Chereads / Teen Taste / Chapter 14 - Bab 14

Chapter 14 - Bab 14

Siapa yang tak suka jika mendapat jam kosong dikelas? Bukankah jam kosong itu surganya anak sekolah?

Dapat diyakini dan dipastikan semua anak sekolah pasti akan senang jika mendapatkan jam kosong. Karena dengan itu mereka bisa bebas dari pelajaran yang membosankan dan membuat otaknya membengkak seperti akan meledak.

Seperti saat ini, kelas Imelda sedang mendapatkan jam kosong dikarenakan guru-guru sedang mengadakan rapat untuk ulangan yang akan berlangsung dua minggu lagi.

Kelas yang biasanya ramai kini menjadi hening dan hanya menyisakan beberapa penghuni saja karena sebagian dari mereka memilih untuk pergi kekantin untuk makan ataupun ke perpus hanya untuk tidur.

Jika biasanya Imelda akan memilih pergi kerooftop namun kali ini tidak. Dia memilih untuk tetap dikelas dan mewarnai kukunya dengan cat kuku berwarna hitam dan merah maroon yang merupakan warna kesukaannya.

Tak lupa juga dengan Ratu yang berada disampingnya yang sedang sibuk dengan dunia onlinenya. Entah melihat instagram, twitter, ataupun memilih-milih baju dan sepatu melewati aplikasi shoope miliknya. Yang jelas gadis itu tak bersuara sejak tadi.

Sedangkan dikursi bagian paling depan, telah berpenghuni tiga anak manusia yang berbeda sifat, karakter, dan tentu berbeda wajah.

Tentu kalian tau siapa mereka!

Siapa lagi jika bukan Vega, Brandon, dan Yuno. Kini ketiga laki-laki itu sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Vega yang sibuk dengan dunia game onlinenya. Yuno yang asik dengan dunia mimpinya. Dan Brandon yang sibuk mengoceh tak jelas dan tak tau mengobrol dengan siapa? Entah dengan angin atau dengan teman-temannya yang tak kasat mata.

"Mel!" Panggil Ratu yang sekian lama tak bersuara.

"Hmm." Gumam Imelda yang masih asik mewarnai kukunya kadang sesekali dia meniup kukunya agar catnya cepat kering.

"Kamu tahu Angkasa gak?" Tanya Ratu.

"Angkasa kelas IPS 5 itu?"

Ratu menganggukkan kepalanya "Iyah."

"Ya tahulah! Siapa yang gak tau dia coba."

Ratu tersenyum simpul "Tahu gak Mel, dia DM aku dan ngajakin jalan."

Imelda menghentikan kegiatannya lalu mendongakan kepalanya dan mengalihkan pandangannya kepada Ratu yang sedang tersenyum tak jelas.

"Lo deket sama dia?" Tanya Imelda.

Ratu mengangkat bahunya acuh "Dibilang deket sih enggak tapi udah beberapa hari ini dia selalu DM'in aku."

"Jangan kepancing sama dia." Kata Imelda tak suka.

"Kepancing gimana?"

Imelda menghela nafas berat lalu meletakan koas cat kuku yang berada ditangannya diatas meja.

"Ra, lo tau kan berita yang beredar tentang dia." Kata Imelda dengan lebut agar nanti Ratu bisa memahami ucapannya "Dia itu bukan cowok baik-baik Ra. Dia berengsek, semua cewek yang deket sama dia, yang pacaran sama dia udah pernah dijamah sama tuh orang."

"Itu kan cuma berita yang belum tentu bener Mel."

"Belum tentu bener gimana?" Tanya Imelda "Lo masih inget gak Bina, temen sekelas kita pas lagi kelas 11? Dia setres gara-gara Angkasa. Angkasa ngehamilin dia tapi dia gak ngaku kan."

Sebelit tentang bayangan Bina, teman sekelasnya waktu kelas 11 kembali berputar diotak Imelda.

"Loh! Bina kan emang orangnya kaya gitu. Sebelum deket sama Angkasa aja dia udah keliatan kaya bukan anak baik-baik juga kan. Bisa aja dia hamil sama orang lain terus berhubung waktu itu Angkasa pacarnya dan dia ngaku-ngaku kalo Angkasa ayah dari anaknya."

Imelda mengusap wajahnya dengan gusar "Ra, gue tau gimana Bina. Walaupun dia bar-bar dan sering bolos sama gue, dia bukan orang yang murahan. Dia ngaku sama gue kalo waktu itu dia dikasih minum sama Angkasa dan setelah itu dia gak sadar diri. Dan pas dia bangun dia udah ada dihotel tanpa sehelai benang pun ditubuhnya."

