Chereads / GOOD BOY! / Chapter 31 - SOSOK PENOLONG YANG MEMBUATNYA GUGUP (1)

Chapter 31 - SOSOK PENOLONG YANG MEMBUATNYA GUGUP (1)

Kini keduanya sudah berhenti tepat di depan gedung fakultas sahabatnya itu. Saat ini gadis tersebut sedang merajuk membuat Lenna yang melihatnya langsung tersenyum begitu manis kepada sahabatnya.

"Udah dong jangan cemberut terus," ujarnya kepada Shil. "Nanti cantik lo hilang gimana?"

"Apaan sih, Lele?!" ujarnya ketus. "Udah ah, aku mau turun dulu, bye!"

Lenna yang sedari tadi diam memperhatikan pun langsung menghela nafas sejenak melihat bagaimana sahabatnya itu yang saat ini sedang membuka pintu dan hendak pergi darinya.

Tetapi sebelum itu terjadi, ia sudah lebih dulu menariknya sehingga kini Shil mengurungkan niatnya untuk turun dan menggerutu kesal karena dirinya.

"Ih, Lele! Ada apa lagi sih?!"

"Shil, lo harus inget ya apa kata-kata gue!" ujarnya kepada sahabatnya itu. "Lo harus bilang sama gue dan kabarin gue setiap hari dan kalau terjadi sesuatu sama lo, jangan lupa kasih tahu gue."

Gadis tersebut yang mendengarnya pun langsung berdecak lalu berkata, "Iya Lele, bawel banget sih!" ujarnya kesal.

"Eh, ini juga buat kebaikan lo sendiri lagi, gimana sih?!"

"Hm, udah 'kan?" ujar Shil malas.

"Udah, sana belajar yang bener."

Tentu saja gadis itu langsung menghela nafas panjang saat mendengar bagaimana sahabatnya tersebut yang mengatur-ngatur dirinya.

Setelah itu Shil pun benar-benar menuruni mobil dengan ekspresi kesalnya yang ia perlihatkan saat ini. Dirinya sangat merasa berlebihan tentang bagaimana sikap dari sahabatnya itu kepadanya.

Bertepatan dengan itu ia baru saja melihat sebuah mobil yang baru saja memasuki gedung fakultas dan melewati dirinya membuat Shil menghentikan langkhanya sejenak.

Gadis itu benar-benar terkejut dengan tindakan yang dilakukan si pengemudi mobil tersebut sehingga membuat Shil saat ini terdiam mematung sesaat.

Kemudian meraba dadanya karena keterkejutannya yang luar biasa saat ini dengan moodnya yang begitu buruk.

"Huh, hampir aja," gumam Shil dengan satu tangannya yang masih meraba dadanya yang berdegup kencang lebih cepat.

"Eh, itu si pangeran kampus 'kan?"

"Iya bener, itu pangeran kampus!"

"Aduh, sumpah ganteng bangeeett!!!"

"Ck, jangan dilihat itu punya gue tahu!"

"Ya elah, bagi-bagi kenapa, keindahan dari Tuhan banget itu."

Di saat semua orang sedang sibuk mengagumi seseorang yang hampir membuatnya celaka itu, justru saat ini Shil malah menutupi kedua telinganya dengan menggunakan headset yang selalu gadis bawa untuk digunakannya dalam kondisi seperti sekarang ini.

Setelah itu Shil langsung menyalakan musik dengan lagu favoritnya, lalu sebuah senyuman pun terbit begitu saja saat teringat bahwa dengan mendengarkan musik membuatnya sedikit membaik dari sebelumnya.

Terus berjalan lurus tanpa menghiraukan keramaian yang mengelilinginya hingga tanpa sadar bahwa sedari tadi ada seseorang yang mengikutinya dari arah belakang seperti seorang penguntit.

Bahkan semua mahasiswi yang berada disekitarnya saat ini sedang membicarakan Shil yang belum juga menyadari bahwa ada seseorang yang mengikuti gadis tersebut di belakangnya.

Hingga dimana gadis itu hampir saja terjatuh karena rasa pusing dikepalanya yang tiba-tiba datang membuat seseorang tersebut langsung dengan sigap menahannya.

"Ah, sakit banget," ujar Shil dengan satu tangan yang meraba kepalanya yang begitu terasa pening. "Lho, kenapa aku gak jatuh?"

Terdiam cukup lama untuk mencerna apa yang sebenarnya terjadi membuat seseorang sepertinya langsun menegang saat merasakan sebuah lengan kekar yang melingkari perutnya dari belakang saat ini sehingga Shil tidak bisa melihat siapa yang baru saja menolongnya itu.

