Pulang sekolah Hani, sudah menunggu Angga di parkiran motor, tapi Angga tak kunjung datang. Dari jauh Hani melihat Rafael, Ersyah, dan Dimas sedang berjalan menuju parkiran.
"Angga dimana?" tanya Hani sambil menatap mereka satu-persatu.
"Dia mau ngurus sesuatu di ruang kepala sekolah katanya" jawab Dimas.
"Jadi aku pulang sama siapa dong?" ujar Hani.
"Sama aku" jawab Ersyah.
Hani tertegun mendengar ucapan Ersyah barusan, "Nanti merepotkan lagi" ujar Hani.
"Gak, cepat naik" ujar Ersyah sambil menyalakan motornya.
"Oke"
Hani naik ke motor Ersyah, Rafael, dan Dimas terkejut melihat respons Ersyah.
"Tumben kamu mau" ujar Rafael.
"Hm" jawab Ersyah dengan dingin.
"Suka ya kamu sama Hani?" tanya Dimas menyelidiki, Hani yang mendengar itu merasa malu.
"Gak" jawab Ersyah.
Setelah itu Ersyah langsung tancap gas pergi keluar sekolah, di perjalanan pulang mereka sama-sama diam, Hani yang sibuk menatap jalanan Jakarta yang ramai dengan para pengemudi.
"Han" panggil Ersyah sedikit berteriak.
"Iya?" jawab Hani melihat ke arah kaca spion.
"Kita makan dulu ya" ajak Ersyah.
"Boleh, tapi dimana?" tanya Hani.
"Di H'C Cafe aja" jawab Ersyah
"Yaudah" jawab Hani.
Setelah itu Ersyah membelokan motornya ke arah Cafe yang tadi Ersyah sebut, setelag sampai Hani dan Ersyah pun masuk ke dalam Cafe, dan Hani merasa hari ini dia tidak beruntung karena dia jumpa dengan manager Cafe yang bernama kak Kirana Larasati yang kenal dengan Hani.
Sebenarnya Cafe ini punya Mama Hani yang sudah lama Mama Hani bangun, dan mereka juga punya toko roti yang bernama H'C bakery nama itu diambil dari nama Hani, yang berarti Hani Clarissa.
Saat masuk Hani mengedipkan matanya ke arah Kirana berharap Kirana tidak menyapanya, tapi nihil Kirana berjalan ke arah mereka dan menyapa Hani.
"Hai Han" sapa Kirana dengan lembut.
"Em hai kak" jawab Hani sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kamu mau cari Mama?" tanya Kirana.
"Enggak kak Hani mau makan" jawab Hani tersenyum kikuk, sementara Ersyah hanya menatap mereka dengan tatapan dingin dia.
"Ohh kalau begitu silahkan" jawab Kirana.
Hani langsung menarik tangan Ersyah ke arah tempat duduk dekat jendela agar Kirana tidak membongkar yang sebenarnya.
"Kamu mau pesan apa?" tanya Hani.
"Samain aja" jawab Ersyah dengan cuek.
Hani memesan makanan mereka, setelah itu kembali duduk di tempat yang tadi.
"Hm tadi gak usah kamu pikirin ya, mereka kenal sama aku karena aku langganan disini" ujar Hani sambil menatap Ersyah.
"Kamu pikir aku gak tau?" jawab Ersyah sambil menaikan satu alisnya.
"Ha? maksud kamu?" tanya Hani.
"Mama kamu yang punya Cafe ini" jawab Ersyah dengan cuek.
"Kamu tau dari mana?" tanya Hani.
"Mama aku" jawab Ersyah dengan singkat.
Tak berapa lama kemudian seorang pelayan datang dan mengantarkan makanan mereka berdua, setelah itu Hani dan Ersyah makan dengan hening.
"Siap ini kamu mau kemana?" tanya Ersyah.
"Gak kemana sih" jawab Hani sambil meminum minumannya.
"Ikut aku" ujar Ersyah.
"Ha kemana" tanya Hani.
Bukan menjawab Ersyah menarik tangan Hani, setelah membayar makanan mereka Ersyah dan Hani keluar Cafe dan menuju suatu tempat.
"Kita mau kemana Syah?" tanya Hani.
"Udah kamu ikut aja" jawab Ersyah.
Hani pun hanya mengangguk dan menatap jalanan, Hani tampak binggung mengapa jalan yang mereka lewati sangat sejuk, dan jarang di lewati oleh orang lain.
Ersyah memberhentikan motornya di sebuah hutan, tapi masih bisa untuk di lewati oleh orang.
"Turun" ujar Ersyah.
Hani turun dari motor Ersyah dan merasa sedikit takut, kenapa Ersyah bawa dia kemari, apa jangan-jangan Ersyah ingin menculiknya.
