Chapter 58 - Akhir

"Lawney itu sangat kuat tapi dia menutupi nya selama ini"

Lawney langsung maju ke arah Erisa.

Dia mengayunkan sabit nya ke Erisa.

Erisa menangkis sabit itu, namun masih tergores di pipi nya.

Tiba tiba goresan itu menjadi 3.

"!!"

"...."

Lawney berdiri di depan Erisa.

Mata lawney terlihat kelam, tidak memikirkan apapun.

"Jadi.. apa maksudmu Erisa?"

"Aku? Tidak bermaksud apa apa"

Lawney mengucap satu kata tidak terdengar jelas.

Dia langsung loncat dan mengayunkan sabitnya secara vertikal.

Erisa berhasil menangkis sabit itu, tapi ujung sabit itu menyentuh bahu nya.

"Hampir saja"

Lawney mengucap 1 kata lagi.

Tiba tiba tangan erisa berlubang hingga nembus, tepat di bagian yang tersentuh sabit lawney.

Erisa langsung mundur dan menyembuhkan luka nya.

Lawney langsung maju ke depan lagi.

Dia berlari lalu berhenti.

Tiba tiba langit merah menjadi hitam.

"¿?‽¿??‽?¿"

Sebuah cahaya merah kecil tertembak dari langit ke arah Erisa.

Erisa menghindari cahaya merah itu.

Namun...

Tangan nya tiba seperti mengenai cahaya merah itu secara berentet.

"!?"

Erisa berusaha menahan teriakan kesakitan nya.

Tanpa basa basi Lawney langsung maju dan mengayunkannya sabit nya ke leher Erisa.

Erisa tidak menangkis lagi tapi menghindar sejauh mungkin.

Meskipun begitu leher nya masih  teriris sedikit.

"Cih, ku tidak bisa menggunakan realita seeker ku padamu"

Dahi Erisa tiba tiba mengeluarkan darah.

"Haaah?"

Lawney tersenyum sedangkan Erisa hanya bisa bertanya tanya.

"Ahahahahahahaha"

Puluhan lingkaran hitam muncul di mana mana.

"Kau tahu ini apa kan?"

Muka erisa sekarang tidak karuan dipenuhi rasa ketakutan.

Padangan Erisa kemudian menjadi gelap.

Tiba tiba dia merasa rasa sakit di seluruh tubuh nya.

Apa yang di lakukan Lawney?

Dia....

Ultimate nya.

Ultimate nya memungkinkan membuat radius dan efek serangan bertambah 10 kali lipat.

Bisa di bilang.

Ultimate ini bisa membunuh dewa.

Dia memunculkan lingkaran hitam yang merupakan portal antar ruang dan dimensi.

Dia hanya perlu mengayunkan sabitnya sebanyak satu kali dan serangan nya akan seperti tebasan tak terhingga.

Erisa tidak bisa melihat apa apa yang dia rasakan seperti tubuh nya terpotong potong.

Namun.

"Yoo kawan kawan kalian sudah selesai??"

Lawney melihat kebelakang ada Erisa dan Sheril.

Sedangkan Erisa yang dia lawan menjadi dewa yang dipanggil.

"Haah?"

Dewa itu mencoba menggapai tangan ke Lawney.

Erisa dan Sheril dengan cepat memasang pelindung sihir.

Tapi...

Dewa itu menghilang menjadi abu.

"Haaah kita menang?"

Tiba tiba Lawney tertawa.

"AHAAHAHAAHAHAHAHAHAHAHAHAAHA"

Badan nya mengeluarkan aura hitam.

Aura itu membentuk tentakel sekitar 20 an.

"Tidak ku sangka gadis ini sangat kuat"

Erisa dan Sheril langsung siaga.

"Gawat dia di kendalikan"

"Tidak Sheril, ini lebih berbahaya, dia merasuki badan Lawney, berarti dia bisa menggunakan skill spesial nya"

Lawney tidak, dewa itu maju ke depan Erisa lalu mengayunkan sabit nya.

