"NALAAAAAA!"
"APA MAAA?"
"BURUAN TURUN CEPET!"
Dengan rasa malas, Nala turun ke lantai bawah dan menghampiri mamanya yang sedang sibuk memasak di dapur.
"Kenapa ma?" tanya Nala dengan nada males.
"Penting nih!" jawab mama Nala
"Apa?"
"Itu sambelnya tolong diulek ya. Mama lagi bikin adonan buat perkedel jagung nih,"
"Yaelah. Kirain apa,"
Nala mempoutkan bibirnya sedangkan mama Nala hanya terkikik geli melihat tingkah anaknya.
Nala pun mencari tempat duduk yang nyaman untuk mengulek sambel.
"Ma," panggil Nala sambil mengulek.
"Hm?"
"Tadi malem Nala mimpi. Tapi Nala kek sadar gitu. Jadinya mimpi kek kerasa nyata, serem deh sumpah,"
"Emangnya kamu mimpi apa?"
"Aku dikejar ular gede, terus badan aku di lilit. Habis di lilit, aku di gigit sama ulernya ma. Teros aku nangiss gegara aku takut,"
Mama Nala yang semula sedang mengiris bawang putih menghentikan aktivitasnya dan menoleh menatap putrinya.
"Teros kamu diapain sama ularnya?" tanya mama Nala.
"Ya cuma gitu doang. Abis itu aku langsung bangun," jawab Nala setelah mengingat-ngingat kejadian yang ia impikan semalam.
"Waduuuhh...."
"Kenapa ma?"
"Setau mama. Itu artinya kamu bentar lagi dapet jodoh. Dulu mama sebelum nikah sama papamu, mama juga pernah mimpi kek kamu gini kak, abis itu beberapa hari kemudian papamu ngelamar mama," ujar mama Nala menjelaskan.
"Hah? Kok gitu?" ucap Nala tak trima.
"Coba browsing di internet. Buka primbon, bener apa ga apa yang mama ucapin,"
"Aku lagi ngulek ma. Nanti aja deh browsingnya,"
Nala pun kembali pada aktivitas menguleknya dan terdiam sembari memikirkan ucapan mamanya. Apa benar arti mimpi yang ia impikan ini mendatangkan jodohnya dia?
Entahlah.
🐣
BLAM
Suara bantingan pintu menggema di seluruh ruangan. Mama Nala melipat tangannya diatas dada sembari menggumamkan sesuatu yang membuatnya kesal.
"NAAALLLL!!!!" teriak mama Nala dari lantai bawah.
Nala yang sedang mengerjakan tugas di kamarnya jadi tidak fokus akibat teriakan mamanya.
Nala membuka pintu dan menongolkan kepala menengok ke lantai bawah.
"Apa ma? Nala lagi nugas nih," ujar Nala.
"Mama sebel!" ujar mama Nala sambil menaiki anak tangga menghampiri Nala.
"Sebel sama siapa?"
"Siapa lagi toh kalo bukan papamu,"
"Yawlaaa. Kenapa lagi kalian?"
"Papamu omongannya sengak. Mama gasuka,"
Nala memijat pelipisnya karena merasakan pening di kepalanya.
"Emang papa ngomong apa aja ke mama?"
"Mama minta di beliin kulkas, buat gantiin kulkas kita yang rusak. Tapi ga dibeliin ama papa, eh malah kemarin pas papa pulang. Mama sempet buka hp-nya papa, cewek malesin itu habis dibeliin ama papa tab samsung," jelas mama Nala marah.
"Kulkas kita kan masih bisa dipake ma. Yang rusak dimananya deh?" tanya Nala.
"Bukan rusak sih. Tapi kurang gede. Mama pingin kulkas yang gede,"
"Ya Allah. Terus abis itu papa gimana lagi?"
"Wa-nya mama di block ama bapakmu,"
"Bapakku ya suaminya mama juga kok,"
"Apa bapakmu tu kena santet cewenya ya kak?"
"Ya gatau ma. Nanti Nala cari tau deh kalo Nala dah selese nugasnya,"
"Cari tau dulu. Tugas kerjain belakangan,"
"Ya mana bisa atuh ma. Ini deadlinenya aja sejam-an lagi,"
"Yaudah buruan selesein. Abis itu ceritain ke mama ya,"
"Iya ma, beres."
Nala masuk lagi ke dalam kamarnya dan kembali mengerjakan tugas perkuliahannya. Namun, fokusnya kembali terpecah akibat mamanya menemaninya di dalam kamar.
"Ma!" ujar Nala.
"Apa?" kata mama Nala.
"Mama ngapain disini?" tanya Nala.
"Nemenin kamu," jawab mama Nala.
"Mama kalo disini bikin konsentrasinya Nala pecah ma. Mama keluar dulu gih. Nanti kan Nala juga bakalan keluar nyariin mama," ujar Nala dengan nada mengusir.
"Kamu sama papamu sama aja. Sama-sama nyebelinnya!" sahut mama Nala yang sukses membuat Nala terbengong.
BLAMM
"Yawla. Kasian pintu sama kupingku,"
🐣
"Ma!" Panggil Nala saat ia duduk bersebelahan dengan mamanya di ruang tamu.
"MAMAAAA!" Teriak Nala.
"APASIH?!" Teriak mama Nala tak kalah kerasnya.
"Mama marah?" tanya Nala bingung.
"Ga!" jawab mama Nala ketus.
"Yakin nih ga marah?" tanya Nala lagi dengan nada menggoda.
"Ih bodo amat! dah sana minggir. Mama sibuk drakoran malah kamu ganggu," ujar mama Nala dengan nada mengusir.
