Chapter 56 - Mamaaaaaaaaak

Erisa dan Sigea saling bertatapan.

"Siapa yang serang duluan?" Tanya Erisa

Tiba tiba Sigea muncul di depan nya dan menjentilkan bola api ungu ke perut Erisa.

Erisa terkena bola api itu secara telak dan terpental.

Bola api itu tidak membakar tapi malah seperti mendorong Erisa.

"Inilah kekuatan ku, mengendalikan dan memanipulasi api, ku bebas melakukan apapun dengan api ku"

Dia membuat 10 bola api dan menembakkan nya ke Erisa.

Erisa langsung berdiri dan menghindari bola bola api itu.

Sigea langsung menjentilkan 1 bola api tepat ke arah Erisa menghindar.

Erisa reflek menangkis bola api itu, namun bola api itu malah pecah seperti dan menggores lengan Erisa.

"Heal"

Erisa menggunakan sihir penyembuhan ke dirinya sendiri.

"Kamu tidak menyerang?"

"....."

Erisa melempar pedang biasa nya.

Lalu terbentuk pedang hitam di depan nya.

"Grab all"

Semua tumbuhan di sekitar nya layu, hewan hewan tumbang dan tertidur, angin menjadi tenang.

Pedang hitam nya memancarkan aura ungu

"Eradication"

Tiba tiba semua di sekitar nya lenyap, Sigea yang merasakan aura berbahaya langsung meloncat sejauh dan secepat dia bisa.

Tiba tiba belakang erisa muncul jam.

"Countdown"

"3"

Sigea melihat semua di sekitar erisa hilang terkejut lagi karena ada angka tiga di telapak tangan nya.

"2"

Sigea segera menembakkan beberapa bola api, namun langsung terurai.

"1"

Sigea memutuskan untuk mendekati Erisa.

Saat sigea sudah sangat dekat dengan Erisa.

"0"

Jam Erisa berhenti dan Sigea langsung tumbang di depan kaki Erisa.

Erisa membuka penutup mata nya.

"Kekuatan mu sudah mengerikan walau tanpa ultimate"

"..."

"Aku melemah ya"

"...."

"Haaah.."

"Ku dari tadi menggunakan ultimateku..."

"Hmm?"

"Heartless me, itulah ultimate ku, diriku menjadi tidak berperasaan, tidak memikirkan siapa orang yang ku lawan, tapi ku masih bisa mengendalikan diriku"

"Ultimate yang sederhana tapi sangat berdampak besar pada mu"

"Yaaah begitulah"

Erisa menancapkan pedang nya ke tanah.

"Release"

Tiba tiba area sekitar nya kembali semula.

Erisa mengeluarkan pil kuning dan menempelkan nya ke punggung sigea.

"Menyerap!"

Pil itu pecah dan masuk ke tubuh Sigea.

"Baiklah seharusnya kakak bisa bergerak"

"Haaah... Makin lama ku makin lemah saja, apa karena ku lama tidak latihan"

"Kakak menyembunyikan kekuatan kakak kan?"

"Tidak tidak, aku satu satu nya raja iblis yang tidak berultimate, aku terpilih karena elemen api ku dan memanipulasi nya saat berbahaya jika di sana, namun kekuatan mu yang membuat semua mana di alam menjadi milikmu auto mengalahkan ku"

"Jadi aku raja iblis sekarang"

"Secara kekuatan iya, tapi secara teknis tidak"

"Bisakah aku menyelesaikan sekolah ku dulu?"

"Hmm akan kubicarakan itu dengan petinggi tapi karena kamu yang terkuat kamu bebas melakukan apapun sesukamu selama tidak di kudeta...."

"Baiklah"

Tiba tiba Sheril muncul

"Guru Erisa bagaimana dengan nasibku???"

"Ooh kau kan anak kecil yang nemplok dengan Lucifer terus"

"Anda kenal kak Lucifer?"

"Ya kenal lah dia narsis terus tiap kali nongol"

Tiba tiba portal terbuka di belakang Sigea.

"Yo, demon emperor yang ganteng ini datang"

Seorang pria berambut perak terurai muncul.

"Kak Lucifer!!"

"Oooh Sheril"

Mereka berdua berpelukan.

""....""

"Bagaimana kabarmu Sheril?"

"Baik kak"

"Aaah kamu masih imut seperti biasa"

"Ehehehe"

Orang bernama Lucifer itu melepas pelukan nya dan berdiri di hadapan Erisa.

"Salam raja iblis muda" ucap nya sambil membungkukkan punggungnya

".... Kamu yang namanya Lucifer?"

