"Cowo ganteng tan?"
"Iya cowo ganteng. Nala pasti suka kan?"
"Ngga tan. Nala ga begitu suka sama cowok ganteng. Emangnya kenapa?"
"Ahh moso si gasuka. Tros Nala suka sama cowo yang kek gimana?"
Nala menautkan kedua alisnya. Ia bingung dengan pertanyaan tante Dian yang dilontarkan kepadanya secara tiba-tiba.
"Nala suka cowok yang pinter tan," ujar Nala menjawab pertanyaan tante Dian.
"Pinter yang kek gimana?" tanya tante Dian lagi.
"Yaaa... dianya pinter agama, pinter pendidikan, pinter sama orangtua, pinter juga ama keluarganya," ujar Nala lagi.
"Pas tu," ujar tante Dian yang membuat Nala semakin bingung.
"Hah? Apanya yang pas?" ucap Nala bingung.
"Itu loh. Di tempat kost-annya ibu ada cowo yang nyari cewe, nah dia minta tolong ke eyang lastri buat dikenalin ama anak cewe," ujar tante Dian menjelaskan.
"Oalah. Tros?"
"Ya kamu ngajak kenalan sana. Apa mau tak kenalin?" ujar tante Dian.
"Ih. Ogah," ujar Nala menolak mentah-mentah tawaran tante Dian.
"Loh. Lah napa?"
"Aku gamau tan. Masih mau fokus kuliah dulu. Nanti kalo mau kenal deket ma cowok pas udah kerja aja,"
"Heleh. Ntar tau-tau langsung dapet jodoh, tante doain aja deh biar cepet nikah," doa tante Dian.
"Astagfirullah," ujar mama Nala.
"Loh kok malah astagfirullah sih mbak!" protes tante Dian.
"Nala masih kuliah yan. Ntar kalo urusan nikah pas udah kerja aja, masih jauh itu empat lima tahunan lagi," ujar mama Nala.
"Lah. Kan aku cuma ndoain doang mbak, ntar kalo kejadian ya syukurin aja,"
Nala cuma bisa geleng-geleng kepala ngeliat kelakukan mamanya dan tante Dian. Nala pun beralih menapakkan kakinya menuju ke dapur untuk mengambil air minum dan kembali lagi menuju kamar saudaranya.
🐣
"Ma,"
"Hm?"
"Kalo kakak beneran nikah muda gimana ma?"
"Husshh ngawur. Jangan ngomong kek gitu dulu. Mama mau liat kamu kerja dulu baru nikah," ujar mama Nala.
"Tapi..."
Nala menoleh ke arah ruang tamu. Terdapat banyak makhluk yang tidak bisa dilihat oleh manusia biasa.
"Kata mereka, Nala nikah muda ma," ujar Nala setelah berkomunikasi dengan mereka.
"Kamu tu gausah percaya sama hal yang kek begituan. Ada kalanya kamu percaya dengan apa yang mereka ucapkan dan ada kalanya kamu jangan terlalu percaya sama mereka," ujar mama Nala.
"Kebanyakan dari mereka yang bilang kalau Nala nikah muda ma,"
"Jangan terlalu percaya ih. Dahlah mama tidur duluan, lagi males debat mama tu,"
"Yaudah. Met tidur ma,"
Nala kembali ke kamarnya. Ia menghempaskan tubuhnya diatas ranjang dan menatap langit-langit kamarnya.
"Nala!"
"Nalaaaaa!!!!"
"Apasih?!"
Nala bangkit dengan wajah kesal. Rasa lelahnya kini bercampur aduk dengan perasaannya. Nala menatap kaget kepada seorang wanita memakai gaun kebaya beserta mahkota yang berada diatas kepalanya.
"Maaf mak. Kenapa?" tanya Nala pelan. Ia merasa bersalah telah membentak Kanjeng Ratu Kidul yang telah berdiri di hadapannya.
"Ada masalah apa Nal?" tanya Kanjeng Ratu Kidul.
"Ndak ada masalah apa-apa kok mak. Cuma lagi capek aja. Ada keperluan apa mak sama Nala?" ujar Nala.
"Ndak ada apa-apa sih. Emak cuma iri aja. Kemarin-kemarin kamu main di tempatnya sunan Kudus sama sunan Kalijaga ya? Main ke tempatnya emak kapan?" tanya Kanjeng Ratu Kidul sambil mempoutkan bibirnya.
Nala tersenyum geli. Ia menatap sayang pada ibu yang telah mengangkatnya sebagai anak di dunia lain.
"Ntar ya mak. Kalo Mama sama Papanya Nala dah dapet uang lebih. Pasti kesana kok, tapi nunggu hari libur yaa," ujar Nala.
"Janji loh. Kalo dah dapet uang lebih dan pas lagi hari libur kamu harus dateng ke jogja!" ucap Kanjeng Ratu Kidul.
"Tiap hari kan Nala juga bisa ketemu emak dirumah. Jadinya, Nala ga janji ya mak. Hahahaha," ujar Nala.
"Ih, Nala mah gitu sama emak. Pokoknya emak tungguin dikediamannya emak!" ucap Kanjeng Ratu Kidul.
"Siapkan kereta kuda, kita pulang sekarang!" ucap Kanjeng Ratu Kidul lagi.
Nala melambaikan tangannya saat Kanjeng Ratu Kidul izin pulang kepadanya. Nala kembali menatap langit-langit kamarnya kemudian ia tertidur dengan sendirinya.
🐣
"WE! BANGUN WE!"
"Heung-?"
