Chereads / RASA SUNYI / Chapter 5 - Hari Pertama.

Chapter 5 - Hari Pertama.

Senja menghela nafas panjang setelah keluar dari ruangan HRD. Terasa berat kakinya melangkah untuk mulai bekerja sebagai sekretaris Darrell meskipun itu hanya untuk sementara.

"Ini permintaan langsung dari Bapak Darrell.."

ucapan Pak David diakhir pembicaraan terngiang-ngiang dikepala Senja.

"Permintaan langsung?", ia mendengus kesal. "Dasar pendendam!".

Oh Tuhan, hari-hari tenangku telah berakhir! Nyesel banget sama insiden kopi kemarin.. Karma gue cepet banget datengnya!?

Rengeknya dalam hati sambil tertunduk lesu saat menunggu lift untuk kembali menuju ruangan kerja. Dihentak-hentaknya ujung sepatu kerja yang ia pakai sembari menunggu pintu lift terbuka.

*Ting!

Pintu lift terbuka. Senja yang masih tertunduk lesu langsung memasuki lift dan menekan tombol 8.

Dia menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya, ia merasa khawatir dengan nasibnya saat ini. Membayangkan betapa menyebalkannya menjadi Sekretaris pimpinan yang tak pernah akur dengannya membuat Senja tanpa sadar menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri.

"Ini kantor bukan tempat dugem!", Tegur seseorang didalam lift.

"Aa!!", Teriak Senja spontan begitu mendapati Darrell disebelahnya. Saat ini, detik ini, dia berada satu lift bersama Darrell.

Darrell menutup telinganya dengan cepat lalu menatap Senja datar tanpa ekspresi, Senja langsung menutup mulutnya dengan tangan lalu mendiamkan diri begitu menyadari Darrell ada dibelakangnya.

"Suaramu berisik!?"

"Kau hampir membuatku stroke ringan!?", balas Senja sambil membuang muka, "Siapa suruh mengagetkanku!", lanjutnya lagi

"Yaya.. Terserah kau saja!?", ia melirik Senja yang masih memasang tampang kesal.

*Ting!

Pintu lift terbuka.

"oh iya, ngomong-ngomong selamat menjadi sekretarisku untuk sementara..", ucap Darrell sebelum mendahului Senja, "Selamat menyambut hari-hari baru.. hmm dan tolong jangan bawa sifat anehmu selama bekerja denganku..", tambah Darrell sebelum berjalan semakin jauh lalu tersenyum puas.

Senja yang mendengar ucapan Darrell hanya bisa menahan kekesalannya dan mengumpat sang bos dalam hati. SIFAT ANEH? AKU?? KAU YANG ANEH!! DASAR GILA!?

***

"Senjaaa.. gue belum rela ngelepasin lu!", Rengek Wike sambil membantu Senja mengangkat barang terakhirnya keruangan baru yang tepat berada didepan ruangan Darrell.

"Jangankan lu, gue aja ga rela ngelepasin diri gue kerja sama pimpinan gila itu..", jawab Senja sambil merapikan barang-barang diatas meja barunya. "Karena empat sendok garam, gue jadi sial gini!"

"Tapi gapapa kok Senja, lu beruntung tau! "

"Beruntung? Sial kali!?"

"Yaelah! Lu bisa cuci mata tiap hari, liat si ganteng yang lagi sibuk kerja, meeting dan lain-lain! Everyday you'll always by his side!!"

"JIJIK BANGEEEET!!", Jawab Senja spontan.

Wike yang mendapat respon seperti itu langsung nyengir kuda. "Iyaa iyaa, ga deh.. ngambek terus ni sekretaris pilihan.."

"Pilihan palak lu peang!?", respon Senja sambil memukul pelan lengan Wike, "Terpilih karena dendam tersembunyi sih iya!?"

Setelah sibuk menata ruangan barunya, Senja hanya terduduk diam ditempat. Ia bingung harus melakukan apa. Diliriknya ruangan sang pimpinan, "Itu orang dari tadi ga keluar kandang, sibuk banget..", gumamnya. Diperhatikannya ruangan itu secara menyeluruh hingga akhirnya ia tanpa sadar memperhatikan Darrell yang nampak sibuk.

Muka oke, hidung mancung, putih dan tinggi juga, keren siih, yaah not bad lah tapi sayang banget ngeselin..

Ucap Senja tanpa sadar dalam hatinya.

*Kriing!!

Senja terkejut mendengar bunyi telepon diatas mejanya berbunyi. Ini adalah telepon pertama yang harus ia terima dihari pertamanya menjadi Sekretaris.

"ehm..", ia mencoba menangkan dirinya agar tidak gugup.

"Selamat siang, Meshach Company, dengan Senja, ada yang bisa dibantu?", jawab Senja spontan setelah mengangkat telepon.

"Sudah puas memperhatikanku?"

