Lyra dan Steve membereskan barang - barang mereka, dan bergegas untuk pulang ke rumah.
"Lyra, ada yang tertinggal?" Tanya Steve untuk memastikan.
"Tidak Steve, semuanya aman." Jawab Lyra.
"Baiklah, ayo pulang." Ajak Steve.
"Ayo."
Disepanjang perjalanan, suasana tenang dan damai menyelimuti mereka. Seakan - akan berada di atas awan. Steve menyetir mobilnya menuju rumah Lyra, sesampainya di rumah Lyra. Steve melihat mobil milik Ibunya terpakir di luar rumah Lyra.
"Ada apa Ibuku kesini?" Tanya Steve pada Lyra.
"Sepertinya membicarakan hal tentang yang semalam Ibumu katakan." Jawab Lyra.
Karena penasaran yang besar, mereka berdua dari mobil. Lalu berjalan menuju pintu rumah dan menekan bel. Tidak lama dari menekan bel, pintu rumah itu pun terbuka. Tampak Ibu panti dan Ibu Steve tersenyum ramah menyambut mereka berdua pulang.
"Ayo masuk nak, duduklah." Ajak Ibu Panti dengan ramah.
"Iya Bu." Jawab mereka berdua. Mereka berdua pun duduk.
"Jadi begini Lyra, Ibu memperbolehkan mu untuk tinggal di rumah Steve. kamu bisa kesini kapan pun kamu mau. Dan juga kamu bisa tinggal dirumah Steve mulai hari ini." Kata Ibu panti.
"Iya nak, dan juga kami berdua sudah merestui kalian berdua." Tambah Ibu Steve untuk menyakinkan mereka.
Steve dan Lyra bertatapan tidak percaya. Mereka berdua bingung harus berbicara apa. Akhirnya, Steve duluan yang membuka suara.
"Apa itu benar Bu?" Tanya Steve untuk memastikan hal itu benar atau tidak.
Ibu panti dan Ibu Steve tersenyum, dan menganggukkan kepalanya. Steve yang senang akhirnya memeluk Lyra. Begitu pula Lyra, yang juga senang mendengar restu dari mereka.
"Ini seperti mimpi yang menjadi nyata." Kata Steve dengan girang.
"Kalau begitu, Lyra bereskan barang Lyra dulu, ya." Kata Lyra yang kemudian bangkit dari duduknya.
"Mari aku bantu." Kata Steve lalu ikut berdiri dan mengikuti Lyra menuju kamar milik Lyra.
...
"Apa yang harus kamu bawa?" Tanya Steve pada Lyra.
"Entahlah, apa yang harus aku bawa?" Jawab Lyra bingung.
"Dan ya, dimana kopermu?" Tanya Steve.
"Hm, dimana ya? Ah, diatas lemari." Kata Lyra sambil melihat keatas lemari pakaian miliknya.
"Sini aku ambilkan." Kata Steve sambil mengambil kursi untuk mengambil koper.
"Tidak apa, biar aku saja yang ambil." Kata Lyra yang mengambil kursi dari Steve.
"Tapi itu tinggi." Kata Steve.
"Jadi maksudmu aku pendek? Begitu?" Tanya Lyra.
"Tidak bukan begitu."
"Baiklah." Lyra kemudian meletakkan kursi di dekat lemari, dan naik ke atas kursi.
"Bagaimana? Bisa? Butuh bantuan." Tawar Steve.
"Tidak aku bisa." Rintih Lyra yang berusaha menggapai kopernya.
"Hati - hati Lyra." Kata Steve dengan khawatir.
"Iya." Jawab Lyra.
Lyra berusaha menggapai koper itu. Lyra kemudian menginjitkan kakinya. Dan akhirnya mendapat kopernya.
"Dapat." Kata Lyra dengan senang.
Tiba - tiba Lyra kehilangan keseimbangan, Lyra pun terjatuh dari atas kursi. Dengan sigap, Steve menangkap Lyra. Steve sekilas menatap Lyra, Lyra kemudian berteriak.
"Steve, awas koper itu mau jatuh." Teriak Lyra. Steve dengan segera menghindar dari koper yang jatuh dari atas lemari.
"Untung saja. Kamu tidak apa - apa?" Tanya Steve khawatir.
"Tidak, Steve." Jawab Lyra sedikit takut.
Steve kemudian menggendong Lyra ke tempat tidur milik Lyra, lalu menurunkannya. Steve kemudian berjalan menuju lemari pakaian Lyra, dan mengambil koper milik Lyra yang terjatuh.
"Sedikit berdebu." Kata Steve sambil membersihkan koper Lyra.
"Iya, koper itu. Koper lama, saat itu aku dan Ibu Panti serta anak - anak yang lainnya pindah ke sini. Dan aku pakai koper itu." Kata Lyra sambil menghampiri Steve.
"Hm, begitu."
Lyra membuka lemari pakaian miliknya, dan memilih pakaian untuk dimasukkan kedalam koper.
"Steve, bisakah kamu memasukkan buku - buku dan laptop ku ke dalam tas hitam yang tergantung disamping meja belajar?"
"Bisa, sebentar." Steve membereskan buku - buku Lyra serta laptopnya kedalam tas sekolah berwarna hitam milik Lyra. Steve tidak sengaja menemukan foto Lyra sewaktu kecil.