Nala meregangkan badannya kemudian mengerjap-kerjapkan matanya agar kesadarannya kembali.
"Kuliahhh!!!"
Nala segera terbangun dan meraih ponselnya.
"Sialan. Via Zoom mukaku masih kek muka bantal," dengus Nala sebal.
Nala segera membuka aplikasi zoom dan mengikuti mata kuliah hari ini.
"Azkanadian Niken Kartanala?" ucap dosennya tiba-tiba saat ia baru saja membuka tombol join vc.
"Iya bu?" ujar Nala menjawab setelah meng-klik tanda on agar mic nya menyala.
"Barusan join ya kamu?" tanya bu dosen.
"Maap bu, tadi pas mau join loading mulu. Dirumah saya jaringannya jelek bu," ujar Nala beralasan.
"Oh yaudah gapapa. Emang kalo via online kaya gini bikin susah karena problem di jaringan. Yaudah lanjut absen berikutnya,"
Nala menghembuskan nafasnya lega. Lantaran alasannya kini dapat dipercayai oleh dosennya.
Nala mengambil sebuah note miliknya dan mencatat beberapa materi yang diterangkan oleh dosennya, walaupun tiga perempat materi belum sepenuhnya dipahami oleh Nala.
🐣
"Akhirnya kelar juga," ujar Nala. Ia meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.
"Nal. Udah selese vidcall-annya?" tanya mama Nala yang muncul secara tiba-tiba dari arah pintu.
"Udah ma. Kenapa emang?" ujar Nala sambil menatap mamanya dengan tatapan bingung.
"Kamu dah mandi?" tanya mama Nala.
"Belom," jawab Nala acuh kemudian ia membereskan meja belajarnya yang tampak kacau.
"Ih mandi sana. Mama mau njengukin eyang Lastri, kamu anterin mama ya. Sekalian ngasih barang yang dititipin eyang Lastri sama mama," ujar mama Nala.
Nala cuma menganggukkan kepalanya dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setengah jam Nala mandi, ia langsung menyambar tas selempang yang ia taruh diatas meja belajarnya dan bergegas turun menuju lantai satu untuk mengambil kunci mobil dan memanasi mobil sebelum pergi meninggalkan rumah.
"Nal, makan dulu sebelum berangkat. Ntar dirumah eyang kelaperan loh," ujar mama Nala dari arah dapur.
"Ngga usah ma. Ntar Nala tinggal masak di rumahnya eyang kan bisa," sahut Nala.
"Beneran?"
"Iya ma,"
"Yaudah. Panggil Atha gih suruh cepet siap-siapnya,"
"ATHAAAAA!!"
"BERISIK! NI ATHA LAGI TURUN SABAR NAPA!"
🐣
"SAMLEKOMMM EYANGGGGG!!!!!" teriak Nala dari arah luar pintu rumah.
"EYAANGGG BUKAIN PINTUNYAAA!" teriak Nala lagi.
"EYAANGGG!!!!"
"Gausah teriak-teriak bisa ga sih Nal? Ntar tetangganya eyang pada kesini loh gegara kamu berisik!" ujar mama Nala.
"Eyang ga bukain pintunya sih!" ujar Nala dengan nada kesal.
Cklek
"Assalamualaikum," ujar mama Nala setelah eyang Lastri membukakan pintunya untuk mereka.
"Nah gini dong baru dibukain," ujar Nala senang.
"Salam dulu Nal," ucap mama Nala mengingatkan Nala.
"Assalamualaikum," ucap Nala lalu mengulurkan tangannya untuk salim kepada eyang Lastri.
Nala langsung ngacir ke dapur sebelum mendengar jawaban salam dari eyangnya. Setibanya di dapur, Nala langsung mencari bahan-bahan yang sederhana yang bisa ia masak.
Alhasil ia menemukan mie goreng kemasan dan segera menyiapkan panci beserta alat-alat lain yang akan ia gunakan untuk memasak.
"Masak apa Nal?" tanya eyang Lastri dari arah belakang.
"Mie goreng yang. Nala minta satu gapaoa kan? Nala laper soalnya," ujar Nala yang sedang sibuk menyiapkan bumbu.
"Ambil aja," ujar eyang Lastri.
Eyang Lastri memfokuskan pandangannya ke depan. Ia menatap seseorang yang baru saja keluar dari sebuah ruangan.
"Nak Heru!" panggil eyang Lastri.
Orang yang bernama Heru itu pun menoleh dan tersenyum hangat kepada eyang Lastri.
"Iya bu, ada apa?"
"Mau keluar?"
"Iya, saya ada urusan sebentar di kantor. Kenapa bu?"
"Sebentar,"
Eyang Lastri terburu-buru meninggalkan dapur setelah menahan Heru untuk berdiam diri pada tempatnya. Sedangkan Nala yang sedang sibuk mengaduk mienya tidak sadar akan kehadiran Heru yang sedang menatapnya dari tempat ia berdiri.
Eyang Lastri menghampiri Heru dan memberikan uang lima puluh ribu.
"Ibu nitip beliin makanan buat si gendut ama burung-burung peninggalannya suami saya. Saya minta tolong ya nak Heru," ujar eyang Lastri dengan memelas.
"Si Gendut?" tanya Heru bingung.
"Kucing saya yang biasa kamu ajak main itu. Namanya si Gendut, Nala yang kasih nama," ujar eyang Lastri menerangkan.
"Nala?"
"Itu, yang lagi masak di dapur tu. Cucu kesayangan saya, namanya Nala,"