Chapter 3 - Reinkarnasi

Sebuah cahaya terang, yang mulai bersinar. Akan datang nya sebuah keajaiban akan datang. Seperti harapan yang dinanti - nanti.  Sesuatu telah berubah, dua orang insan saling mencintai tersebut terlahir kembali didunia.

Semua cerita yang mungkin akan berbeda saat mereka lahir. Steve terlahir sebagai penerus perusahaan Telekomunikasi terbesar di Asia. Steve yang dikenal sangat berbakat dalam semua hal, namun ada hal yang membuat di pemikirannya sedikit ganjil.

Sewaktu kecil Steve kerap memimpi kan seorang wanita cantik, paras nya sangat cantik sekali serta baik hati. Di dalam mimpi tersebut Steve melihat jika gadis itu menyelamatkan nya dari sebuah anak panah, serta melihat dirinya mati dengan cara leher tebas hingga kepala nya jatuh ke lantai. Nama gadis di mimpi nya itu Lyra. Ia melihat bahwa dirinya dan Lyra berjanji akan hidup bersama jika bereinkarnasi.

Setelah mimpi itu muncul, timbul lah sebuah perasaan yang membuat Steve kerap merasa bersalah. Steve pun berniat mencari wanita yang bernama Lyra itu. Tapi, gadis yang bernama itu tidak ia temukan dimana pun ia berada. Steve mulai berpikir mungkin Lyra belum bereinkarnasi.

Di sisi lainnya, Lyra terlahir sebagai anak buangan, Ayah Lyra sangat gila meminum minuman keras. Lyra kecil sering menangis melihat Ayahnya yang seperti itu. Ibunya meninggal karena Ayah Lyra sewaktu mabuk memukuli kepala Ibunya dengan botol bir. Lyra yang melihat itu pun diam membeku, dan langsung lari keluar rumah. Lyra kecil pun berlari tidak tahu arah tujuannya. Hingga Lyra sampai ke tempat panti asuhan.

Lyra pun tinggal disitu, dan berharap masa depannya akan lebih baik lagi. Lyra sedih akan kematian Ibunya, terkadang Lyra menangis tiba - tiba tanpa alasan dan tujuan yang jelas.

Hingga beberapa tahun kemudian, Steve dan Lyra pun tumbuh menjadi dewasa. Steve yang sekarang menjadi penerus perusahaan Telekomunikasi Ayahnya. Steve dikenal bijak dikantor nya, terkadang Steve merasa rindu kepada Lyra yang mungkin tidak ia ketahui dimana dia berada.

Suatu hari, sebuah takdir mempertemukan mereka berdua. Steve yang sedang mencari sekretaris pribadi, memasang sebuah brosur di koran. Lyra sedang berjualan koran melihat sebuah lowongan pekerjaan. Lyra pun segera bergegas pergi ke perusahaan tersebut.

Lyra awalnya sedikit canggung, para wanita yang menjadi saingan Lyra yang juga ikut mendaftar pun meremehkan Lyra.

"Hei, mengapa kamu bisa ikut pendaftaran ini. Lihat penampilan mu sangat tidak cocok!!" Ejek wanita itu dengan menatap sinis.

Lyra pun segera menunduk kan kepala nya dan merasa malu akan penampilan nya. Ia berpikir mungkin ada benarnya yang dikatakan wanita itu, ia memang tidak pantas.

"Maaf nona, s- saya akan pergi." Ucap Lyra yang beranjak dari kursi dan berjalan menuju pintu keluar.

Beberapa wanita disitu pun tertawa kecil. Lalu satu diantaranya menyandung kaki Lyra hingga Lyra terjatuh. Semua orang yang mendaftar pun tertawa melihat Lyra terjatuh di lantai.

Lyra pun segera berdiri, tidak ada yang sangka. Sepasang bola mata melihat ke arah Lyra. Semua bunyi tertawaan itu tiba - tiba senyap, saat melihat pemilik perusahaan.

"Apa yang kalian lakukan? Kalian semua saya tolak. Kecuali nona yang disana". Ucap Steve dengan tegas.

"Maafkan kami Tuan, kami tidak sengaja. Kami belum mengikuti interview. Tolong berikan kami kesempatan sekali lagi". Ucap wanita yang mengejek Lyra tadi.

"Tidak. Satpam, bawa mereka semua pergi". Ucap Steve lalu menghampiri Lyra.

Para satpam pun mulai mengusir orang - orang yang ingin menjadi sekretaris nya itu.

"Maafkan kami Tuan, tolong beri kami kesempatan". Teriak wanita itu.

Steve tidak menghiraukan permohonan itu, jantung merasa berdebar - debar kencang. Saat di samping wantia tersebut.

"Kamu saya terima mulai hari ini atau besok kamu bisa bekerja hari ini". Kata Steve yang ingin membuat Lyra senang.

