Chapter 43 - Hal Suci Yang Ternodai

"Selamat datang kak Xeion"

"Aku kembali Vinera"

Vinera adalah adik angkatku, dia seorang calon suster di gereja ini, umurnya 10 tahun, rambutnya kuning cerah sebahu.

"Dimana uskup agung?"

"Beliau sedang mengunjungi daerah kumuh, katanya disana ada wabah"

"Hooh..."

Aku mengambil sebuah permen lolipop dan memasukan ke mulut nya.

"Ngg enak"

"Oh iya suster yang lain mana?"

"Hmm.. mereka akhir akhir ini jarang terlihat, palingan hanya suster utama saja yang terlihat"

"Hmm.. aneh, apa mereka melakukan tugas di area khusus"

"Tak tau, waktu ku tanya dia bilang aku belum besar buat tahu"

'Ada apa ini'

Seharusnya di gedung sebesar ini minimal ada 30 suster, seingatku ada 200 suster di sini.

"Kak Xeion ada apa?"

"Ah tidak, kakak hanya perlu istirahat"

Aku berjalan ke kamarku .

"Vinera mau sampai kapan kamu ikutin aku?"

"Abis... sepi sih jadi ku ikut kakak aja"

"Haaah..."

Aku masuk ke kamarku, Vinera juga masuk.

"Hmm masih bersih"

"Itu karena aku membersihkan nya setiap hari"

"Rajin amat"

"Karena ku bosan, ku tidak di ajar sama sekali"

"Haah?"

"Para suster tidak mau mengajariku pelajaran lagi"

"Hm..."

Aku menaruh tas ku ke meja.

Lalu aku duduk di ranjang, Vinera juga ikutan.

"Pergilah, ku mau tidur"

"Tidak, ku mau disini"

"Haah..."

Lalu kami berdua tidur.

"Argh!"

Aku terbangun karena Vinera menendang perutku dengan tumit nya.

"Haaah....."

Aku mengeluarkan kasur tidur dan tidur di bawah.

Aku terbangun lagi, sekarang karena Vinera jatuh dan menimpa ku.

"Haah..."

Aku kemudian naik ke atas dan tidur.

Akhirnya aku tidur dengan nyenyak.

Sekarang kami lagi makan malam.

"Aaah kakak jahat"

"Kenapa?"

"Kenapa kakak membuatku tidur di bawah??"

"Kamu sendiri yang jatuh"

"Kakak kan kuat jadi seharusnya bisa mengangkatku"

"Ogah, nanti kamu nendang lagi"

"Huaaah"

'Aneh, kenapa tidak ada orang sama sekali??'

Tak lama kemudian suster utama datang, dia berumur 50 tahun namun masih awet muda.

"Oooh puji tuhan, kamu baik baik saja rupanya, Xeion"

"Ya.. ku baik baik saja"

'Sebenarnya kalau ada kesempatan ku ingin keluar dari ke uskupan, yaah.. ku disini karena ku di adopsi uskup agung, orang tua asli ku telah meninggal'

"Trima kasih atas makanan nya"

"Xeion, kepada siapa kamu bertrima kasih?"

'Cih..'

"Kenapa dia yang telah memberiku makanan"

"Oh bagus"

'Sial'

Vinera juga mengucapkan hal yang sama dan mengikuti ku.

"Kenapa kamu mengikuti ku??"

"Sebenarnya ku agak takut sama suster utama, ku seperti merasakan aura mengerikan"

"Hmm.. kamu punya skill membaca aura?"

"Aah.. iya"

"Hmm..."

'Ku belum pernah membaca aura nya suster utama'

Aku berjalan ke gerbang depan, rencana nya ku hanya mau melihat langit malam, namun kebetulan uskup agung pulang.

"Xeion kah itu?"

"Benar uskup agung"

"Ah tidak usah seperti itu"

Tidak seperti gelarnya dia lebih mirip kakek kakek militer.

"Xeion, Vinera, sebaiknya kalian pergi dari sini"

""Mengapa""

"Kalian tidak perlu tahu"

"".....""

Dia kemudian masuk ke gereja.

"Pergilah selagi bisa, mungkin hari esok aku sudah tiada"

""!?""

Kami juga masuk ke gereja, aku menggunakan persepsi sihir ku.

Aku melihat ratusan benang hitam tersebar di mana mana namun berasal dari arah yang sama, ruangan bawah tanah .

"Kakak, apa ini?"

"Entahlah"

'Sebenarnya apa yang terjadi?'

6 bulan yang lalu semua baik baik saja, yang aku ingat suster utama menentang keputusan uskup agung untuk mengirimku ke sekolah.

Aku mengeluarkan senjata panggilan ku.

