Pratinjau : Arga meringis ngilu kala sadar bahwa dirinya juga harus segera melepas cincin yang masih dikenakannya.
--------------------------------------------------------------------------------------------
Tadi pagi Arga hanya terdiam sambil menatap Reza dengan benci. Sorot marah di matanya bahkan mungkin bisa menembus jantung Reza yang kala itu sudah menatap Arga dengan sorot sendu. Tapi Arga tidak peduli, Reza sudah bertindak terlalu jauh kepada Jani.
Jika saja Reza tidak mengiriminya pesan singkat yang bertanya kapan dirinya akan pulang maka Arga mungkin akan pulang lebih larut lagi dan memilih lembur di kantornya. Memilih melakukan hal yang lebih penting dari sekedar menatap wajah Reza yang memuakkan untuknya.
Arga tidak tahu jika Reza bisa berpikir sepicik itu. Pria itu menyandarkan punggungnya pada pintu kamar. Tubuhnya merosot ke bawah. Dia membuka genggaman tangannya dan menatap kotak cincin yang masih dipegangnya dengan nanar.