"Lucu." Kata Steve sambil tersenyum melihat kearah Lyra yang sedang membereskan pakaian nya. Steve berjalan menghampiri Lyra, dan menunjukkan foto itu pada Lyra.
"Kamu terlihat lucu." Puji Steve sambil memberikan foto itu pada Lyra.
"Bisa saja kamu. Dimana kamu menemukan nya?" Kata Lyra terseyum malu mengambil foto itu.
"Di bawa meja." Kata Steve.
"Foto ini sudah lama hilang, aku bahkan tidak tahu kalau selama ini. Foto diriku dibawah meja." Kata Lyra sambil memasukkan fotonya kedalam koper.
"Bagaimana? Sudah selesai? Apa ada yang ketinggalan?" Tanya Steve yang sedikit memastikan.
"Tidak ada." Lyra mengangkut kopernya.
"Sini, kamu bawa tas ini saja. Aku saja yang membawa koper." Pinta Steve sambil memberikan tas pada Lyra.
"Terima kasih." Lyra dan Steve kemudian keluar kamar, dan tampak beberapa anak - anak di panti asuhan tersebut berkumpul dan menghampiri Lyra.
"Sering - sering datang main kesini ya, kak." Kata Lisa, adik angkatnya sambil memeluk Lyra.
"Iya kak, rajin - rajin berkunjung kesini." Kata anak panti yang lain. Semua anak panti yang disana tampak sedih, karena Lyra akan tinggal di rumah Steve. Lyra kemudian meletakkan tas yang ia bawa di lantai lalu memeluk anak - anak panti asuhan tersebut.
"Kakak janji, kakak akan kesini sering - sering kesini untuk bertemu kalian." Kata Lyra.
"Iya kak, terima kasih sudah menjadi kakak kami semua." Kata Lisa yang tampak sedih.
"Iya, terima kasih juga sudah menjadi adik - adik kakak. Kakak sayang kalian semua." Kata Lyra sedih. Lyra kemudian melepaskan pelukannya dan mengambil tas itu dan berpamitan pada Ibu panti.
"Terima kasih ya Bu, sudah merawat Lyra selama ini. Lyra akan sering berkunjung kesini." Kata Lyra sambil memeluk Ibu panti dengan erat.
"Iya, kamu hati - hati ya disana." Kata Ibu panti dengan sedih. Lyra hanya menganggukkan kepalanya karena tidak mampu lagi berbicara apa - apa.
"Nak Steve, tolong jaga Lyra baik - baik. Lyra ini anak yang cengeng, soal nya."
"Iya, Bu. Saya janji akan menjaga Lyra." Jawab Steve yang cukup terharu melihat perpisahan antara Lyra dengan keluarga nya di panti asuhan.
Akhirnya Steve, Lyra dan Ibu Steve pulang ke rumah. Dari kejauhan, dari kejauhan Ibu panti merasa sedih karena harus merelakan Lyra pergi. Disisi lain, Ibu panti merasa senang karena Lyra sudah mendapatkan jodohnya.
...
Di sepanjang perjalanan, Lyra melihat pemandangan jalan raya dari kaca mobil milik Steve dengan menatap sedih.
"Lyra, kamu jangan sedih ya." Kata Steve yang berusaha menghibur Lyra.
"Iya Steve." Lirih Lyra.
"Ah iya Steve, aku lupa membawa peralatan mandiku." Kata Lyra menepuk jidatnya.
"Setelah, sampai rumah. Kamu ganti baju, lalu kita pergi ke supermarket ya." Kata Steve.
"Baiklah."
Sesampainya dirumah, Steve membukakan pintu untuk Lyra dan mengangkut barang - barang Lyra masuk ke dalam rumah.
"Ibu, dimana aku harus meletakkan barang - barang Lyra?" Tanya Steve pada Ibunya.
"Lyra ayo ikut Ibu ke kamarmu." Ajak Ibu Steve menuju kamar milik Lyra.
"Baik Bu." Steve dan Lyra mengikuti Ibi Steve ke kamar Lyra.
"Ini kamar kamu Lyra, dan Steve letakkan barang - barang Lyra disini." Kata Ibu Steve.
"Kamar yang luas." Kata Lyra menatap kagum dengan kamar barunya.
"Iya, kamar ini bersebelahan dengan kamar Steve. Dan Ibu sudah suruh pembantu untuk membersihkan kamar ini. Ibu pergi ke dapur dulu ya, mau masak makan malam." kata ibu Steve meninggalkan mereka berdua.
"Bagaimana, kamu suka?"
"Suka Steve." Jawab Lyra dengan senang.
"Mari aku bantu kamu meletakkan barang - barang kamu." Kata Steve membuka koper milik Lyra.
"Iya Steve, terima kasih." Lyra dan Steve menyusun bsrang - barang Lyra pada tempatnya. Tidak butuh waktu lama, semua barang Lyra tertata pada tempatnya.
"Terima kasih Steve." Tiba - tiba Steve menarik Lyra, lalu memeluknya.
"Aku senang kamu disini. Aku tidak akan kesepian lagi." Kata Steve tersenyum memeluk Lyra dengan erat.
"Iya Steve. Aku juga senang bisa mengisi rasa kesepian yang ada padamu." Jawab Lyra membalas pelukan Steve.