"Iya aku lah demon emperor terganteng dan baik seneraka"

"Kak dari mana kamu ketemu orang senarsis ini?"

"Ntah lah itu dah lama bangat ku juga lupa"

"Hei kalau gosip jangan keras keras"

"Heeeeh siapa gosipin elu!"

"Kau Sigea!!"

Setelah agak lama waktu terbuang.

"Baiklah sementara Sheril saya titip pada anda nyonya Erisa"

"Aaah ku merasa sangat tua karena di panggil nyonya oleh yang berumur 200 tahun"

"Maaf kalau begitu nyonya muda"

"Hmm agak enakan"

"Sampai jumpa di acara beberapa tahun kedepan"

"Bye Erisa"

Sigea dan Lucifer memasuki portal lalu menghilang.

"Disana bagaimana ya"

Aku sedang duduk di depan badan Gale, tiba tiba badan nya bercahaya terang sangat mengilaukan saat cahaya itu hilang terlihat seorang wanita di samping nya.

""!???"

Mereka berdua bangun bersamaan.

"Gale!!!" "Suchi!!"

Mereka kemudian saling cubit.

"Waaah benaran"

"Hebat"

Xeion dan Crinea tersenyum melihat mereka berdua.

Gale tiba tiba datang ke aku dan memegang tangan ku.

"Trima kasih banyak Erisa"

"!?"

Aku hanya bisa kebingungan.

Aku melihat sekeliling, pak Crix, pak Exaim, bu Gravia dan geng kak putih gak ada disini.

Kami juga tidak mendengar suara petualang lain.

"!??"

"Apa apaan ini??"

"Mungkin penghalang"

Erisa dan Sheril berdiri di depan dinding yang tersusun dari segi enam yang berwarna merah agak transparan.

Tiba tiba ada kertas putih jatuh ntah dari mana.

Erisa mengambil kertas itu dan membacanya.

[Percaya pada temanmu, jangan coba coba menghancurkan atau menerobos dinding itu]

"Kak Sigea??"

Erisa dan Sheril hanya bisa diam melihat ke dalam penghalang yang menutupi kota itu.

"Hei yang lain mana?" Tanya Zeno.

"...."

"Kenapa kalian semua diam?"

Yang lain berjalan mendekati Zeno.

"Hei hei ini tidak lucu tahu"

"..."

"!??"

Mereka semua mengangkat senjata mereka dan menyerang Zeno.

Zeno menghindari semua serangan itu.

"Oi oi kalian di kendalikan?"

"....."

"Siaaaal aku tidak mungkin menang melawan tumpukan orang gila sebanyak ini"

Zeno mengeluarkan pedang apinya.

"Tunggu kenapa aku tidak di kendalikan??"

"Sial bocah merah itu sama sekali tidak bisa di hipnotis, apa karena ketololan nya melebihi alam dewa???"

"Ku merasa diriku di puji.. uwaah!!!"

Zeno menghindari tinjuan Fierre.

Riala menembakan ribuan panah sihir arah nya, begitu juga Crinea.

"Mamaaaaaaaaaak tolong akuuu!!!"

Zeno berlarian menghindari hujan panah mematikan itu.

Tiba tiba dia terlontar ke samping seolah olah ada sesuatu meledak.

Ternyata itu dariun dengan tebasan ke 40.

Tiba tiba kaki nya terikat, sihir itu berasal dari Dern.

"Hei bung lepasin dong"

Crinea dan Lawney berjalan dengan pelan ke arah nya.

"HIIIIIIIH!!!!"

Dari samping kiri nya berjalan Dariun dan Fierre.

Samping kanan nya Riala dan Eschiea.

"Aaaaaaaaaaah apa aku akan mati disini, mama papa aku sayang kalian, aku pernah mencuri 2 orichalcum kalian maafkan aku"

Tiba tiba sesuatu menarik nya ke belakang.

Zeno melihat kebelakang Gale dan wanita berambut biru menarik nya.

Rantai pengikat itu tiba tiba menghilang.

Xeion maju dan mengeluarkan sihir ledakan cahaya.

Lalu Dern yang baru tersadar mengikat orang orang di sekitar Zeno.

"Kawan kawan kalian sadar?"

"Ya kami sadar karena teriakan mu yang luar biasa keras"

"Untuk sekarang kita aman" ucap Gale.

Tiba tiba bulu kuduk mereka berdiri.

Di belakang terlihat Asuka dan Frintal siap siap menyerang mereka.

""...""

----------------------