Chapter 48 - Lock

"Baiklah semua langsung ke lapangan latihan"

Kami semua ke lapangan.

"Baiklah kalian akan ku tes"

'Tes lagi'

"Kalian saling bertarunglah, yang bertahan terakhir akan mendapat hadiah, yang pertama kalah akan mendapat hukuman"

"Tapi pak, ini tidak adil, di sini ada manusia gila" Ucap salah siswa.

"Hmm iya juga baiklah"

Tiba tiba terbentuk lingkaran sihir seukuran lapangan.

"Lock"

Lalu lingkaran sihir itu menghilang.

"Apa yang terjadi" ucap siswa lain.

"Aku tidak merasakan apa apa" ucap yang lain.

Aku hanya terdiam.

Aku melihat ke arah Fierre, muka nya habis kelijat setan.

Aku melihat yang lain juga, mereka syok berat.

"Hei apa yang terjadi??"

"ME dan PE kami jadi 20k saja" ucap Erisa.

"Ngeri" ucap Lawney.

aku mencoba menaikan batas ME dan PE ku, tidak bisa juga.

'!?'

'Siapa itu pak Exaim?? Mengapa dia bisa menyegel kemampuan ku?'

aku melihat ke arah nya, tangan nya dia kepal dan gemetaran.

'Ooh.. ok maaf membuat mu kewalahan'

Aku berhenti menaikan batas ku lalu dia mengehelah nafas panjang.

"Sekarang adil kan? Mulai"

Lalu terjadi kerusuhan saling menembak sihir.

Aku menghindari sihir mereka dengan santai, Fierre terlihat menggunakan teknik bela diri tinggi nya dengan.

Pukulan nya kali ini bisa di tangkis siswa lain dengan mudah.

Dariun menebas hingga tebasan ke 30, pedang besar nya melontarlan beberapa siswa, namun siswa siswa lain masih bisa bertahan, dan akhirnya tebasan ke 40 nya, seperti cahaya senter yang di buka dan langsung di tutup dan meledak.

Beberapa siswa tumbang.

Gale tenang tenang aja membiarkan sihir nya menembus badan nya dan sesekali menghindari serangan fisik.

Erisa mengila, sihir nya bertebaran dimana mana dan dianya tertawa, oh iya Sheril di kelas lain, dia di kelas 3-2-C.

Xeion dan Toru saling bertarung, sangat rusuh, seperti duel pertama mereka, bahkan tidak ada yang berani mendekat.

Dern menggunakan sihir menghilang.

Tiba tiba satu lapangan menjadi gelap, ku ingat betul sihir siapa ini, setelah agak lama cahaya datang dan hampir semua siswa tumbang, kecuali Fierre, Dariun, Crinea dan Dern, lawney, jangan lupa aku masih berdiri

"Nyahaha bagaimana rasanya end of day dan night terror"

'Cewe itu makin berbahaya'

Bahkan Erisa, Toru dan Xeion juga pingsan, Dreina malang hanya bisa terduduk di pojok.

Zeno dan Gale juga pingsan, kondisi Zeno lah yang terparah, badan nya tertanam di tanah.

"Waktu nya ku beraksi"

Aku langsung menyebarkan  mana yang tipis ke seluruh lapangan.

Crinea reflek membuat perisai sihir di sekitar badan nya.

Dariun juga.

Dern masih menghilang.

"Fire ray"

Terbentuk lempengan api tipis .

Fierre dan Lawney tidak sempat menghindar akhirnya kalah.

Dariun dan Crinea masih bertahan, dern? Ku tidak tahu.

Tiba tiba ada garis biru di bawah kaki ku.

Ku menghindar ke kiri dan sebuah bilah es besar melewati garis itu.

Lalu seisi lapangan itu sudah di penuhi bola api yang berotasi.

Aku dan Dariun menghindari bola api itu, tiba tiba ada garis biru lurus dan lingakaran hijau besar di kaki kami berdua.