"Bisa aja Bina cuma ngada-ngada. Dia kan orangnya suka ngada-ngada tuh!" Kata Ratu yang tetap tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Imelda "Bukannya dulu Angkasa juga pernah deketin Imel yah?"

"Emang, tapi gue milih menjauh karena gue tau dia orangnya gimana." Kata Imelda  "Jadi, gue mohon sama lo buat jauhin dia juga. Dia bukan orang baik Ra."

Ratu terdiam lalu setelah itu menggelengkan kepalanya "Ratu gak bisa." Jawabnya.

"Kenapa? Lo suka sama dia?"

"Iyah, Ratu suka sama dia. Dia perhatian sama Ratu, dan dia juga baik."

"Baik gimana sih maksud lo?."

"Dia kemarin anterin Ratu pulang, dia juga pernah nolongin Ratu pas jatoh gara-gara lari."

Imelda menghela nafas gusar lalu mengacak rambutnya "Ra, gue mohon jauhin dia. Gue gak mau lo kenapa-napa. Apa selama ini perhatian gue dan Galen ke elo kurang?"

Ratu menggelengkan kepalanya "Perhatian Galen dan Imel selama ini sangat cukup buat Ratu. Tapi, entah kenapa Ratu seneng pas Angkasa perhatiin Ratu." Kata Ratu dengan binar polos dimatanya "Ratu janji bakal jaga diri Ratu baik-baik kok Mel. Dan Ratu bakal hubungin Imel kalo ada apa-apa."

Imelda terdiam lalu setelah itu membuang tatapannya kearah lain. Dia takut! Sangat takut jika Ratu adalah korban selanjutnya dari keberengsekan seorang Angkasa Teliron.

Semua anak-anak dipenjuru sekolah ini tahu siapa laki-laki itu. Laki-laki berengsek yang suka menghancurkan masa depan wanita.

Salah satunya adalah Bina, teman sekelas Ratu dan Imelda sekaligus partner bolos Imelda saat kelas 11 dulu.

Namun, saat mereka menginjakan kakinya disemester dua. Sebuah kabar tentang Bina beredar disekolah. Bina dinyatakan hamil dan akhirnya dikeluarkan dari sekolah.

Imelda tahu siapa laki-laki yang telah menghamili Bina karena sebelumnya wanita itu telah menceritakan semuanya kepada Imelda.

Imelda juga sempat membantu Bina menemui Angkasa, namun apa yang Bina dapat! Angkasa membantah mentah-mentah bahwa anak yang didalam kandungan Bina itu bukan anaknya dan dia juga bersumpah belum pernah menyentuh Bina sedikit pun.

Saat itu Bina benar-benar frustasi, keluarganya sangat malu dan akhirnya mereka pindah keluar negeri untuk merendam rasa malunya.

Sejak saat itu, Imelda sudah tidak lagi mendapat kabar tentang Bina. Nomornya tak bisa dihubungi. Wanita itu hilang seperti ditelan bumi. Padahal Imelda ingin tahu bagai mana keadaannya dan juga anaknya.

"Mel."

Imelda tersentak kaget dan langsung menatap Ratu "Hmm?"

"Imel kenapa? Kok ngelamun?"

Imelda menggelengkan kepalanya "Gue gak apa-apa kok. Gue cuma lagi kepikiran Bina. Gimana keadaan dia sekarang?"

Ratu mengelus pundak Imelda "Kita do'ain aja semoga Bina dan anaknya baik-baik aja."

Imelda menganggukkan kepalanya "Ra, lo harus hati-hati yah sama dia. Kalo lo diajak jalan sama dia, usahan jangan sampai GPS dihape lo mati dan jangan pernah mau diajak minum-minuman oke?"

Ratu menganggukkan kepalanya sambik tersenyum "Oke."

Imelda tersenyum tipis, sebenarnya dia sangat tidak ingin Ratu dengan dengan Angakasa. Namun apa boleh buat, Ratu bukan orang yang gampang diatur dan sangat keras kepala.

"Woy Mel! Mel!"

Panggilan yang lebih mirip teriakan itu mengalihkan pandangan Ratu dan Imelda kearah depan.

"Lo dipanggil noh sama bu susi siguru BK tuh!" Kata Brandon.

"Kata siapa?" Tanya Imelda.

"Noh kata mas Vega lo." Brandon menunjuk Vega yang sedang sibuk dengan ponselnya.