Erisa dan Sheril langsung membuat perisai sihir.

"COUNTDOWN!"

"HASTE!"

Jam Erisa yang terkena skill haste sheril berputar 2 kali lebih cepat.

"4. 3. 2. 1. 0!"

Badan Lawney langsung jatuh.

Tiba tiba cahaya merah menyelimuti badan nya.

Dia berdiri lagi.

"Kau kira bisa menghentikan ku!?"

"Kenapa kamu tidak membunuh nya!"

"Karena yang akan mati adalah jiwa Lawney bukan dewa itu"

Tiba tiba Sheril perut nya terluka.

Sedangkan Erisa di dada nya.

"AHAHAHAHAHAHA kekuatan ini luar biasa"

Erisa dan Sheril langsung menggunakan skill heal.

Tiba tiba kaki mereka berdua tidak bisa digerakkan, ada tentakel mengikat kaki mereka.

Kemudian tangan mereka juga di ikat

"Baiklah tenang ini tidak akan cepat, kalian akan ku siksa sedikit demi sedikit"

Lawney yang di kendalikan dewa itu mengeluarkan sebuah pisau.

"Ok ku matikan ulti nya agar bertahan kalian bisa bertahan lebih lama"

Erisa dan Sheril yang mendengar itu ingin segera menyerang nya tapi tidak bisa.

Sekali Lawney mematikan ultimate nya maka dia tidak bisa menggunakan nya lagi selama 1 bulan.

Mata Erisa dan Sheril langsung penuh harapan tapi mereka tetap fokus ke Lawney.

Tiba tiba badan Lawney terbanting.

Dan terlihat Riala di belakangnya.

Lawney langsung bangun.

Riala menebas tentakel yang mengikat Erisa dan Sheril.

Lingkaran hitam terbentuk dimana mana.

"Sorry bung tapi"

Lingkaran hitam itu lenyap.

"Aku lah yang mengajari dia sihir ini jadi ku tahu persis aliran mana nya"

Riala tiba tiba muncul di depan Lawney lalu dia menendang secara horizontal di kaki Lawney.

Lawney terjatuh Dan riala langsung menendang perut lawney yang hampir menyentuh tanah.

"Argh!!"

Darah keluar dari mulut Lawney.

"Maaf saja aku juga hapal titik lemah nya"

Badan Lawney terlempar dan sempat berguling 4 kali.

Riala tiba tiba muncul di depan badan Lawney.

Riala menarik rambut Lawney.

"Masih tidak mau keluar hah? Baiklah  akan ku keluarkan secara terpaksa"

"Hah... Kalau kamu melakukan itu teman mu ini juga akan mati"

"Oh benarkah?"

Riala melempar badan Lawney ke depan lalu tangan nya bercahaya kuning.

Dia langsung ke depan mengarahkan tangan nya ke jantung Lawney.

Erisa dan Sheril yang merasakan hal buruk akan terjadi langsung segera mencoba menghentikan Riala.

Namun tidak sempat tangan Riala sudah sangat dekat dan...

*Jleb

'Kenapa aku tidak bisa bergerak, padahal aku bisa melihat mereka bertarung'

Itu yang di pikirkan Zeno.

"Hah... Kalau kau melakukan itu teman mu ini juga akan mati"

'Apa!?'

Dia melihat tangan Riala sudah dekat pada dada Lawney.

Tiba tiba dia bisa bergerak padahal dada kiri nya sudah tertusuk.

Mengapa dia masih hidup?

Pada dasarnya letak jantung manusia ada di dada sebelah kiri.

Tapi jantung Zeno di dada sebelah kanan, bisa di akibatkan faktor genetika dari orang tuanya.

Dia berlari ke depan badan Riala.

*Jleb

Kali ini dada kanan nya yang tertusuk.