"Neverend"

"AOE, curse cleaner"

'Thanks crinea, jadi mudah aku merapal sihir luas'

Benang hitam itu menghilang lalu muncul lagi.

Akuu mencoba menyentuh benang itu dengan tongkat ku, benang itu langsung melilit tongkat ku.

"Curse remover"

"Benang itu berbahaya kakak"

"Aku tahu"

"!?"

"Ada apa?"

"Ku merasakan aura kepasrahan dari dalam"

"Sejauh mana skill membaca aura mu itu..."

"Aah dia berteriak"

"Ayo segera masuk"

"AOE, curse cleaner, curse cleaner, curse cleaner"

Aku melakukan itu sambil menuruni tangga.

Tak lama kemudian kami tiba di sebuah ruangan, ruangan itu penuh darah dan mayat.

"Tempat apa ini?"

"Hueeeeeek!"

"Wah wah, bukan kah ku sudah melarang kalian untuk datang kesini sejak dulu?"

Kami menoleh ke kanan, ada suster utama.

"Seharusnya jam segini kalian sudah tidur tapi kenapa malah berkeliaran"

Aku menyuruh Vinera untuk bersembunyi di belakang ku.

"Kenapa kalian takut takut seperti itu?"

"...."

"Ooh kalian tidak terbiasa melihat mayat dan darah ya?"

Lalu dari punggung nya keluar 2 tentakel dengan mulut di ujung nya, lalu memakan semua mayat itu.

"Hitungan ke 3 kabur" bisik ku ke Vinera

"Baik"

"Halah~ kalian kira bisa kabur dari ku?"

"Langsung lari aja"

Aku menarik tangan Vinera dan berlari ke luar.

"Ayolah jangan kabur!!"

Sesampai tiba di lapangan ku berhenti, Vinera juga sudah kelelahan.

Aku memulihkan stamina Vinera.

"Berlindung di belakang ku vinera, siapkan juga sihir pelindung di depan mu"

"Berhenti kabur huh?, kamu berniat melawanku? Lucu sekali, apa kamu berencana memanggil malaikat malaikat itu?, ku akan melahap semua nya"

"Terserah"

Aku mengangkat tongkatku.

"Langit yang bersih"

"Ingin mengulur waktu hah?"

Dia menggerakkan tentakel nya ke arah ku.

"Energy of the moon"

Tongkat ku bercahaya kuning dan ku menusukan nya ke tanah

"Darkness element magic sealer"

Tentakel nya langsung menghilang.

"Apa!?"

"Menyedihkan sekali"

Aku berjalan 3 langkah ke depan

"Dimana suster utama yang asli? Atau tidak ku akan memusnahkan mu wahai iblis rendahan"

"Apa.. apa yang kau bilang? Iblis rendahan?"

Dia berlari ke arah ku sambil membawa sebuah pisau.

"Star beam"

Tiba tiba sebuah cahaya tertembak ke bawah, tepat mengenai iblis itu.

"Real form revealer"

Suster utama itu berubah menjadi sebuah makhluk humanoid berkepala banteng.

"Kau!?"

"Beritahu diaman suster utama yang asli"

"Hah kamu kira aku akan lang..."

"Demon destroyer"

Iblis itu langsung meledak.

"Sekarang ayo mencari uskup agung dan suster utama"

"Ano..."

Vinera menunjuk ke arah kanan gereja, ku melihat 2 sosok berjalan ke mari.

"Uskup agung!?, suster utama!?" Ucap Virena sambil berlari ke arah mereka.

"Jangan mendekat!" Teriak ku.

Vinera langsung berhenti.

"Mereka berdua terkena kutukan maut"

"Xeion dalam 6 bulan pengetahuan mu bertambah luas" ucap uskup agung.

"Kalian berdua pergilah dari sini" ucap suster utama.

"Ayo pergi Vinera"

"Me-mengapa!???"

"Mereka tidak lama lagi"

"Itu hanya kutukan kan?? Kakak bisa menyembuhkan mereka kan!??"

"Tidak... itu bukanlah kutukan, tapi..."

"Tapi apa!??"

"Kami berdua di pasangi alat peledak di dalam tubuh kami" ucap suster utama.

"!?"

"Pergilah gereja yang telah ternodai tidak akan bisa pulih lagi" ucap uskup agung.

Aku memegang bahu Vinera dan mengajak nya pergi.

Setelah agak jauh berjalan ada ledakan besar berasal dari gereja.

Kami berdua melihat ledakan itu, tanpa sadar air mata ku mengalir, Vinera menangis dengan keras.

Aku memang lolos dari keuskupan, tapi aku tidak mau dengan cara seperti ini, dan juga aku tidak akan bisa memanggil malaikat seperti dulu lagi.

-------------------------------