Mendengar jawaban dari si penelpon membuat Senja spontan menatap gagang telpon. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya berharap ia tidak salah dengar.

"Halo? Teleponmu rusak? Aku tidak bisa mendangar suaramu..", lanjut Darrell.

Sambil memegang gagang telepon, Senja menatap Darrell dari balik kaca ruangannya. Senja menghela nafas, "Ternyata kau sangat sibuk sekali hingga sempat-sempatnya menelpon hanya untuk mengatakan hal tidak penting seperti itu?", ucap Senja dengan tegas.

"Syukurlah, berarti teleponmu tidak rusak dan aku tidak perlu minta pengajuan untuk telepon baru..".

Senja menggigit bibirnya karena menahan kesal, "Dasar gilaaaaa!!!!", umpat Senja yang kemudian langsung mengakhiri telepon.

Darrell langsung menjauhkan gagang teleponnya lalu tertawa sendiri karena berhasil menjahili Senja. "Hahahaa.. Kopi asinmu membuahkan hasil Senja!".

***

Darrell meregangkan tubuhnya sembari bangkit dari kursi kerjanya. Matanya terasa kering dan jari-jarinya pegal karena harus memeriksa beberapa proposal dan dokumen perusahaan yang cukup banyak hari ini.

"Jam setengah enam hmm.. sudah saatnya pulang..", gumamnya setelah melihat jam tangannya. Diliriknya sang sekretaris dari balik kaca ruangannya, ia nampak fokus menatap layar komputernya sambil bertopang dagu. Darrell menyipitkan matanya setelah berhasil memperhatikan sekretarisnya itu. Ia kemudian tertawa sendiri. "Dasar cewek aneh!", ucapnya sembari berjalan mengarah keruangan sekretarisnya.

Setelah berhasil berdiri tepat didepan meja kerja Senja ia terdiam sejenak sambil menahan tawa.

"Ehm!", ia berdehem cukup kuat namun tak membuat Senja berkutik.

*tok!tok!

Ia mengetuk meja Senja cukup kuat.

"Ah iya iya!?", Senja langsung tersadar lalu berdiri dari kursinya. Ia menggelengkan kepalanya, mencoba untuk menyadarkan diri. Begitu tersadar, ia terkejut mendapati Darrell tepat didepan mejanya lalu dengan sigap duduk kembali sambil menutupi wajah bantalnya. "Hey! apa yang kau lakukan!?", ia memutar kursinya membelakangi Darrell sambil merapikan penampilannya yang baru terbangun dari tidurnya.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu..", Darrell menyilangkan tangannya, "Bisa-bisanya kau tertidur sambil bekerja, sedangkan pimpinanmu ini sibuk memeriksa berkas sampai tidak sadar jika sekarang sudah lewat jam kerja.."

Senja memutar kembali kursinya setelah berhasil merapikan penampilannya. "Iyaa iyaa maaf..", ucap Senja cepat.

"Iya apa? Aku tidak mendengarnya.."

Senja memasang tampang sebal, "MA-AF BA-PAK DAR-RELL..", ucapnya tegas.

"Baiklah, karena kau meminta maaf dengan tulus aku akan memaafkanmu.. Yaah, akan kumaklumi karena ini hari pertama kau bekerja.."

"Ha-ha-ha..", tawa Senja datar, "Yaah, lumayan juga dihari pertama aku harus merevisi segudang berkas sampai aku mengantuk dan tertidur cantik didepan komputerku..", balasnya.

"Ohh.. jadi kau keberatan?"

"Aku tidak mengatakan jika aku keberatan..", jawab Senja cepat.

"Tapi maksudmu seperti itu kan?", Darrell menatap Senja tajam, "Kau bisa mencari pekerjaan lain jika keberatan..", lanjut Darrell tegas mencoba menakuti Senja.

"Tidak! tidak! aku tidak bermaksud seperti itu!", respon Senja cepat sambil menyilangkan tangannya membentuk huruf X didepan Darrell. "Aku hanya.. ehm.. kelelahan saja pak.."

"Yakin? Kau tidak berbohong?", Darrell mengangkat sebelah alisnya, "Aku bisa menghubungi HRD sekarang juga jika kau ingin mengundurkan diri.."

"Tentu saja saya tidak berbohong..", Senja nyengir kuda, "saya sangat mencintai Meshach Company!", lanjut Senja dengan mantap.

Darrell menatap Senja datar, "Yaya syukurlah! Semoga kau tidak mencintai Darrell Meshach juga..", ucap Darrell sembari tersenyum iseng lalu kembali keruangannya.

Senja mematung sejenak. Melihat tingkat kepercayaan diri Darrell membuatnya dongkol dan hampir saja Senja melemparkan sepatu kerjanya tepat di muka menyebalkan Darrell.

"haah! Semoga kau tidak mencintai Darrell Meshach juga?!", ejeknya mengulangi kata-kata Darrell.

"Dasar pimpinan gilaaaa!!"

***