Chapter 49 - Pola

"Aku akan terus membunuh, aku akan terus membunuhl membunuh, membunuh, membunuh...."

--

"Riala apa kamu tahu kalau pembunuhan berantai nya sudah meluas" tanya Erisa, dia berpenampilan lebih feminim, dia juga tidak memakai breast binder lagi, rambut hitam nya terurai panjang.

"Ya, jelas lah"

Aku mengikat rambut ku kebelakang, jepit rambut masih ku pakai dan memakai baju biasa ku saat di bumi.

"Ku heran apa tujuan nya membunuh orang sebanyak itu, lalu apa pelakunya hanya satu orang?"

"Realita seeker mu dah tidak berfungsi?"

"Hei aku kan tidak pernah ketemu pelaku nya"

"Ya ya"

Aku lanjut membaca manga ku.

Tak lama kemudian Asuka pulang dari berbelanja.

"Ooh selamat datang Asuka"

"Aku pulang master"

Tak lama kemudian Fierre keluar membawa nampan, muka nya tersenyum, yaaah dia bertambah tinggi, karena masak dia mengikat rambutnya kebelakang, dan mengapa dada nya bertumbuh dengan sangat cepat?? Dia memakai celemek berwarna merah.

"Ohoho lihatlah masakan ku"

"Dah sering" balas ku.

"Aaah Riala kejam"

"Memang"

"Huuuh keliahatan nya enak" ucap Erisa.

Aku melihat ke arah masakan nya.

Dia memasak ayam saos tomat.

"Kamu mau kami icip makanan ini?"

"Iya"

"Haah... mubazir tahu, sekalian aja nasi nya di bawa ke sini"

"Ah tidak kepikirin, oooh sudah mau jam 5 sore, ku bawa masakan ku ke meja makan aja dah"

Seperti biasa Lawney muncul ntah dari mana.

"Hadir"

Rambut pirang nya bertambah panjang lalu dia mengikatnya menjadi twin tail, dia juga memakai gaun pink pendek.

"Kamu dari mana saja?"

"Rahasia"

Tak lama kemudian Xeion dan Vinera pulang.

Xeion bertambah tinggi dan rambutnya masih sama seperti dulu, Vinera makin imut, rambut nya jadi agak panjang.

Crinea keluar dari ruang siaran Toru dan Gale menyusul nya.

Crinea benaran bertumbuh seperti manusia, badan nya menjadi setinggi diriku padahal dia dulu lebih pendek dari ku.

Toru dan Gale hanya bertambah tinggi, badan mereka kek orang nolep, gak ada otot sama sekali.

"Aaaah badan ku pegal ucap Toru"

"Kamu setiap hari kerjaan nya duduk terus sih"

"Aku kan ada latihan ama belajar"

Gale tidak berbicara apa apa, dia kemudian duduk.

"Tadi di siaran ada pembunuh, korban nya acak, sepertinya pelakunya ini ingin melakukan ritual" ucap Gale.

"Dari mana kamu tahu?"

"Hanya asumsi ku saja, kemungkinan orang ini tidaklah terlalu kuat karena tidak ada korban nya merupakan petualang"

"Hmm...

Lalu Dern dan Dariun turun dari lantai 2

"Sudah ku bilang kalau dia itu salah"

"Mana mungkin dia itu tidak di sana saat kejadian"

"Bisa saja kan dia menyuruh orang"

Dern dan Dariun memainkan teka teki, yaah... Aku mengambul buku yang Fierre terjemahkan, buku soal detektif.

Aku merobek bagian pembahasan dan menyuruh mereka menebak pelaku nya.

Itu saat kami kelas 2 kejadian nya, namun mereka malah keseruan hingga sekarang.

Laki laki di rumah ini tidak banyak berubah.

Lalu Zeno datang, yeaah.. kurasa dia yang berubah, dia menjadi lebih berotot, tapi masih dalam ukuran wajar.

"Bagaimana latihan mu?" Tanya Lawney

"Baik, oh iya tadi di dekat toko kue nenek merah itu di temukan satu mayat"

"Huuh..."

'Makin dekat'

Lalu celah dimensi terbuka dan keluar Sheril.

"Huaah guru aku gagal menemukan benda yang guru lempar"

"Besok cari lagi"

"Baik..."

Erisa seminggu yang lalu melempar bola kasti ke dalam celah dimensi.

"Kamu memangnya ingat kamu lempar kemana?"