Imelda berdecih sebal lalu bangkit dari duduknya "Gue keruang BK dulu!"

Tanpa menunggu jawaban dari Ratu, Imelda melangkahkan kakinya pergi. Namun dia menghentikan langkahnya ketika melewati meja Vega dan Brandon. Sedangkan Yuno berada dimeja sebelah dan sedang asik tidur.

"Gue titip Ratu. Awas aja kalo lo berani ngapa-ngapain dia." Kata Imelda.

"Kalo gue bikin nangis gak apa-apa?" Tanya Brandon.

"Lo, gue bikin nangis balik." Kata Imelda dengan datar lalu setelah itu melangkah pergi dari sana.

Brandon menoleh kearah Vege "Bini lo serem banget sih Ga? Padahal pas kemarin jadi pelayan dia manis deh." Kata Brandon.

Vega menoleh kearah Brandon dengan tatapan tajam lalu setelah itu dia bangkit dari duduknya.

"Jagain Ratu!"

Setelah mengatakan itu, Vega melangkah pergi dari kelasnya. Berlama-lama didekat Brandon bisa membuat telinganya sakit karena laki-laki itu tiada hentinya mengoceh.

Sedangkan Brandon mendengus kesal "Tinggalin aja terus." Gumamnya "Pergi saja engkau pergi dari ku, biar kubunuh perasaanku untukmu."

"Brandon fales!" Teriak Ratu dari belakang.

Brandon menoleh kearah Ratu "Enak aja, suara mirip justin biber lo bilang fales." Elaknya.

"Mana ada justin biber suaranya kaya mobil lagi kentut!" Ratu mengercutkan bibirnya.

"Sepatah-patah lo yah kalo ngomong!"

"Sekate-kate ada juga!"

"Bodo amat! Mulut-mulut gue kok lo yang sewot!"

Ratu mendengus kesal lalu mengercutkan bibirnya "Bodo amat juga! Mending Ratu main hape." Katanya lalu setelah itu kembali sibuk dengan ponselnya mengabaikan Brandon yang sedang mengoceh tak jelas.

Jika dia harus meladeni Brandon, maka tidak akan ada habisnya. Sampai waktu menjelang malampun laki-laki itu akan terus bersedia mengoceh, mengeluarkan kata-kata yang tak nyambung dengan topik pembicaraannya saat itu.

Ratu membuka room chat'nya, lalu tangannya bergerak lihai membalas pesan yang belum ia balas tadi.

Angkasa

Lo lagi sama Imelda?

Ratu

Enggak, Imel lagi pergi keruang Bk. Emang kenapa?

Angkasa

Hidup Imelda emang gak jauh yah dari ruang BK! Kaya gue.

Gak apa-apa kok:)

Ratu memanggut-manggutkan kepalanya, lalu dia kembali mengetik balasan untuk Angkasa.

Ratu

Nanti hari rabu jadi?

Angkasa

Jadi dong cantik;)

Ratu

Oke

Angkasa

Lo bisa keluar bentar gak? Temuin gue ditaman sekolah?

Ratu

Mau ngapain?

Angkasa

Cuma pengen ketemu lo doang kok. Kangen:)

Ratu berfikir sejenak, dia mengalihkan pandangannya kearah Brandon yang kini sudah berhenti mengoceh dan berlaih bermain ponselnya.

Setelah itu dia kembali menatap layar ponselnya, dan mengetikan balasannya.

Ratu

Oke, tapi bentar aja yah. Soalnya takut Imelda nyariin aku.

Angkasa

Iyah sayang.

Aku tunggu:*

Ratu tersenyum, lalu mengunci ponselnya. Setelah itu dia bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.

"Mau kemana lo cacing tanah?" Tanya Brandon sambil menurunkan ponselnya ketika melihat Ratu berjalan melewatinya.

Ratu menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah Brandon "Biasanya yang kepo gak akan selamat dunia akhirat."

"Gue bukan kepo. Gue itu diamanahin sama temen lo yang opalasan kelamin itu suruh jagain lo. Nanti kalo ada apa-apa sama lo gue lagi yang disalahin."

"Ratu cuma mau ketoilet sebentar Brandon." Kata Ratu.

"Beneran?"

"Iyah, Brandon mau ikut biar percaya."

"Idih males gue." Kata Brandon sambil menggidikan pundakanya.

Ratu terkekeh, lalu setelah itu melanjutkan langkahnya. Tanpa dia sadari, saat ini dia sedang mendekatkan dirinya dengan sebuah bahaya.