"Selamat pagi semuanya..", ucap Kevin sang Manager pada semua karyawan yang kini berdiri didepan meja masing-masing, "Perkenalkan ini adalah Pimpinan baru kita..", lanjutnya setelah semua karyawan membalas sapaannya.
Sang Pimpinan baru hanya tersenyum sambil menelusuri tiap sudut ruangan yang kemudian disambut dengan ucapan selamat pagi oleh semua karyawan.
"Pagi juga semua.." balasnya yang kini pandangan matanya tertuju pada satu meja dimana seorang gadis yang ia kenal berada. Ia langsung tersenyum lebar.
"Perkenalkan, saya Darrell Meshach.. kalian bisa memanggil saya Darrell..", ucapnya dengan sedikit lantang begitu mendapati tatapan tak percaya dari gadis yang ia tatap sebelumnya, siapa lagi jika bukan Senja, "Mohon bantuannya..", lanjutnya sambil tersenyum.
Kejutan!
Ucapnya dalam hati.
Sebelum beranjak menuju ruangannya ia kembali menatap Senja dengan tatapan kemenangannya. Bola mata Senja yang seakan hampir keluar dari matanya membuat Darrell tertawa kecil.
Senja mematung tak berkedip, matanya melebar dan mulutnya hampir menganga sempurna. Untuk beberapa detik setelah sosok Darrell menghilang dari pandangannya ia berhasil mengembalikan roh nya kembali ke dunia. Ia menelan salivanya dengan berat, entah bagaimana tenggorokannya terasa kering.
Ia menggelengkan kepalanya, jika ini mimpi ia ingin segera bangun saat ini juga.
"Tolong cubit gue sekarang..", pintanya pada Wike. Yang diminta hanya menatapnya bingung. "Tolong cubit gue..", ulangnya lagi meyakinkan.
"Aww!", ia meringis kesakitan, "sakit!, jadi ini bukan mimpi?"
"Lo ga sakit kan Senja?", ucap Wike sambil menyentuh kening Senja memastikan bahwa ia baik-baik saja kemudian berlalu.
"Oh Tuhan, nightmare!", pekik Senja tertahan lalu kembali duduk di kursi kerjanya.
***
Senja gelisah sepanjang pagi, ia tak menyangka bahwa cowok ganteng menyebalkan itu sekarang menjadi pimpinan di kantornya.
"Siapa tadi namanya, Darrell Masak?", dia terkekeh sendiri, "doyan masak kali yaa sampe nama ujungnya masak?".
"Ehem!",
Senja langsung mendongak ke sumber suara dan betapa terkejutnya ia mendapati Darrell dibelakangnya.
Sial! Umpatnya dalam hati.
"Namaku Darrell Meshach nona..", ucap Darrell dengan memberikan tekanan pada nama akhirnya.
Senja menelan salivanya, sedikit batuk kemudian tersenyum nyengir. "Iya pak.."
"Oke.. INGAT baik-baik yaa..", Darrell memberi penekanan pada kata ingat kemudian berlalu begitu saja meninggalkannya. Sekarang Senja kebingungan sendiri. Jadi untuk apa dia datang ke mejaku? Cuma untuk menyebutkan namanya dan memintaku mengingatnya!? Oh Tuhann! Menyebalkan!
"Ehem! cie.. sepertinyaa bakal ada yang akrab nih sama si ganteng.."
Ucapan Wike membuat Senja menaikkan sebelah alisnya lalu menghembuskan nafas berat. "Gosip lu!". Si ganteng? Wike memang terlalu jenius untuk memberikan julukan kepada siapapun.
"Gue tau kok, sebelum deketin lu tadi dia kan ngeliatin lu terus kali.."
"Hm?", mendengar ucapan Wike membuat jiwa besar kepalaku muncul, "Iya kali sih, ya gue maklum, kan lu tau gue cantik!"
"Sialan lu! Gue serius tauu.."
"Bodo amatlah, udah ah lanjut kerja sana, kembali ke asal lu gih buruan.."
"Iya iya, sensi amat sih calon nyonya Meshach.."
Hampir saja Senja melemparnya dengan pena yang ia pegang namun untungnya Wike cepat berlalu dari hadapannya.
Apanya yang nyonya Meshach?
Memikirkannya saja sudah membuat Senja merinding. "Ya Tuhan jika ini mimpi buruk semoga aku segera sadar kembali.."
***
"Whaaat!?", Wike kaget mendengar cerita Senja tentang kejadian semalam antara dia dan sang pimpinan baru saat sedang senggang bekerja, "daebak!? Luar biasaa!?"
"Luar biasa apanya Wik? Nightmare tauu!?", Senja menghela nafas panjang, "Cowok super duper ngeselin dan rese yang ketemu cuma satu malam mendadak pagi ini jadi pimpinan gue yang baru!!"
