Chapter 55 - Ilusi

"Aku ini bukan manusia???"

"Ya adikku kau adalah iblis, bahkan penerus ku sebagai raja iblis"

"Ano raja Sigea, anda laki laki bertampang wanita?" Tanya Sheril.

Reflek erisa memang tinggi, dia langsung memukul kepala Sheril meskipun dia sedang dalam keadaan tak karuan.

"Raja itu hanya sebutan tahu, lagian kan aneh kalau ratu iblis" ucap Erisa.

"Ta-tapi kata kak Lucifer raja itu hanya untuk laki laki"

"....."

Suasana yang tegang tadi menjadi lebih santai.

"Kurasa ultimate mu mengubah suasana atmosfer"

"Benarkah?"

Erisa lalu berjalan ke depan kakak nya.

"Aku menolak hal itu, kakak"

"Maaf tapi anggap saja ini perintah mutlak dari ku"

"Tapi aku tidak mau"

"Kalau begitu mengapa kau tidak menjadi raja iblis agar kau bisa menolak perintah ku"

"..."

"Lagian ultimate mu masih terkunci kau tidak akan bisa mengalahkanku lagian ku kesini hanya ingin mengetes mu"

"Tapi kenapa sekarang?"

"Karena teman mu yang satunya tidak akan bisa kesini sekarang"

"!?"

"Kak Rine ayo bangun"

Aku mendengar suara anak kecil.

Aku membuka mata ku dan melihat gadis kecil.

"Kakak main yuk"

"???"

Bukannya tadi ku di tengah pertarungan??

"Kakak main yuk"

"Kakak main yuk"

"Kakak main yuk"

"Kakak main yuk"

Anak kecil ini siapa???

Anak kecil itu terus mengajak ku bermain.

Aku kemudian duduk.

"Baiklah main apa?"

"Main am am"

"Hah!?"

Tiba tiba ada bayangan hitam menutupi diriku.

Aku melihat kebelakang dan terlihat anak kecil raksasa yang membuka mulut nya ke arah ku.

"!?"

Aku berusaha berdiri tapi tidak bisa.

Chomp*

"Kak Rine ayo bangun"

Aku membuka mata ku.

"Kakak main yuk"

Apa yang terjadi tadi.

"Kakak main yuk"

Aku ingat diriku di makan tadi.

"Kakak main yuk"

Aku duduk lalu berdiri, aku melihat sekeliling ruangan hitam seperti tak berbatas.

"Apakah ini ruangan dewa jatuh"

"Kakak main yuk"

Aku mencoba merasakan aliran mana.

"Kalau begitu kakak deh yang jadi mainan ku"

Tiba tiba badan ku tidak bisa bergerak.

Anak kecil itu mengeluarkan pisau ntah dari mana.

"Antagonism!!"

Kedua pedang ku muncul

"Aku menentang semua ini!"

Skill spesial pedang ku, menentang hukum lain selama 30 detik

Akuu langsung bisa bergerak dan menebas anak kecil itu, anak kecil itu pecah seperti kaca.

"Luminous arrow"

Anak panah raksasa ku ini muncul lagi, ku mengarah ke bawah.

Tiba tiba pintu terbuka, terlihat kakek tua waktu itu.

"Woi kau mau ngehancurin sebagian alam dewa"

"Oh trima kasih telah membukakan pintu"

Aku keluar dan kembali ke bawah

Tiba tiba pandangan ku menjadi gelap.

"Riala!!!! Riala!!!" Teriak seseorang.

Aku tiba tiba tersadar dan melihat orang orang di sekeliling ku, ya teman teman ku terluka parah.

Aku melihat pedang ku menusuk dada Eschiea, dan satu pedang ku menusuk dada Gale.

"!? Apa yang terjadi!?"

Eschiea bernafas lega.

"Nanti saja, cepat sembuhkan teman teman mu"

Aku menggunakan sihir penyembuhan aoe.

"Sial kekuatan Riala bukan main, tinjuan nya saja serasa srudukan banteng" ucap Zeno.

Aku tetap diam karena.

"Gale!!!"

Aku berlari ke arah Gale.

Aku menghilangkan pedang ku dan menyembuhkan nya.

Namun luka nya tidak mau tertutup.

Eschiea berjalan ke arah ku.

