"Ayo!"
Dia hanya mengulum senyum sambil menggelengkan kepala.
"Aku ajarin!"
"Aku enggak suka menari," tolaknya lagi dengan pandangan yang tetap fokus ke layar laptop.
"Aku lagi senam, bukan nari!"
Zay menggelengkan kepala lagi. "Sama saja."
"Someday you will ask me to dance with you," selorohku.
Terdengar suara tawa mengejeknya, lalu kembali tenggelam dalam kesibukan.
Aku kembali melanjutkan senam pagi.
"Satu ... dua ... tiga ... empat, lima ... enam ... tujuh ... delapan. Yeah!"
"Alena!"
"Apa?"
"Agak pelan suaranya bisa?"
"Aku suka keramaian, kalau sepi rasanya merana!"
"Kamu tau?"
"Apa?"
"Kamu perempuan terkonyol yang pernah aku kenal."
"Terus, kenapa kamu nikahin aku?"
"Ya, karena aku adalah lelaki terbodoh di dunia, yang begitu nekat menikahimu."
Aku mencibirkan bibir. "Bodo! Suatu hari nanti, kamu akan rindu kekonyolanku ini."
"Dan kamu, akan sangat merindukan kebodohanku."