"Lo gak usah mikir yang aneh-aneh" ujar Ersyah menatap Hani, yang nampak gelisah.
"I-iya" jawab Hani dengan gugup.
"Ayo ikut aku" ajak Ersyah.
Hani mengikuti Ersyah dari belakang, dan mereka mulai masuk ke dalam hutan itu, tapi siapa sangka di balik situ ada air terjun yang sangat indah, dengan banyak bunga-bunga yang membuat hati jadi tenang, dan terdapat rumah pohon di atas pohon yang besar, rumah pohon itu juga lumayan besar.
"Waaahhhh indah banget" ujar Hani sambil duduk di bangku yang ada di pinggir sungai.
"Aku sering kemari untuk menenangkan pikiran" ujar Ersyah sambil menatap Hani.
"Kamu kok gak pernah bilang sama yang lain" ujar Hani menatap Ersyah, Ersyah berjalan ke arah Hani lalu duduk di sebelah Hani.
"Aku cuman malas ngomong" jawab Ersyah.
"Rumah itu kamu yang buat?" tanya Hani sambil menunjuk rumah pohon, Ersyah mengikuti arah tunjuk Hani.
"Iya" jawab Ersyah menganggukkan kepalanya.
"Wah hebat juga ya kamu" puji Hani.
"Aku juga sering malam kesini" ujar Ersyah.
"Gak takut kamu?" tanya Hani, Hani saja membayangkannya sudah takut.
"Kamu liat itu kan ada lampu" jawab Ersyah sambil menunjuk lampu yang ada di beberapa tempat.
"Iya sih cuman kalau kamu masuk kesini kan masih banyak pohon dan itu pasti gelap" ujar Hani.
"Kalau aku sendiri aku selalu bawa motor aku masuk" jawab Ersyah.
"Terus kenapa tadi kita jalan?" tanya Hani.
"Biar bisa lama sama kamu" ujar Ersyah sambil menaikkan turunkan alisnya.
Hani yang mendengar ucapan Ersyah merasa ada sesuatu di hatinya yang membuat dia sedikit bahagia, "Apasih kamu" ujar Hani.
"Ayo kita naik" ajak Ersyah tanpa menggubris ucapan Hani yang pertama.
Hani berdiri dan mengikuti Ersyah yang sudah mulai menaiki tangga yang ada di pohon itu, setelah sampai atas Hani tertegun melihat isi rumah pohon itu.
Ternyata ada kompor, bangku untuk satu orang, gitar yang Hani yakin itu gitar Ersyah, dan juga ada beberapa cemilan dan Indomie di bagian pojok.
"Kamu kayaknya sering banget kesini" ujar Hani sambil memerhatikan beberapa stok cemilan.
"Hampir tiap hari" jawab Ersyah.
Ersyah duduk sambil memangku gitarnya, dan mulai memetiknya dengan acak. Hani pun ikut duduk di dekat Hani.
"Kamu gak kena marahi?" tanya Hani.
"kenapa?" jawab Ersyah, kali ini Ersyah meletakkan gitarnya dan mengambil cemilan, dan juga minum.
"Kamu kemari tiap malam" ujar Hani.
"Aku pulang ke rumah gak nginep" jawab Ersyah.
"Terus kenapa kamu punya banyak makanan disini kayak ada penghuninya" ujar Hani sambil menerima minum yang di berikan Ersyah.
"Karena aku gampang lapar anaknya" jawab Ersyah.
Hani hanya mengangguk kepalanya tanda dia mengerti, setelah itu Hani dan Ersyah pun memakan cemilan mereka, selesai itu Ersyah memutuskan untuk pulang karena hari sudah mulai sore.
"Nanti kamu bawa aku kesana lagi ya" ujar Hani saat turun dari motor Ersyah.
"Iya, kamu atur aja jadwalnya" jawab Ersyah sambil tersenyum.
Hani yang melihat itu pun merasa detak jantungnya tidak normal, "oke" jawab Hani.
Setelah itu Ersyah pergi ke perkarangan rumahnya, dan Hani masuk ke dalam rumahnya.
"Ekhem dari mana nih?" tanya Angga saat Hani mau naik ke atas kamarnya.
"Ke suatu tempat" jawab Hani.
"Sama Ersyah?" tanya Angga.
"Iya" jawab Hani.
"Cieee... ada apa nih? suka kamu sama dia?" tanya Angga dengan beruntun.
"Gak jelas kamu" jawab Hani dengan kesal.
Hani langsung naik ke atas meninggalkan Angga yang mulai menggoda Hani lagi, setelah sampai di kamarnya Hani segera mandi dan siap-siap, Hani naik ke tempat tidurnya dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya.