"Tapi Bun itu gak mungkin, karna hulya"(kata hulya tergantung karena dia tidak mungkin menyatakan yang sebenarnya)
"Kamu kenapa"(kata Anggara)
"Em itu... Hulya "(ucapan hulya langsung di potong oleh Devano)
"Mungkin bener kata bunda sayang, nanti kita priksa ya"(kata Devano)
"Bener tuh kata Dev"(kata Anggara)
"Em... Dev mau istirahat boleh gak"(kata Devano bertanya kepada Anggara dan Anita)
"Loh kok nanya sih, ya boleh lah. Hulya anterin Dev istirahat di kamar kamu "(kata Anggara)
"Iya yah"(kata hulya)
Devano dan hulya pun langsung meninggalkan Anggara dan Anita di ruang tamu. Hulya membantu Devano berjalan karna devano sedikit lunglai ketika berjalan, mungkin itu efek dari luka yang ada di kepala Devano. Ketika sudah sampai kamar Devano langsung di dudukan di sofa setelah itu hulya langsung mengambil kotak P3K untuk mengganti perban di kepala Devano.
"Kamu mau ngapain"(kata Devano)
"Ganti perban kamu"(kata hulya)
"Oh ,nanti ada yang ingin aku bicarakan"(kata Devano)
"Oke"(kata hulya)
Hulya dengan sangat hati-hati menggantikan perban Devano karna dia takut kalo terlalu kasar Devano akan kesakitan,ketika perbannya sudah di buka hulya sangat merasa bersalah sama Devano ternyata luka yang ada di kepala Devano lumayan besar sehingga membuat darahnya lambat berhenti.
"Dev kita kerumah sakit aja ya"(kata hulya)
"Gak mau"(kata Devano)
"Kenapa gak mau, nanti infeksi loh kalo di biarin"(kata hulya)
"Buat apa kerumah sakit, kalo aku ada dokter pribadinya, terus dokternya cantik lagi"(kata Devano)
"Ngegombal"(kata hulya, sambil memalingkan wajahnya)
"Siapa yang gombal, orang itu kenyataan"(kata Devano)
"Ck udah lah, ini udah selesai perbannya. Kamu mau ngomong apa tadi"(kata hulya) seketika Devano langsung berubah raut wajahnya.
"Kamu ngelakuin itu sama siapa"(kata Devano dingin dan tiba-tiba suasana mencengkeram hulya)
"Ngelakuin apa maksudnya"(kata hulya yang sudah mulai takut melihat ekspresi Devano)
"Ngelakuin hubungan terlarang itu,kamu ngelakuin nya sama siapa"(kata Devano yang agak meninggikan suaranya)
"Kamu nuduh aku"(kata hulya)
"Iya, kan aku gak pernah nyentuh kamu, terus kalo aku mau nyentuh kamu, kamu selalu saja menolak sampai-sampai kamu melukai ku kan. Padahal aku suami sah kamu jadi wajar dong aku mau nyentuh kamu"(kata Devano dengan aura yang mematikan dan suaranya sangat dingin)
"Dev tega ya kamu nuduh aku, aku gak pernah berbuat seperti itu. Terus kamu percaya kalo aku hamil... Padahal kita belum memeriksa nya"(kata hulya yang sudah mulai mau menangis)
"Bisa saja kan kamu melakukan nya dengan pacar kamu, ups lebih tepatnya selingkuhan kamu"(kata Devano meremehkan)
Plak....
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Devano, hulya sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya dia sudah di tuduh selingkuh dari Dev dan lebih parahnya hulya di tuduh hamil anak orang lain.
