Senja. Sebuah nama yang singkat padat dan jelas tanpa embel-embel nama tambahan lainnya. Just it. Only Senja, iya Senja. Orang tuaku memberiku nama Senja karena aku lahir diwaktu senja. Umurku 25 tahun. Teman-temanku mengatakan bahwa aku gadis yang cantik but well aku mengakui itu dan aku bersyukur kepada Tuhan karena telah menciptakan seorang Senja lengkap dan utuh tanpa kekurangan apa-apa.
Saat ini aku sedang berdiri didepan cermin memandangi wajahku sekilas lalu ku cepol rambut panjang bergelombang ku sembari menguap karena aku baru saja terbangun dari tidur cantikku.
"Pagii Senjaaaaa.." ucapku pada pantulan diriku di cermin yang tingginya hampir sama dengan tinggi badanku dan sekali lagi aku menguap kemudian melangkahkan kaki menuju kamar mandi lalu segera mengguyur tubuhku dengan air.
"Everything is okay!", sekarang aku sudah siap. Memakai make-up secukupnya dengan rambut terurai hingga lengan serta mengenakan blouse cream tangan panjang dan dipadukan dengan celana dasar hitam panjang.
"Kamu gak sarapan dulu Senja?" Ucap Mama dari arah dapur ketika beliau mendengar langkah kakiku saat menuruni tangga rumah kami.
"Hmm sepertinya engga deh Ma.."
"Selalu.. nih mama udah siapin bekal buat dibawa.."
"Ahh Mama memang the best!", Aku langsung menghampiri Mama lalu menciumnya sambil mengambil bekal yang beliau pegang. "Makasi mama ku yang cantiiikkkkk!! Senja berangkat dulu yaa nanti lama nungguin bus nya, daaah maa.."
"Iyaa hati-hati sayang.."
"Oke nyonyaaa.."
***
"Senja, tolong kamu perbaiki lagi proposal yang kamu ajukan ini, masih ada beberapa hal yang perlu kamu rincikan dan kamu tambahkan. Sudah saya tandai bagian-bagian yang perlu kamu perbaiki.." ucap Pak Kevin si bos kece, itu menurut rekan-rekan kantorku.
"Iya baik pak.." jawabku seraya membolak balikan proposal tersebut tepat setelah Pak Kevin meletakannya di mejaku.
"Saya tunggu besok siang,letakkan saja di atas meja saya.."
"Siap pak..", jawabku padanya yang kini telah berlalu. So? gue harus lembur malem ini? oh no!
"Lembur ya Sen?"
"Hmm iya Wik..", jawabku tanpa melirik si empunya suara. Aku masih tetap fokus menatap layar komputerku dengan jari-jari yang masih menari di atas keyboard mengetik kata demi kata untuk proposal ini. Harusnya sekarang aku sudah dikamar kesayanganku dan menghabiskan waktu menonton drama korea hingga aku tertidur.
"Fokus amat lu sampe gak berkedip gitu, mata lu ga pedes apa?", dia mengibaskan tangannya dua kali didepan wajahku.
"Haha lebay lu! gue mesti cepet-cepet kelarin ini, karenaaa.."
"Karena gue males pulang kalo kerjaan kantor gue belum terselesaikan..", potong Wike, "gue udah hafal sama omongan lu.."
"Sipp! Lu emang the best girl I ever had in this office..", ucapku sambil mengacungkan jempol kepadanya namun mataku tetap fokus pada layar komputer.
"Well, whatever! Bye miss busy, gue pulang duluan bye maks!"
"iyaa, bye bye..".
Mataku mulai terasa kering, jari-jari indahku mulai lelah. Ku lirik jam tanganku tepat pukul 19.30. Perutku langsung bereaksi. "Well, mari kita makan terlebih dahulu...".
Ku arahkan bola mataku menelusuri ruangan secara menyeluruh, ternyata masih ada 3 orang karyawan lain yang nampaknya juga mendapatkan jatah lembur. Fiuh.. untungnya lembur kali ini ga sepi-sepi amat..
***
Perutku makin meronta-ronta. Oh ayolah sayang, sabar sebentar tinggal dua orang lagi. Aku sedang malas untuk pergi ke tempat makan favoritku dan akhirnya aku menuju ke tempat makan fastfood yang sangat dekat dengan kantorku.
"Pesen paket B ya mbak..", ucapku langsung tanpa basa basi begitu aku telah berada didepan si mbak-mbak kasir.
"Paket B satu ya mbak, ada tambahan lainnya?"
