Pelataran yang berselimut permadani kehijauan tengah dihembus angin dingin musim semi di pagi hari. Hari ini adalah saat dimana setiap makhluk hidup memberikan salam perpisahan untuk terakhir kalinya. Tak ada kicau burung yang melintasi langit fajar, di atas sebuah tanah pemakaman nama seorang wanita baru saja diukir di sana. Isak tangis mengiringi kepergian sang Pendosa, sosok yang mengharapkan meninggalkan penyesalan serta penderitaan bagi mereka yang telah menelantarkan serta menjadikannya sebagai sosok bayangan berhasil dikabulkan Tuhan.
Di atas nisan berwarna hitam berbatukan marmer nama Reyna Braun terukir. Disetiap sisinya diletakkan puluhan bunga lily putih, beberapa orang masih tertinggal di sana. Masih mengenakan pakaian hitam yang sama. Tak ada satu kata pun yang mereka ucapkan. Tak terkecuali sang Pemimpin Asmodia yang turut serta hadir guna memberikan penghormatan terakhir.