"T-terima kasih Tuan, saya akan bekerja dengan giat". Kata Lyra dengan sungguh - sungguh.

"Baiklah. Ikut saya". Ucap Steve sambil berbalik ke arah ruangannya.

Lyra pun mengikuti Steve dari belakang, semua karyawan yang disana menatap Lyra dengan jijik, akan penampilan nya yang biasa - biasa saja. Karena tidak sesuai menjadi sekretaris.

"Lah? Itu ya, menjadi sekretaris Tuan Steve. Sangat biasa saja, gaya fashion nya juga rendahan". Ucap salah satu seorang karyawan.

Semua karyawan disana mulai menggosipkan Lyra yang menjadi sekretaris tersebut. Lyra yang tampak senang serasa tidak percaya bahwa ia menjadi sekretaris di perusahaan yang terkenal akan kesuksesan nya tersebut.

Steve pun memasuki lift, Lyra yang tampak kebingungan akhirnya berdiri didepan pintu lift. Steve uang melihat itu pun merasa ingin tertawa.

"Apa yang kamu lakukan, ayo masuk". Ajak Steve.

"Ah, baiklah T- tuan". Dengan malu, Lyra pun masuk kedalam lift tersebut.

Tanpa waktu yang lama, akhirnya sampai di ruang kerja Steve. Steve pun membuka kan pintu. Lyra pun masuk, dan melihat ke sekeliling ruangan itu, dan melihat meja ditengah - tengah ruangan, serta meja yang berada disebelah kanan meja di tengah ruangan tersebut.

"Mulai sekarang, itu disana menjadi meja kerjamu." Kata Steve dambil menunjukkan meja kerja Lyra.

"Terima kasih Tuan". Lyra pun langsung menghampiri meja itu, dan menatapnya kagum.

"Iya, nama mu siapa? Saya belum tahu nama kamu." Tanya Steve yang sedari tadi penasaran tapi enggan untuk bertanya. Lyra pun berbalik, Steve melihat seperti tidak asing akan dengan perempuan didepannya ini.

"Nama saya Lyra Vanessa, Tuan". Ucap Lyra sambil tersenyum.

Steve pun terkejut, ternyata perempuan yang ia cari bertahun - tahun dan orang yang selalu ia nantikan selama ini ada di depannya.

"Menikahlah denganku". Ucap Steve refleks memegang tangan Lyra.

Lyra pun terkejut akan pria didepan nya ini. Bagimana jika ada seseorang pria misterius menemuimu dan berkata "menikahlah denganku".

Lyra pun perlahan melepaskan tangan dari Steve. Steve mulai bingung ada apa dengan Lyra.

"Kamu kenapa? Bukan nya kamu berjanji akan hidup bersama - sama. Apa kamu ingar Lyra?" Tanya Steve dengan raut sedih.

"Maaf, saya tidak ingat. Saya benar - benar tidak tahu Tuan". Ucap Lyra dengan ketakutan.

Steve pun mulai bingung, ada apa dengan Lyra. Mengapa iya begitu cepat melupakan nya dengan cepat. Steve pun berpikir sejenak, tiba - tiba ia teringat sesuatu. Mungkin saja ingat Lyra hilang. Steve pun berniat akan membuat Lyra mengingat kenangan yang pernah mereka berdua lalui.

"Maaf kan aku. Jika aku lancang". Ucap Steve dengan menundukkan kepala.

"T-tidak apa - apa Tuan". Ucap Lyra yang canggung.

"Apa kamu mau makan siang, anggap saja sebagai permintaan maaf saya akan sikap lancang saya tadi". Ajak Steve kepada Lyra.

"Baiklah Tuan, terima kasih". Ucap Lyra.

Steve dan Lyra pun sampai di sebuah restoran.

"Duduk lah, kamu mau pesan apa?" Tanya Steve.

"Apa saja Tuan, yang penting tidak merepotkan Tuan itu sidak cukup menurut saya"Balas Lyra dengan malu.

"Baiklah, pelayan". Panggil Steve.

"Tolong Cheeseburger nya 2, minuman Cappucino nya 2". Pesan Steve.

"Baiklah Tuan". Pelayan itu pun pergi, tidak lama kemudian pelayanan itu datang lagi.

"Ini Tuan, pesanan Anda".

"Terima kasih". Pelayan itu pun pergi meninggalkan Steve dan Lyra.

"Ayo, dimakan". Tawar Steve.

Lyra pun makan makanan nya dengan malu - malu. Cream dari Cappucino itu menempel disudut bibir Lyra. Steve pun mengelap cream itu dengan ibu jari nya.

Suasana mereka pun menjadi sedikit canggung, namun mereka berdua merasakan sebuah perasaan yang seperti nya pernah mereka rasakan sebelumnya.

"Ingatlah Lyra, aku akan membuat mu mengingat semua kenangan singkat kita bersama". Kata Steve dalam hati.