"..... Riala hanya terdiam"

Dia perlahan mengeluarkan tangan nya dan terlihat ada benang sihir merah yang terhubung dengan dada kanan Lawney.

Riala meremas tali itu dan Lawney berteriak.

Tak lama kemudian terlihat aura merah keluar dari badan Lawney.

"Malang sekali, dewa seperti mu sekarang malah di usir seperti hantu"

Lawney yang sadar kembali langsung menangkap tubuh Zeno yang akan tumbang.

"Dasar bodoh, bergerak tanpa pikir panjang, tolol, goblok!"

"....."

"Walaupun aku di kendalikan aku tetap bisa melihat apa yang terjadi, ketololan mu tidak berubah sama sekali"

Namun Zeno tidak membalas sama sekali.

Lawney menangis di atas badan Zeno.

Erisa dan Sheril menenangkan Lawney.

Langit sudah tidak merah lagi tapi oren, pertanda akan malam.

"Riala kamu bisa melakukan sesuatu kan?"

"Skill antagonism ku masih berefek untuk sementara mungkin aku tidak bisa apa apa"

Lalu terdengar suara langkah kaki dari belakang.

"Anoo aku sepertinya bisa melakukan sesuatu"

Orang itu adalah adik nya Xeion, Vinera

Dia mengeluarkan sebuah pena sihir dan kertas kualitas tertinggi.

Lalu dia menggambar pola sihir.

"Riaetsiucceaisert!"

Bangunan di sekitar seolah olah terbangun kembali lantai yang retak tertutup lagi.

"Ini..." Ucap Riala.

"Sihir pemutar waktu massal"

"Bahkan dewa pun tidak bisa melakukan ini"

Riala, Sheril, dan Erisa melihat ke arah Vinera.

Vinera tersenyum kepada mereka.

"Kalian pasti bertanya siapa aku, tenang aku hanya meminjam raga anak ini, aku adalah sang waktu, anggap aja ini sebagai permintaan maaf dariku karena familiar ku berbuat ulah"

Tiba tiba Vinera jatuh selesai mengucapkan itu.

Sheril segera menangkap badan Vinera.

Lalu yang lain mulai bangun.

"!?? Kita hidup kembali?" Tanya Fierre

"Bukanya skill Riala masih aktif??"

Tiba tiba di pojokan dinding terdengar suara.

"Aaah.. maafkan aku karena dari tadi tidak membantu sama sekali padahal ku sehat sehat saja"

Ternyata Suchi kebetulan selamat karena specter nya.

Zeno membuka mata nya.

"Haah ku hidup kembali"

Zeno melihat ke atas dan terlihat badan dan kepala Lawney.

"Waaa"

Lawney langsung berdiri dan memukul Zeno dengan tongkat nya, mukanya terlihat merah.

"Bodoh begitukah reaksi mu!! Mending mati sana!"

"Aaah hentikan tolooong"

Lawney tiba tiba berhenti memukul.

"Trima kasih mencoba melindungi ku walaupun sebenarnya tidak perlu"

"Eeeh.. ya..."

Erisa berjalan ke arah Riala.

"Hei Riala mengapa kamu harus melempar badan Lawney ke depan dulu?"

"Hmm? Itu karena benang nya akan terus menempel di dada kanan nya, tapi jika tempat yang di tempel nya melakukan gerakan mendadak dia akan terlepas sebentar"

"Oooh kamu tahu dari mana?"

"Hmm manga?"

"Heeeh..."

-------------------

--bonus--

Zeno    : hei Crinea mengapa kamu     tidak menggunakan semua sihir original mu?.

Crinea : karena kebanyakan tidak bisa di pakai bertarung.

Zeno    : memang apa saja sihir mu.

Crinea : sihir enak enak, sihir memijat,  sihir suara hujan dan lain lain.

Zeno    : apa kamu ini benaran Crinea?