Kedua matanya terus berkedip melihat seseorang yang kini hanya diam sembari memperhatikannya membuat Yashelino menjadi merasa gemas sendiri. Ia tidak bisa melakukan apapun ketika gadis di hadapannya seolah meminta untuk terus mengganggu sehingga dirinya mendapat sebuah ide yang mungkin memang sudah waktunya.
"Tawaran---" Ketika hendak mengatakan yang sebenarnya, tiba-tiba saja sebuah notifikasi yang berasal dari ponselnya membuat Yashelino mengurungkan niatnya. Kemudian mengeluarkan benda tipis tersebut dari dalam saku celana dan terpampang jelas nama Alfiz di sana. "Tunggu sebentar."
Shil yang sedari tadi diam memperhatikan pun hanya menganggukkan kepalanya dengan kedua mata yang sedikit membengkak karena sehabis menangis. Sedangkan Yashelino langsung berlalu pergi sedikit menjauh dari hadapan gadis tersebut untuk menerima panggilan dari sahabatnya terlebih dahulu.
"Halo," ujar Yashelino ketika sudah sedikit menjauh dari gadis itu. "Ada apa?"