"Yeeee. Anak sendiri malah diusir," ujar Nala.
"Habisnya kamu nyebelin sih. Dah sana jangan ganggu mama dulu,"
"Yaudah aku ngalah deh," ujar Nala pasrah. Mamanya memang tidak bisa diganggu gugat jika sudah melihat drakor yang ditampilkan di layar ponselnya.
Nala terdiam sejenak. Hal apa yang biasa dilakukannya ketika ia merasa bosan dirumah. Pada akhirnya ia memutuskan untuk tidak melakukan hal apapun dan tetap melakukan aktivitasnya dengan rebahan diatas kasur.
🐣
Rei Akuntan'19
Nal, udah download aplikasi
SPSS belum?
Ya belom lah, aku aja gatau
cara downloadnya lwt laptop
kek gmn. Ajarin dong Rei
Anjr, pdhl aku mau minta
aplikasinya ke kamu loh
Wkwkwk
Maap, tpi saya blm download
Besok kan hari minggu
Yoklah ngumpul, sekalian bsok
Keluargaku mo kerumah nenekku
Aku sekalian maen ke rmhmu yaa
Siapp, jamber?
Siang mungkin. Nanti tak
kabarin lagi ya
Oke
Setelah membuat janji ketemuan dengan Rei, Nala langsung mempersiapkan barang apa saja yang akan ia bawa.
Nala memberhentikan aktivitasnya dan menatap kosong lantai yang ia tatap sambil mendudukkan pantat mulusnya diatas ranjang.
"Besok kan aku bawa mobil nurunin mama sama Atha dirumah eyang. Rumahnya Rei ama eyang kan deketan, ya kali aku bawa mobil kerumahnya Rei. Di rumahnya eyang ada motor ga ya" gumam Nala bingung.
"Tanya mama ajalah,"
Nala melangkahkan kakinya menuruni anak tangga dan berjalan menuju kamar tidur mamanya.
Cklek
Nala membuka pintu lebar-lebar dan segera menghampiri mamanya yang tengah tertidur di ranjangnya.
"Maaaaa. Aku mau tanyaa," ucap Nala membuat mama Nala terbangun akibat kaget dengan suara Nala dan kehadiran Nala.
"Ya ampun Nal. Gausah teriak-teriak bisa ga sih?" protes mama Nala.
"Hehehe maaf ma. Oiya, besok kita ke rumah eyang lagi kan? Nah Nala mau kerumah temennya Nala yang deket ama rumahnya eyang. Kira-kira eyang ada motor ga ya ma?" tanya Nala.
"Ya ngga ada lah. Tau sendiri kan eyang gabisa naik motor. Motor ada, tapi punyanya bude Ana," jawab mama Nala.
"Besok Nala pinjem motornya bude aja ya ma,"
"Bilang sendiri loh ya kalo kamu mau pinjem,"
"Siaaappp,"
🐣
"Assalamu'alaikum. Eyangggg!" ujar Nala heboh saat tiba dirumah eyang Lastri.
"Hish dateng-dateng heboh. Cuci tangan dulu!" ujar bude Ana.
"Siapp,"
Nala berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangannya. Kemudian menghampiri bude Ana yang sedang memasak di dapur.
"Bude. Nala pinjem motornya bude boleh?" tanya Nala.
"Lah. Bude gabawa motor. Tadi bude nebeng tante Dian, kamu ga bilang sih," jawab bude Ana.
"Loh kata mama, bude bawa motor,"
"Buat apa sih Nal?" tanya tante Dian ikutan nimbrung setelah menguping pembicaraan mereka.
"Mau ke rumah temen buat nugas. Moso ya aku harus bawa mobil kalo rumahnya deket dari rumahnya eyang," jelas Nala.
"Napa to ribut-ribut?" tanya eyang Lastri yang seketika muncul dari belakang.
"Nala mau ke rumah temennya bu. Dia mau minjem motor ke aku, tapi aku nya tadi nebeng Dian. Anak kost-nya ibu ada yang punya motor ga?" ujar bude Ana.
"Ada. Motornya si Heru sama si mbak-e, tapi keliatannya motornya mbak-e lagi dipake deh,"
"Nal. Pinjem motornya mas Heru sono," suruh bude Ana.
"Ihh gamau. Nala sungkan-lah bude,"
Tok Tok Tok
"Assalamu'alaikum. Mas Heru!"
Seketika ekspresi Nala berubah menjadi cengo. Eyang Lastri dengan secepat kilat mengetuk pintu kamar Heru.
Ceklek
"Mampus," batin Nala.
Heru membuka pintu. Ia menatap bingung pada eyang Lastri kemudian ia menoleh menatap sekeliling dan pandangannya pun bertemu dengan Nala. Dengan cepat Heru mengalihkan pandangannya dan kembali menatap eyang Lastri.
"Kenapa bu?" Tanya Heru.
"Itu Nala mau ke rumah temennya, kamu hari ini ada rencana bepergian ga? Kalo ga Nala boleh pinjem motornya nak Heru kah?"
Heru menoleh ke arah Nala dengan pandangan yang datar sementara Nala hanya menundukkan kepalanya karena merasa malu.
"Sebentar ya bu, akan saya ambilkan dulu kunci motornya," ujar Heru tersenyum ramah.
Heru kembali masuk ke kamar kostnya. Lima menit lamanya Nala menunggu, Heru keluar dengan tampilan yang berbeda.
"Saya mau mampir ke kantor sebentar, sekalian yuk kamu saya anterin ke rumah teman kamu,"