"Engga mbak, itu aja dulu..", jawabku cepat dan si mbak kasir pun langsung menyiapkan pesananku. Kurang lebih tiga menit akhirnya makananku sudah ada dihadapan ku.
"Totalnya tiga puluh lima ribu mbak.."
"Okey.." ucapku sambil memberikan uang selembar lima puluh ribu.
"Kembaliannya lima belas ribu ya mbak, terima kasih.."
"iya makasih mbak..".
Tanpa basa basi aku langsung memakan makanan yang kupesan tadi setelah mendapatkan tempat duduk yang cukup nyaman disamping jendela. saat sedang asik menikmati makan malamku tiba-tiba seorang laki-laki bertubuh tinggi mendekatiku.
"ehem.."
"Hem?", balasku sambil menatapnya heran. Whats wrong? Ini orang siapa sih, emang kenal sama gue? But he is so cool!!. Aku mengerjapkan mata.
"Permisi mbak, kau menduduki tempatku..", ucapnya tegas namun aku masih terdiam memandanginya. Ah! Lebih tepatnya sekarang aku terpesona. Ini lelaki idamanku! Oh Senja, mungkin jodohmu telah datang..
"Halo?", ucapnya lagi padaku sambil menjentikkan jari didepan wajahku.
Tuhan.. ini makhluk-Mu ganteng sekaliii duakali tigakaliii! Tinggi, rambut gondrong, mata coklat dan wangiii guys..
Aku menjadi asik sendiri dengan pikiranku.
"Haloo? Kau tuli?"
Mendengar kata tuli langsung membuat jiwaku yang melayang bahagia kembali ke ragaku dengan cepat. Aku menatap sekitar. Sialan!. Beberapa tamu lain menatap kami sambil tertawa begitu laki-laki ini mengucapkan kata tuli dengan nada yang sedikit tinggi. Makanan yang ada dalam mulutku terasa sangat sulit ditelan. Memalukaaan!!
"Dasar cewek aneh, udah makan belepotan, ternyata tuli juga.."
Rasanya makanan yang sulit ku telan saat ini ingin ku muntahkan kemulutnya. Ini nih yang disebut cowok ganteng tapi rese bin ngeselin! Bikin malu banget!
Aku langsung berdiri dari tempat dudukku, menatapnya sinis seperti guru killer yang sedang mendapati muridnya mencontek saat ujian.
"Ganteng sih tapi ngeselin! pasti ga laku!", ucapku kesal lalu melarikan diri dari hadapan laki-laki itu sebelum dia sempat membalas ucapanku.
Oh makanankuuuu, mianhae! kuharus meninggalkan kalian disana.. Gilaa malu banget gueee diliatin orang-orang!
Gerutuku dalam hati sambil mengambil langkah seribu.
Sebelum jauh melangkah, terdengar dia memanggilku dengan sebutan cewek aneh beberapa kali tapi tak kuperdulikan. Bodo amat!! Dasar cowok rese, lu yang aneh! Umpatku dalam hati.
***
"Aaaaah aku masih lapaaaarrrrrrrr..", rengekku tepat disaat menyelesaikan proposal. Ku lirik jam sudah hampir setengah sepuluh malam. Nampak masih ada dua karyawan lagi yang bergelut dengan tugas.
Yahh.. setidaknya gue ga selesai terakhiran..
Tanpa basa-basi aku bergegas meletakkan proposal diruangan pak Kevin karena aku sudah menyelesaikannya malam ini jadi tidak perlu menunggu besok untuk menyerahkannya. Setelah meletakkan proposal itu aku langsung mengemasi barang-barangku untuk pulang.
Oh my god!?
Aku menghentikan langkahku tepat didepan pintu keluar kantor ketika mendapati sosok makhluk rese itu berdiri didekat kantorku sambil memainkan handphonenya. Ah sial! Dia lagi!?
Aku memijat pelan kepalaku. Akhirnya demi menghindari cowok menyebalkan itu, aku mengambil langkah mundur dan memilih keluar dari pintu samping. Pelan-pelan aku berjalan mundur berharap dia tidak akan menoleh dan mendapati aku disini.
*kruuyukkk..
Aku menghentikan langkahku sembari memegang perutku yang meronta untuk kesekian kalinya. Sial sial sial!? kenapa serasa jadi buronan gini?.
Kini aku menegapkan kakiku, lalu melangkah penuh percaya diri.
Bisa-bisa gue telat pulang kerumah dan makin menderita karena kelaparan kalo harus ngindarin cowok aneh begitu..
Stay cool Senja! Anggep aja dia patung baru didepan kantor..
***