Sudah saatnya untuk pulang dan sekarang Shil baru saja keluar dari ruangan kelasnya bersama dengan para temannya itu. Ia berpamitan kepada semua orang dan memilih untuk pergi lebih dulu dibanding dengan yang lainnya, dirinya juga mendapat sebuah pesan bahwa sahabatnya sudah menunggu di depan gedung fakultasnya.
Maka dari itu, Shil saat ini langsung bergegas untuk menghampiri sahanbatnya yang sudah pasti berada di sana sekarang. Dan lagi, gadis tersebut sedang menghindari seseorang yang mungkin saja bisa kembali datang menghampirinya atau tiba-tiba berada dihadapannya seperti saat itu.
Sementara itu Lenna yang sedang menunggu di dalam mobil pun langsung menoleh ketika ia melihat sahabatnya yang berlari seperti itu sehingga membuat dirinya merasa terheran kepada gadis itu.
"Lo kenapa lari-lari?" tanyanya setelah melihat Shil yang baru saja memasuki mobil. "Ada yang ngejar lo?"
"Enggak ada," jawab Shil dengan nafas yang masih belum teratur. "Aku cuma pengen lari-lari aja."
"Serius lo?" ujar Lenna yang tidak percaya setelah mendengar jawabannya itu. "Gue gak percaya tuh."
"Aku takut kamu nunggu lama, makanya lari."
Kemudian saat Lenna hendak menjalankan mobilnya, ia langsung menoleh setelah mendengar jawaban yang keluar dari mulut Shil. Dirinya mengangkat satu tangannya untuk meraba kening dari sahabatnya itu.
"Lo sehat, 'kan?" tanyanya. "Bukan lo banget."
"Sehat kok," jawab Shil dengan kesal.
Setelah itu Lenna langsung menggelengkan kepala lalu menjalankan mobilnya sehingga mereka kini benar-benar sudah menjauhi area kampus.
Selama perjalanan Shil hanya diam dan tidak bersuara sama sekali membuat Lenna yang berada disampingnya itu pun penasaran dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi kepada gadis itu.
"Shil," panggilnya kepada gadis disampingnya yang saat ini sedang melamun. "Lo gak apa-apa, 'kan?"
"Enggak," jawab Shil singkat. "Emangnya kenapa, Lele?"
"Gak tahu kenapa gue ngerasa kalau lo lagi sembunyiin sesuatu dari gue."
Mendengar hal tersebut Shil langsung menegang seketika, ia sangat merasa bersalah karena tidak bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya seharian ini membuat gadis tersebut terus saja mencari-cari alasan kepada sahabatnya.
"Gak ada kok," jawab Shil. "Lele tenang aja, aku baik-baik aja."
Lenna terkekeh, "Lo pikir gue gak paham cewek?" tanyanya. "Kan cewek itu kalau bilang baik-baik aja berarti tandanya sebaliknya."
"Tapi beneran kok aku gak apa-apa, Lele."
Pada akhirnya Lenna memutuskan untuk mempercayainya saja karena sepertinya Shil memang benar tidak menyembunyikan apapun darinya.
"Inget, kalau ada apa-apa, kasih tahu gue, jangan sampe lo sembunyiin hal apapun dari gue."
"Iya Lele," ujar Shil malas.
Tidak butuh waktu lama hingga akhirnya mereka berdua pun telah sampai di Rumahnya, akan tetapi ada sesuatu yang berbeda di sini, yaitu adanya sebuah mobil yang terparki rapi di dalam sana membuat Shil dan Lenna saling menatap satu sama lain.
Tatapannya itu pun langsung berakhir saat mendengar bahwa gerbangnya sudah dibuka, dengan cepat Lenna pun melajukan kembali mobilnya dan memasukinya ke dalam garasi.
"Shil, ada tamu siapa?" tanya Lenna penasaran.
"Aku gak tahu," jawab Shil. "Mungkin temen Papa atau Mama."
Setelah itu Lenna dan Shil pun langsung menuruni mobil dengan rasa penasarannya yang begitu tinggi hingga dimana salah satu di antara mereka pun terkejut dengan suara seseorang yang tidak asing ditelinganya.
"Papa, Mama?!" panggil Lenna berteriak. "AAA KANGEN BANGET SAMA KALIAN!!!"
Sepasang pria dan wanita yang baru saja mendengar suara teriakan dari putrinya sendiri pun langsung menoleh dengan senyum bahagianya itu.
"Hai, sayang apa kabar?" ujar seorang wanita yang bernama Manda. "Mama kangen banget sama kamu."
"Iya, Mama kamu sampe ngerengek minta buat ke sini karena pengen ketemu sama kamu."
Pria yang baru saja menyahut adalah Alex, papa dari Lenna yang sudah lama tidak ditemuinya itu.
Sementara itu Shil yang melihatnya pun menjadi ikut tersenyum dengan bagaimana Lenna yang akhirnya bertemu dengan kedua orang tuanya sendiri.
Sebuah usapan lembut di puncak kepalanya membuat gadis itu langsung menoleh dan mendapati Papanya yang baru saja datang setelah bekerja.
"Kamu udah makan?" tanya Arzani kepada purinya.
