yang dipikirnya tak asing sedang berlari melewati rumah nathan

Bunda ana mengeluarkan kartu berwarna hitam dari dompet kecil miliknya lalu memberikan benda tersebut ke nathan "jangan dipake buat yang aneh aneh"

"Makasih bunda" balas nathan yang kemudian mengecup kedua pipi ana "nathan pergi ya bun"

"Hati hati"

"Siap bun"

nathan meraih kunci motor dan menggunakan helm full face legamnya, dalam waktu sepersekian detik dirinya menghilang dari pandangan ana

Bella sedang berlari pagi di sekitar kompleknya, walaupun bella baru saja sembuh sejak seminggu dirawat, tetap saja bella tidak peduli

Sudah sepertujuh jarak larinya, tiba tiba saja nasibnya sepertinya buruk. Kepala bella mendadak pusing, dadanya sakit, matanya kunang kunang

Bella terjatuh yang dengan mulusnya aspal mencium lapisan teratas epidermis kakinya berakhir tergores luka, tubuhnya terkulai lemas. Berusaha mencari pertolongan tapi sialnya ia lupa membawa ponsel, dan komplek yang sepi membuat bella pasrah.

Dari kejauhan, terdengar suara motor ninja yang akan melewatinya,

"please...." batin bella, rasanya ingin menangis.

seakan terdapat koneksi batin, motor ninja tersebut berhenti di depan bella. tak lama, pemilik motor itu membuka helm hingga terpampang jelas wajahnya, ternyata nathan.

teman 1 sekolah bella, tapi mungkin tidak bisa dibilang teman, karena mereka tidak pernah berbicara satu sama lain. hanya saja, mereka tau nama satu sama lain.

sekedar tau, bukan kenal

nathan turun dari jok motornya yang dengan sigap membantu bella duduk ke sekitar trotoar dan membiarkan punggung gadis itu tertahan lengannya.

berbagai pertanyaan pun meleset begitu saja

"eh kenapaa..?"

"perlu gua anter ke rs...??"

"rumah lu dimana...???"

yang ditanya hanya diam tanpa suara "nama lu bener bella kan..?" ujar nathan memastikan

"pusing...." kata bella nyaris tak terdengar, makin lama pandangannya semakin memburam.

nathan ikut bingung tidak paham apa yang bella katakan, satu satu tujuan adalah rumahnya, tanpa basa basi ia langsung membopong bella ke atas motor

"EHHHH-" bola mata nathan membulat hebat. sial, bella mendadak pingsan.

pria itu memutuskan melepas jaket boombernya, ia gunakan untuk membungkus tubuh bella. Nathan memposisikan bella dengan posisi merengkuh dirinya, supaya tidak terjungkal kebelakang,

dengan cekatan, ia membawa bella pulang kerumahnya karena tidak tau dimana rumah bella

Sesampainya dirumah, nathan membopong bella ke dalam kamar pribadinya dengan keringat menetes di ujung pelipis.

"aneh, masa pucet gini bisa cantik" batin nathan menelisik wajah gadis di dalam bopongannya yang pucat, sambil mengarah ke kamar ia meneriaki bundanya "BUNDAA ADA TAMUU"

nathan membuka jaket boomber yang dikenakan bella, lupakan fakta teori tersebut benar atau tidak tapi mungkin supaya tubuh bella bisa bernafas, nathan juga menyingkap anak rambut yang menutupi wajah bella

Ana, sang bunda yang melihat anaknya membawa perempuan pingsan pun terkejut "KENAPA TAMUNYA PINGSAN GINII??!"

"nanti nathan jelasin, Bunda tolong panggilin dokter" balas nathan mendadak agak cemas

"Iya tadi udah mba telfonin, itu kakinya luka. Nathan basket aja, biar bunda yang urus"

"Gak papa nathan aja yang ngurusin," kata nathan sambil melirik kearah bella

"yakan kamu mau basket"

"engga hari ini gajadi latihan kata coach" sebuah alibi meleset begitu saja dari bibir nathan

Tak jauh dari kamar nathan, suara 2 anak laki laki terdengar sedang cekikikan meributkan hukuman atas kekalahan bermain playstation. mereka adik kembar nathan.

nathan melirik ke arah ana, pandangannya memberikan kode tersendiri

"Noel, niel,,, jangan berisik ya" teriak ana

"Iyaa nda"