Chereads / Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang / Chapter 41 - Bertemu Orang Jahat (1)

Chapter 41 - Bertemu Orang Jahat (1)

Xiao Ran selalu mengira jika setiap wanita yang memiliki hubungan dengan Tang Yu semuanya pasti adalah wanita cantik dari keluarga ternama, putri pewaris keluarga kaya dan semacamnya… tapi sekarang, ternyata bukan!

Pintu kantornya tertutup lagi. Pei Qiqi berjalan keluar dan sudah membenarkan lipstiknya, dia tidak berani melihat Tang Yu dan hanya melanjutkan pekerjaannya…

Suasana di dalam kantor itu menjadi sangat sunyi. Selain suara mesin pendingin ruangan yang samar-samar terdengar, hanya ada suara Tang Yu yang sedang membolak-balik dokumennya, dan juga suara gerakan-gerakan yang dilakukan Pei Qiqi.

Sampai pada pukul 5 sore, Pei Qiqi berjalan ke hadapan Tang Yu, suaranya serak, "Saya pamit pulang kerja dulu."

Tang Yu mengangkat wajah melihatnya dan menganggukkan kepala…

Pei Qiqi pun segera pergi dari sana. Tidak lama kemudian Meng Qingcheng masuk, sepanjang sore ini dia terus menahan diri untuk masuk.

Setelah menutup pintu, dia langsung bertanya, "Apa gadis itu terjebak?"

"Membosankan!" Tang Yu menjawab singkat dengan mata terus tertuju pada dokumennya, "Meng Qingcheng, kalau kamu benar-benar tidak ada kerjaan, di Afrika ada sebuah proyek yang sesuai denganmu."

Meng Qingcheng mengangkat tangannya dan bertumpu duduk di sisi meja Tang Yu, dia lalu menunduk dan berkata, "Kamu benar-benar kecanduan bermain, ya? Sebelumnya seragam kantor, kali ini seragam petugas kebersihan, lain kali kamu mau dia berdandan seperti apa lagi?"

Tang Yu menatapnya penuh peringatan, Meng Qingcheng terbatuk pelan, "Yang benar saja!"

"Kelak atur dia ke kantor sekretaris di lantai paling atas, jam kerjanya pukul 3 sampai 5 sore. Tapi tidak perlu menyuruhnya bersih-bersih lagi." Ujar Tang Yu datar.

Meng Qingcheng mendengarnya dan berkata menggoda, "Aku kan sudah bilang jika dia lebih cantik saat memakai seragam."

Tang Yu hanya memelototinya sekilas, kemudian membereskan barang-barangnya dan mengambil mantelnya…

Meng Qingcheng mengikutinya, "Aku dengar dari Xiao Ran, ayahmu menghubungi untuk memanggilmu makan di rumah?"

Sebenarnya makan hanya sebuah alasan, maksud ayahnya sebenarnya adalah mengaturkan kencan buta untuk Tang Yu. Setiap kali dia pulang, selalu ada seorang gadis baru yang makan bersama mereka, dan itu membuat suasana hatinya tidak senang.

Tang Yu menghentikan langkahnya, "Jumat aku akan pulang."

Meng Qingcheng mengerti, Tang Yu menahan dirinya dan bersedia pulang karena dia ingin menengok Tang Xin.

Walaupun mereka adalah saudara berbeda ibu, walaupun Tang Yu juga sangat tidak tahan melihat istri baru Tang Zhiyuan yang bernama Zhao Ke, tapi rasa sayangnya pada Tang Xin adalah sungguh-sungguh.

Hanya sayangnya Tang Xin sejak kecil sudah memiliki penyakit darah kronis, selama ini dia terus menunggu donor sumsum tulang belakang yang sesuai dengannya.

"Bagaimana kalau aku menemanimu pulang? Aku juga sudah lama tidak menjenguk Tang Xin." Meng Qingcheng tidak bercanda lagi dan berkata dengan serius.

Tang Yu melihatnya sekilas lalu masuk ke dalam lift, dia menatap kaca dan membenarkan dasinya dengan sedikit gusar, "Qingcheng, Tang Xin baru berusia 16 tahun, tidak cocok untukmu."

Satu kalimat itu sudah berhasil menampar Meng Qingcheng, dia juga terlihat seperti tertangkap basah dan tidak tahu harus berbuat apa.

Meng Qingcheng mengikutinya masuk ke dalam lift sambil berusaha menjelaskan, "Aku hanya menganggapnya adik saja, dia adalah adikmu, sama saja dengan adikku."

Tang Yu menjawab dengan tenang, "Meng Qingcheng, bukankah kamu punya adik kandung perempuan juga?"

Meng Qingcheng tidak berkata-kata lagi…

Setelah cukup lama, dia akhirnya tidak tahan dan bertanya lagi, "Kalau begitu malam ini kamu pulang ke mana?"

"Xiacheng." Ujar Tang Yu.

Meng Qingcheng tidak membuka mulutnya lagi.

...

Pei Qiqi pulang dari Shengyuan naik bus, namun saat itu tiba-tiba Pei Huan menghubunginya.

Pei Huan langsung mengatakan poinnya dan tidak bertele-tele pada Pei Qiqi, "Aku dan Jinrong akan bertunangan hari Sabtu ini. Pei Qiqi, kamu akan datang, kan?"

Pei Qiqi menggenggam erat ponselnya, merasakan seluruh dunia yang begitu kejam terhadapnya.

Mana mungkin dia tidak tahu kalau Pei Huan sedang memprovokasinya…

Beberapa saat kemudian dia tertawa datar, wajahnya terlihat pucat, tapi dia tetap tertawa…

"Pei Huan, aku akan datang." Pei Qiqi melanjutkan lagi, "Ayah… kapan keluar dari rumah sakit?"