"Mungkin jodohmu telah datang wahai Senja..", goda Wike dengan nada yang sedikit diberatkan.
Mendengar ucapan Wike, Senja memandanginya dengan ekspresi datar. "hahaha becandaa kok Senjaa, becandaa.."
"garing banget lu!"
"terus lu mau gimana? ga ada cara lain selain pasrah aja.."
"iyaaa, walopun gitu gue tetep ngerasa sial banget! kalo tau dia bakal jadi bos kita, gue ga bakal bikin masalah..", sesal Senja sambil menjambak pelan rambutnya sendiri.
"mana lu pake ngatain dia ga laku lagi padahal lu sendiri jomblo.."
"Sialan lu! Haduuh, semoga dia bukan orang pendendam yaa.."
"yakin lu? lu udah ga sengaja nampar dia terus ngatain dia dan sok-sokan bilang bye pake harapan ga bakal ketemu dia lagi.. Oh sepertinya tidak semudah itu Senja.."
Mendengar ucapan Wike, Senja hanya mampu mengusap wajah dengan kedua tangannya. "Nasibkuuu sial sekaliii.."
"Senjaa!", tiba-tiba terdengar suara laki-laki memanggilnya.
"hm? Kenapa Mario?", tanya Senja begitu mendapati Mario berjalan ke arah meja kerjanya sambil membawa berkas-berkas yang ditumpuk hampir menutupi setengah badannya.
"Lu lagi banyak tugas ya?"
"Ga, kenapa?"
Mario meletakkan berkas-berkas yang ia bawa tadi diatas meja milik Senja. "Ini titipan dari Pak Darrell, katanya berkas-berkas ini tugas lu dan disuruh revisi halaman yang ditandain.. banyak banget Sen revisian lu..", ucap Mario dalam satu tarikan nafas.
Mendengar ucapan Mario, Wike menyenggol lenganku, "Ga meleset gue! Bos ganteng ternyata tipe pendendam..", bisiknya yang langsung meninggalkan Senja.
Darrell brengseeek!!
Umpat Senja dalam hati.
"Makasih ya Mario..", ucap Senja sambil tersenyum hambar.
"Sama-sama.. Semangat Senja!", balas Mario dengan polosnya.
Senja kesal sendiri, ia menggit bibir bawahnya sembari menahan kesal. Memukul-mukul pelan berkas ditumpukan mejanya agar tidak ada yang mendengar. Jika saat ini dia berada diruangan kosong mungkin ia sudah meluapkan segala kekesalannya.
"Kenapa? Berkas-berkasnya pegel ya sampe dipijit-pijit begitu?"
Senja menghentikan gerakannya begitu mendengar suara yang ia kenal. "Iya, mereka pegal karena dicoret oleh orang yang sepertinya paling benar!", jawab Senja tegas sambil menatap Darrell penuh kekesalan.
"Ooh begitu.. pasti orang itu benar-benar pintar sampai dia tau banyak sekali kesalahan diberkas itu..", jawab Darrell dengan ekspresi sombong yang membuat Senja semakin kesal saat melihatnya, "Baiklah, silahkan dilanjukan dan selamat bekerja..", pamit Darrell sambil tersenyum lebar.
Setelah Darrell berlalu, Senja mengibas-ngibaskan kedua tangannya seolah ingin memukul dan mencekiknya dari kejauhan. "malah ke pedean lagi tu orang! ngeselin!!!!".
"Sabar ya nak, ini cobaanmu.."
tiba-tiba entah darimana Wike muncul sambil menepuk-nepuk pundaknya.
Nafas Senja menjadi tak beraturan karena kekesalannya pada Darrell. "Sakit jiwa kali tu orang yaaa.."
"Kalo dia sakit jiwa ga mungkin jadi bos kita.."
"Dia itu ngeselin Wik! Rese, sok ganteng, sok semua deh!"
"Gapapa, walopun dia ngeselin dia memang ganteng..", jawab Wike yang masih menepuk-nepuk pundak Senja.
"belain aja terooossss!! Kok lu juga ikut ngeselin ya Wik!?", tatap Senja kesal sambil mengibaskan tangan Wike dari pundaknya.
"Hehehe", Wike hanya bisa nyengir kuda. "Sorry cantikssss.. Tapi dia memang ganteng, tinggi, keren, pimpinan perusahaan lagi! Idaman banget kaan.. Trus dia wangi bangeeet.."
*Bugh!
Sebuah sweeter yg dilipat tebal oleh Senja mendarat didahi Wike. "terusss aja lu belain tu orang! seneng ya liat gue menderita dikerjaan!?", rajuk Senja.
Wike hanya mengelus pelan dahinya. "Yaelah susah nih kalo jomblo ngambek!?"
"Wikeeeee!!", hampir saja Senja menjambaknya namun ditepis oleh Wike.
"Eits! no jambak-jambak rambut gue yang indah ini yaaa.."
"Jijaaay!!".
***