"Ya ingat lah"

Tak lama kemudian jam 5, kami ke ruang makan, lauk nya cukup banyak, siapa yang masak? Fierre, dia bisa jadi koki lama lama.

Selesai makan aku mandi.

"Yah ku tidak peduli sih soal kasus pembunuhan ini, pada dasarnya bukan urusan ku, tapi... meresahkan juga sih, siapa tahu ku jadi target nya lalu aku di tusuk, aku mikir apa sih..."

Aku kemudian tidur dengan Asuka

Seperti biasa ku bangun awal, ku memasak di pagi hari, sore biar Fierre yang masak.

Setelah selesai ku menonton siaran.

[Di temukan mayat lagi di dekat sekolah sihir kota ini]

'Ini reporter lupa nama sekolah nya?'

[Permisi pak jam berapa kah mayat ini di temukan?]

[Aaah iya ku tadi melihat ini jam 3 pagi, saat ku lagi pulang dari bar]

[Oh baiklah trimakasih]

'Tu-tunggu!'

Ku mengambil peta kerajaan, lalu ku membangunkan Crinea.

"Crinea apa kamu ingat dimana saja di temukan mayat nya?"

"Uuh.. ya..."

Dia menunjuk peta 1 1 lalu kami berdua terkejut.

"Portal pemanggil seukuran kerajaan!?"

"Ini.. ini pasti, pemanggil, dewa"

"Benar, jika di lihat ini pemanggil dewa kekacauan"

"Ho-oh"

Kami termenung.

"Ayo hentikan ini"

"Y"

Selesai pulang sekolah ku memberitahu seisi rumah.

"Begitu toh" ucap Erisa

"Riala kau detektif yang hebat" ucap Fierre

"Tidak ku teringat karena Crinea sering menanyaiku"

"Jadi apa kamu dimana lokasi selanjutnya"

"Baiklah, lingkaran sihir pemanggil dewa dewi ini identik dengan simbol khusus ditengah tengah lingkaran sihir"

"Tunggu jadi"

"Ini sudah selesai sebagian, kalau kita bia menghalanginya pasti bisa"

"Bagian aman saja yang belum"

"Baiklah kalau di anggap lingkaran, yang belum di selesaikan nya adalah di area kuadran 1, dan hanya tersisa sedikit"

"Radius, 3km, dari, alun alun"

"!?"

Kami akhirnya membuat rencana.

--

Sedikit lagi sedikit lagi, aku akan berhasil.

Aku terus menebas sesuai yang di pikiran ku

"Srek"

"Siapa di sana!"

aku melihat ke belakang, hanya anak bocah berambut hitam.

"Om lagi ngapain disini?"

"Pergi sana kau anak kecil"

Anak itu pergi.

'Baiklah ke arah alun alun kota'

--

"Riala, baru 1 jam saja tapi sudah ditemukan 10 mayat" ucap Fierre.

"Apa!?" Teriak ku

"Ku, tahu" jawab Crinea

"Pihak keamanan kota kemana sih!" keluh Fierre.

"target, disana"

Dia menunjuk ke arah alun alun kota, yang berada di tengah kota.

Kami semua ke arah alun alun kota.

"Jangan lari, semua siap siap ku akan memakai mega teleport" ucap Toru.

Kami semua langsung acang acang dan kami muncul di alun alun kota.

Kami tidak melihat ada yang mencurigakan.

"Kyaaa!!"

Kami melihat ke arah suara teriakan, ada seorang gadis berlarian, lalu di belakangnya ada pria mengejarnya

"Hei Via jangan lari tadi ku hanya bercanda"

"Tidaaak aku takut cicak"

"".....""

Lalu kami mendengar suara teriakan lagi tapi yang teriak itu kerumunan.

Kami ke arah kerumunan itu.

Ada seseorang berjubah memegang pisau pendek berdarah darah.

Lalu dia menusuk leher nya sendiri dan dia tumbang.

"!?"

Tiba tiba dari mayat nya keluar garis putih yang menyebar kelima arah dan lalu terlihat 5 pilar cahaya tinggi dari ketinggian.

Seketika orang orang yang disana tertunduk ke bawah, seperti di tekan, kami ber 13 masih bisa berdiri, sebelumnya Dreina kami suruh tetap berada di rumah.

Beberapa petualang lain yang masih bisa berdiri datang, termasuk, pak Crix, bu Gravia dan pak Exaim.

"Sial kita telat!" Teriak pak Exaim.

Lalu lingkaran sihir putih terbentuk di atas langit.

----------------------