"Launch"

*kaboooom!!!

Aku dan Dariun terlontar, Dariun masih bisa berdiri lagi, ku sempat menangkis dengan perisai sihir.

Tiba tiba bola bola api itu hilang dan garis berwarna biru terbentuk di mana mana.

""Kami menyerah""

Dan tiba tiba Crinea tumbang, lalu Dern muncul di belakang nya.

"Bailklah pemenangnya Dern"

""...""

'Licik! Licik sekali dia, selama ini dia berlindung di belakang crinea toh'

Dariun mulai tertawa.

"Sudah ku duga rencana mu itu selalu mengejutkan"

"Ku merasa itu sebuah ejekan"

Lalu aku mendengar suara tepuk tangan.

"Wah wah, selicik mythical fox, baiklah hadiah nya ku akan memenuhi 1 permohonan mu"

"Baiklah, rumus kecepatan tranmisi mesin apa ya?"

"Huuh? Seriusan?"

"Iya"

"Baiklah, kekuatan mesin×kekuatan batu sihir×ke efisiensi mesin : jarak maksimal jangkauan×waktu"

"Trima kasih pak"

"Biasa nya siswa lain akan meminta uang atau rumah, tapi kamu malah minta rumus"

"....."

'Pas permainan raja dia juga meminta menyebutkan hukum sihir'

Kami kemudian istirahat, mata pelajaran berikutnya adalah materi sihir, dan tebak siapa guru nya, pak Crix lagi.

Mata pelajaran lain gurunya masih sama, hanya bu Gravia yang di ganti jadi pak Exaim.

Sesampai di rumah ku menonton drama lagi, drama nya itu seperti teater, yaah mungkin harus ku bilang ini murni teater.

"Ui Riala, jangan nonton drama terus" ucap Toru.

"Kamu sendiri tonton kan"

"Haaah..."

Yang lain sibuk melakukan hal lain.

Tak lama kemudian Crinea masuk lalu duduk di samping ku.

Yaah.. dia sudah tidak bertanya lagi karena hampir semua nya sudah dia tanya.

Aku mencium aroma gosong, ku langsung berlari ke dapur dan melihat Fierre sedang panik.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Ku terpikir untuk memasukan kutukan neraka di masakan ku agar manis dan yang terjadi malah terbakar dan gosong"

"....."

Aku pergi keluar lagi.

Akhir akhir ini Fierre sering belajar masak, kadang ku mencicipi makanan nya, rasa yang dia ciptakan hanya asin, manis, asin, mungkin dia belum tahu manfaat semua rempah rempah.

Aku melewati kamar mandi dan kamar mandinya terbuka lalu Erisa keluar dengan pakaian tidur nya.

"Bau gosong apa tadi?"

"Fierre"

"Oooh"

Tak lama kemudian Sheril keluar juga dari kamar mandi.

"Huaah segarnya"

'Jangan pikir aneh aneh, di sini ada 2 kamar mandi'

Aku mendengar suara teriakan di halaman belakang, tapi ku tidak memerdulikan nya paling hanya Zeno yang tertimpa batang besi yang di angkat nya.

Xeion dan Dreina kemudian pulang, mereka sering keluar untuk membeli kebutuhan dapur.

Galeri sering ke perpustakaan umum, aku tidak tahu apa yang di baca nya.

Dariun dan Dern sering bermain catur, dan game strategi lain nya, dan.. Dariun kalah telak, dia tidak pernah menang melawan Dern.

Lawney anggap saja sebagai angin yang lewat, dia kadang ada di rumah kadang ngak, paling saat makan saja dia ada.

Aku menjalani hari hari ku dengan tenang.

Namun ku tidak menduga hal itu terjadi.

Di saat kami kelas 3 semester 2.

Rentetan pembunuhan terjadi, bermula dari pedesaan, perkotaan, hingga sekerajaan.

----------------------