Pratinjau : Maaf aku nggak maksud apa-apa, maaf juga semalam udah bikin kamu cemburu.
--------------------------------------------------------------------------------------------
Jani menelan salivanya dengan susah payah. Jani seperti sedang menelan batu di tenggorokannya. Dadanya berdetak dengan cepat. Keheningan terjadi di dalam ruangan tersebut. Hanya suara jarum jam yang kini terdengar di telinga Jani maupun Dana sedang berdetak pelan. Kemudian suara helaan nafas Dana terdengar tepat di depan telingan Jani.
"Ayo kita menikah," kata Dana tenang.
Jani menghentikan kegiatannya. Dia menurunkan tangannya dari atas keyboard komputer kemudian menoleh pelan ke arah Dana. Dia menatap Dana dengan sorot mata tidak percaya. Jani merasakan sesak di dadanya. Dia tidak menemukan hal yang bisa menjelaskan kepadanya kenapa semudah itu untuk Dana membuatnya bingung dengan sikap pria di depannya ini.
"Kenapa semudah itu mas melakukannya?" tanya Jani dengan nada lirih.