"Sudahlah, sang waktu telah menentukan"

"Apa maksudnya ini!??, Mengapa sihir ku tidak bekerja"

"..... Semua dewa ada batasan, batasan mu adalah kekuatan mu sendiri, mungkin kamu tidak sadar, tapi kamu menentang penghidupan kembali saat kamu di kendalikan, Asuka tidak bisa memakaikan clear mind padamu karena skill nya telah di pakai padaku"

"... Jadi Gale meninggal karena diriku"

"Separuh iya separuh salah, kamu di pasti terjebak dalam ilusi yang di buatnya, dewa itu dewa yang menyukai melihat seseorang tersiksa, namun agar objek nya tahan dia menggunakan ilusi, dan dia mengendalikan raga objek tersebut"

"....."

Semua yang disana hanya terdiam.

"!!! Dimana Erisa dia pasti bisa"

"Dia di bawa kakak nya" jawab Dariun.

Xeion maju mendekat ke arah Gale.

Dia menyentuh dadanya.

"... Seperti biasa"

"Berdetak???"

"Tidak, selama ini jantung nya tidak berdetak"

"!????"

"Seperti nya dia ada urusan di sana"

"....."

Xeion lalu tersenyum bahagia, Crinea mendekat ke arah badan Gale.

"Semoga berhasil Gale" Ucap Crinea melebihi 2 kata, dan kalimatnya ber intonasi bukan datar.

"Kakak lepaskan aku"

"Kita berpindah agak jauh dulu, bahaya jika kita tetap disana"

"Mengapa??"

"Teman mu di kendalikan dewa lain"

"!??"

Setelah berada di lapangan luas kakak menurunkan ku.

"Haaah.... Ku tahu kau tidak kau jadi raja iblis tapi ini sudah tradisi"

"Memangnya raja iblis ada periode?"

"Tidak, tapi kekuatan mu sudah melampaui ku, iblis yang lebih kuat yang akan menjadi raja iblis"

"Aku melampaui kakak?"

"Apa kamu tidak bisa menggunakan realita seeker mu?"

"Ku tidak bisa melihat tingkatan kekuatan"

"Haaah.... Kalau kau kalah disini kamu tidak akan menjadi raja iblis, tapi kamu harus serius, atau tidak para petinggi akan mengira aku memaksamu mengalah karena aku kakak mu"

"Baiklah"

Aku memakai penutup mata ku.

"Sebenarnya apa fungsi penutup matamu itu?"

"Ini? Sebenarnya aku....."

"Hmm?"

"Aku menyukai salah satu tokoh di buku cerita Riala"

"Cosplay..."

"Dimana aku"

Aku tiba tiba muncul di ruangan yang terlihat tak terbatas.

Aku melihat ke bawah ada pantulan diriku.

"Air?"

Aku berjalan lalu terlihat gelombang.

"Ku di atas air"

Tiba tiba ada yang menghembuskan nafasnya ke leher ku.

aku seketika melihat kebelakang

"Yo Gale, akhirnya kamu kesini juga"

"Suchi???"

Aku melihat gadis berambut biru, rambut panjang terurai nya, dia masih mengenakan baju yang sama saat di tebing, namun postur badan nya lebih dewasa.

"Itu kamu Suchi???"

"Iya ada apa?"

"Kamu bertambah besar"

"Ahahaha iya ku jadi meragukan kalau aku ini arwah"

"Suchi, tempat apa ini?"

"Ini adalah alam bawah sadar mu, sejak hari itu ku berada disini"

"Pasti sepi ya..."

"Tidak juga ku bisa merasakan perasaan mu disini, ku juga bisa melihat ulang ingatan mu disini"

"Jangan jangan kamu juga melihat.."

"Khufufufu dasar kamu me.."

"Tidak itu tidak sengaja bukan salah KU"

"Tapi kamu melanjutkan nya kan"

"Aaaah itu si Fierre bodoh memberikan buku amoral itu"

"Haah.. kalau ku bisa berbicara dengan Fierre mungkin ku akan berteman baik dengan nya"

"Haaah... Kurasa aku juga tidak bisa bertemu mereka lagi, diriku sudah meninggal"

"Tidak, kamu masih bisa kembali ke mereka"

"Haah?"

"Lari lurus ke arah sana, kamu bisa kembali ke dunia sana"

"Benarkah?"

"Ya..."

Aku langsung menggenggam tangannya.

"He-hei aku tidak bisa lewat tahu ku dulu pernah coba tapi terhalang sesuatu"

"Sudah ikut saja, perasaanku bilang ini akan berhasil"

Aku berjalan ke arah yang di tunjuk nya.

Tiba tiba Suchi berteriak.

"Ada apa?"

"Aku melewati dinding itu"

"Dinding? Disini tidak apa apa"

"Kyaaaa!"

"Ada apa lagi?"

"Aku merasa badan agak hangat"

"!??"

"Aku merasa diriku"

"Kembali hidup"

-----------------------