Posisi gadis itu saat ini sedang membelakanginya dengan bersandar tepat di dada bidang seorang laki-laki dan Shil bisa merasakannya saat ini. Bahkan di saat-saat seperti itu pun gadis tersebut masih saja diam dan tidak bergerak sama sekali, akan tetapi merasa gugup karena tak ingin berhadapan dengan sosok si penolongnya saat ini.

"Kamu gak apa-apa?" tanya seseorang dari belakangnya. "Apa kamu sakit?"

Mendengar itu dengan cepat Shil menjauhkan diri dari seseorang tersebut, kemudian menoleh sembari menundukkan kepalanya dengan kegugupan yang luar biasa.

Itu karena ia tidak berani untuk sekedar menatap wajah dari seseorang yang berada dihadapannya saat ini sehingga membuat dirinya lebih memilih untuk menatap ke bawah saja.

"A-aku gak apa-apa kok," jawab Shil gugup. "Makasih ya."

Setelah itu Shil memutuskan untuk berbalik dan hendak pergi untuk menghindari sosok si penolong tersebut yang entah siapa sebenarnya.

Namun diluar dugaan laki-laki tersebut langsung meraih lengannya sehingga membuat Shil tidak bisa pergi.

"Kenapa pergi?" tanyanya dengan lembut. "Apa aku bikin kesalahan sama kamu?"

Diam-diam kening Shil berkerut samar, ia benar-benar tidak mengerti dengan yang sedang dibicarakan oleh seseorang tersebut sehingga yang bisa dirinya lakukan saat ini hanyalah diam dan menunduk.

Sementara laki-laki itu yang melihat gadis yang berada dihadapannya masih saja menunduk un saat ini langsung menghela nafasnya.

"Hey, aku lagi ngomong sama kamu lho," ujarnya lagi. "Harusnya kamu lihat aku."

Shil yang mendengarnya langsung menggigit bibir bawahnya karena gugup, kemudian gadis tersebut pun secara perlahan mulai memberanikan diri untuk menatapnya dengan jantung yang berdegup kencang.

Jujur saja ini adalah kali pertama seorang Shil diajak berbicara oleh seorang laki-laki yang tidak dikenalinya itu, kecuali jika seseorang tersebut adalah orang yang dikaguminya, maka gadis itu akan memulainya berbicara terlebih dahulu.

Kening dari laki-laki itu pun langsung berkerut kala melihat gadis yang berada dihadadapannya tersebut saat ini sedang mencoba untuk menoleh meskipun perlahan dan hal tersebut membuatnya kesal sehingga ia langsung meraih dagu dari seseorang tersebut dan kini dirinya saling menatap satu sama lain.

Sebuah senyuman akhirnya terbit ketika Yashelino untuk pertama kalinya menatap wajah perempuan dengan sedekat ini membuat semua orang yang sedari tadi memperhatikan pun langsung mengabadikan momen tersebut.

"Hai, aku Yashelino, salam kenal."

Kedua manik mata dari gadis itu tidak pernah bisa berpaling dari seseorang yang berada dihadapannya saat ini karena ternyata orang yang baru saja menolongnya adalah sosok yang pernah dikaguminya.

Yashelino yang melihat bahwa gadis dihadapannya itu terus saja menatap dirinya pun saat ini langsung memalingkan wajahnya dan terkekeh.

"Kayanya ada yang terpesona karena aku nih," ujarnya sedikit menyindir. Sedangkan Shil, gadis itu langsung memalingkan wajahnya kearah lain ketika tersadar dengan apa yang baru saja dirinya lakukan tersebut.

"M-maaf, a-aku gak bermaksud k-kaya gitu kok."

Laki-laki itu melihat gadis tersebut yang saat ini menundukkan kepalanya kembali membuatnya langsung tersenyum.

"Gak apa-apa kok," jawabnya kepada seseorang yang berada dihadapannya itu. "Tunggu, muka kamu tadi aku lihat pucat."

Kembali gadis itu mendongak saat mendengar perkataan dari seseorang yang berada dihadapannya saat ini.

"Hah?" sahutnya terkejut.

Dapat ia lihat bagaimana seorang Yashelino si laki-laki tertampan nomor satu itu saat ini sedang menatapnya dengan begit intens.

"Kamu sakit?" lanjutnya lagi. "Kamu baik-baik aja, 'kan?"

Karena tidak bisa menjawab, Shil saat ini hanya diam mematung dengan pandangan yang tidak pernah lepas dari seorang laki-laki yang berada dihadapannya itu saat ini.

Jantungnya berdegup dengan sangat kencang sehingga Shil benar-benar merasa lemas saat ini karena gadis itu yang masih merasa bermimpi bahwa yang sedang berhadapan dengannya tersebut adalah Yashelino Albert sang pangeran kampus.