"Belum," jawab Shil dengan senyumannya. "Papa?"
"Kalau gitu, gimana kalau kita makan siang bersama?" usul Arzani yang langsung diangguki dengan begitu antusias oleh putrinya itu.
Kemudian Shil langsung menatap Lenna yang masih berpelukan dengan kedua orang tuanya membuat gadis itu tersenyum senang.
"Lele, ayo kita makan siang!" ajak Shil kepada sahabatnya itu. "Om sama Tante juga, ayo!"
Mereka bertiga yang mendengarnya pun langsung mengangguk dan akhirnya mengikuti Shil dan Arzani yang melangkahkan kakinya menuju ke meja makan.
"Papa," panggil Shil kepada Arzani.
"Iya sayang, kenapa?" tanyanya.
"Mama gak pulang?" ujar gadis itu.
"Tadi Papa udah jemput Mama kamu, tapi katanya gak bisa pulang karena kerjaannya yang lagi banyak banget jadi gak bisa ditinggalin."
Shil yang mendengarnya pun langsung mengangguk mengerti, lalu menyunggingkan senyumannya ketika melihat Lenna yang sedang asyik dengan kedua orang taunya itu.
Seolah mengerti apa yang putrinya inginkan membuat Arzani langsung mengusap puncak kepala anak gadisnya itu dengan penuh sayang.
Keharmonisan keluarga Lenna harus berakhir karena makanan yang ditunggu-tunggu akhirnya sudah datang membuat semua yang berada di meja makan pun merasa lapar.
"Ayo, silahkan dimakan," ujar Arzani dengan senyum yang mengembang. "Gak usah sungkan, kita 'kan keluarga."
"Haha, bisa saja kamu Zan," sahut Alex kepada sahabatnya itu. "Ngomong-ngomong gimana pekerjaan kamu sekarang?"
"Ya ... lancar-lancar saja," jawab Arzani. "Kalau kamu?"
"Syukurlah kalau begitu," ujar Alex. "Begitulah, sampai susah meluangkan waktu untuk istri."
Arzani yang mendengarnya pun langsung terkekeh, begitu pula dengan Alex yang tersenyum sembari melirik istrinya yang saat ini sedang memandangnya dengan sinis.
"Ada apa?" tanya Alex kepada wanita disampingnya itu.
"Kamu menyebalkan, Alex."
"Kenapa?" tanya Alex. "Bukannya memang kamu selalu bilang kaya gitu sama aku?"
Kembali, Arzani dibuat menggeleng melihat pertengkaran kecil pasangan yang satu ini membuat pria itu menjadi merindukan masa mudanya saat dulu.
Beberapa saat kemudian mereka pun akhirnya sudah selesai makan siang bersama membuat Lenna yang melihatnya pun menjadi merasa sedih karena itu artinya kedua orang tuanya harus kembali ke luar kota.
"Papa sama Mama gak mau nginep aja gitu?"
Manda yang mendengarnya pun langsung menoleh memandang suaminya yang saat ini sedang menatapnya.
Pria itu menggeleng karena memang pekerjaannya di sana yang tidak bisa ditinggalkan sehingga membuat anak gadisnya yang melihat hal itu langsung murung.
"Kamu ikut sama Mama Papa aja yuk?" ujar Manda dengan senyumannya.
"Lenna gak bisa, Ma. Aku gak bisa jauh dari Shil," ujar Lenna yang kini memeluk gadis disampingnya itu.
Alex dan Manda yang melihat bagaimana putrinya yang begitu lengket dengan Shil pun membuat mereka geleng-geleng kepala.
Sejak kecil kedua anak perempuan itu benar-benar tidak pernah bisa dipisahkan, selalu bersama kemanapun mereka pergi membuat Arzani yang selama ini selalu menjaga mereka pun cukup terkagum dengan persahabatan putri dan sahabatnya itu yang begitu awet.
"Ya udah, kamu jaga diri baik-baik di sini ya. Inget, jangan nyusahin om Arzan ya?"
"Iya Ma," sahut Lenna dengan senyumannya itu. "Mama juga sama Papa hati-hati dijalannya."
Alex langsung berjalan mendekat untuk menghampiri putrinya itu, lalu membawanya kedalam dekapan hangat darinya sebelum pria tersebut benar-benar pergi meninggalkan putrinya kembali.
"Papa sayang kamu," ujarnya kepada Lenna.
"Lenna juga, Pa."
Pelukan pun terlepas dan Alex langsung mengusap puncak kepala Shil yang berada disampingnya itu dengan sayang.
Ketika melihat Shil, ia akan teringat dengan Lenna, begitupun sebaliknya. Maka dari itu, gadis tersebut sudah seperti anaknya sendiri.
"Zan, tolong jagain anak aku ya," ujarnya yang kini memandang pria yang merupakan sahabatnya.
"Oh, iya tenang aja," jawab Arzani dengan senyumannya. "Kamu hati-hati dijalannya, Lex."
"Iya," ujar Alex.
Setelah itu mereka pun benar-benar pergi memasuki mobilnya dan melaju pergi menjauhi pekarangan Rumahnya dengan Lenna yang langsung menangis setelah melihat kepergian kedua orang tuanya.