"Jaga ucapan mu Dev ,aku gak semurah pacar kamu resa . Ck lagi pula jika aku hamil anak orang dan itu anak selingkuhan aku ya wajar dong kan kita sama. Sama-sama selingkuh"(kata hulya yang sudah muak dengan kelakuan Devano dan dia juga sudah menangis)
" Pokonya jika itu sampai terjadi aku akan menggugurkan kandungan kamu, dan laki-laki selingkuhan kamu akan aku bunuh di hadapan kamu sendiri"(kata Devano dan langsung mencengkeram dagu hulya)
"Aku gak pernah selingkuh brengsek"(kata hulya yang sudah susah payah mengucapkan kalimat itu karna dagunya di cengkram Devano dengan erat)
"Terserah nanti kita akan periksa semuanya, priksa kehamilan kamu dan keperawanan kamu"(kata Devano yang terus saja mencengkeram dagu hulya bahkan kali ini cengkeramannya membuat hulya menangis, rasanya dagu hulya ingin di patahkan oleh Devano)
"Sakit Dev"(kata hulya sambil menangis)
"Terserah "(kata Devano)
"Dev aku mohon lepaskan sakit "(kata hulya) Devano kasihan melihat hulya menangis sehingga Devano melepaskan cengkraman itu dan langsung di gantinya dengan sebuah pelukan yang erat seakan-akan dia takut hulya menghilang dari hidupnya.
"Aku harap ini hanyalah sebuah dugaan ku saja"(kata Devano)
"Lebih baik kamu istirahat Dev"(kata hulya)
"Temenin aku"(kata Devano)
"Oke aku temenin"(kata hulya)
Hulya dan Devano pun langsung naik ke atas kasur king size hulya. Sampainya di kasur hulya langsung duduk dan Devano membaringkan kepalanya dekat pangkuan hulya. Dengan hati-hati hulya mengelus kepala Devano sehingga Devano pun mulai memejamkan matanya, setalah Devano benar-benar tidur hulya langsung menaro bantal di kepala Devano dan hulya langsung pergi keluar kamar, untuk menemui bunda dan ayahnya di bawah.
Sampainya di bawah hulya tidak melihat ayahnya tapi hulya hanya melihat bundanya saja.
"Bun ayah mana"(kata hulya)
"Ke rumah sakit"(kata Anita)
"Ngapain"(kata hulya)
"Ada pasien terluka karna di bacok sama suaminya"(kata Anita)
"Apa.... Benar-benar tuh suami bukannya melindungi malah menyakiti"(kata hulya)
"Wajarlah suaminya bacok dia"(kata Anita dengan santai)
"Kenapa bisa wajar Bun, kan itu salah besar"(kata hulya tidak terima dengan pendapat Anita)
"Wajar dong sayang, kalo istrinya selingkuh ya bunda sih setuju kalo istrinya selingkuh ya harus di kasih pelajaran"(kata Anita)
"Ck gak boleh main hakim sendiri dong Bun"(kata hulya)
"Udah lah gak penting bahas mereka , ada sesuatu yang ingin bunda tanya sama kamu"(kata Anita)
"Mau nanya apa Bun"(kata hulya yang sedikit takut apa yang akan bundanya tanya ke hulya)
"Kamu jawab bunda dengan jujur ya"(kata Anita)
"Insyaallah Bun"(kata hulya)
"Kamu bahagia gak sih nikah sama Devano"(kata Anita)
"Bahagia dong bun"(kata hulya dengan santai)
"Kamu yakin, soalnya bunda merasa ada sesuatu yang terjadi sama kalian, dan kemesraan yang kalian tunjukan itu seperti hanyalah kebohongan"(kata Anita)
Hulya diam bundanya benar kalo rumah tangga mereka tidak seperti yang di lihat oleh orang-orang karna itu semua hanya lah kebohongan yang harus hulya lakukan karna perintah dari Devano.
"Bunda Kok ngomong gitu sih"(kata hulya)
"Ya soalnya kamu itu gak suka deket-deket sama Devano, terus tadi kamu Sampai memukul kepalanya menggunakan pas bunga karna dia hanya menyentuh bahu kamu"(kata Anita heran)
"Em.... Itu sebenarnya hulya capek aja bun, hulya gak mau kalo Devano sampai kelewatan batas"(kata hulya dengan ragu mengucapkan itu)
"Kamu gak bisa bohong sayang, jika kamu gak bahagia sama Dev kamu cerita sama bunda, siapa tau bunda bisa bantu kamu"(kata Anita)
"Sebenarnya..... Hulya itu... Hulya "(ucapan hulya langsung di potong oleh seseorang)
"Hulya.... Kamu di mana"
Bersambung....