Pria itu menunggu dengan sabar, Tang Yu akhirnya keluar dari kamar mandi dengan mengenakan gaun mandi yang ditali longgar.
Meng Qingcheng selama ini tidak pernah meragukan orientasi seksual Tang Yu, memang benar jika di Kota B Tang Yu adalah seorang legenda, latar belakang keluarganya membanggakan, kemampuan yang hebat, wajah serta tubuhnya bisa mematikan para artis yang mencari makan hanya dengan mengandalkan tampang dalam waktu sedetik saja…
Hanya saja Tang Yu juga memiliki kelemahan, dan kelemahan ini tidak pernah dibicarakan oleh orang di sekitarnya.
Dia memiliki penyakit yaitu sangat terobsesi dengan kebersihan, bukannya tidak tertarik pada wanita, tapi dari semua mantan kekasihnya, ataupun wanita yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam bercinta, semuanya tidak pernah berhasil, sehingga akhirnya dia perlahan kehilangan minatnya.
Meng Qingcheng sangat ingin tahu siapa wanita yang semalam itu. Baru saja dia mau membuka mulut, Tang Yu sudah membuka mulutnya terlebih dulu, "Bantu aku mencari wanita semalam itu."
...
Pei Qiqi keluar dari hotel, dia lalu pergi ke supermarket 24 jam membeli baju olahraga panjang untuk menutupi tubuhnya yang merah-merah.
Di tangannya ada baju pria tersebut, dia menunduk melihatnya sejenak, namun akhirnya dia membuangnya ke tempat sampah.
Jalanan di pagi hari masih belum dipadati mobil, cahaya matahari pagi menyinari seluruh gedung-gedung di kota secara diagonal.
Pei Qiqi berdiri di halte yang cukup luas, dia merasa seluruh tubuhnya dingin. Dari kejauhan dia melihat ada bus nomor 6 yang datang, setelah bus itu berhenti dia pun naik ke bus yang hampir belum terisi penumpang itu.
Pei Qiqi pun duduk, dia lalu sedikit menoleh untuk melihat ke luar jendela…
Walaupun Zhou Meilin dulu tidak baik terhadapnya, tapi dia tidak pernah menggunakan cara sekejam ini untuk mengganggunya. Namun setelah Pei Minghe masuk rumah sakit, Zhou Meilin seperti sangat leluasa melakukan ini semua terhadapnya.
Semuanya, masih belum berakhir…
Pei Qiqi merasakan fisik dan mentalnya begitu lelah, dia tidak tahu perlu berapa lama lagi dia bisa bebas.
Kalau bukan karena Pei Minghe, dia tidak akan mau kembali ke rumah itu. Tapi dia ingat kalau dulu pria itu pernah begitu susah payah diam-diam baik kepadanya dengan memberinya uang jajan.
Pei Qiqi menutup matanya, merasakan cahaya matahari pagi menyinari wajahnya, dia merasa seperti ada secercah kehangatan…
Kemudian dia tersenyum, namun senyumnya terlihat agak getir.
Pei Qiqi turun di rumah sakit nomor satu, kemudian membeli sekantong apel di kedai buah yang berada di luar gerbang, setelah itu dia langsung naik ke lantai empat spesialis otak.
Dia mendorong pintu ruangan dan masuk, Pei Minghe menggerakkan kepalanya ke arahnya, Pei Qiqi segera menghampirinya, "Ayah, jangan bergerak."
Dia meletakkan buah yang dia beli di samping dan menyelimutinya.
Minggu lalu, karena badai melanda keuangan Grup Pei, saham mereka turun drastis yang menyebabkan Pei Minghe langsung terkena serangan stroke di kantor saat mendengarnya, walaupun sekarang kondisinya sudah stabil, tapi dia masih harus dirawat di rumah sakit selama setengah bulan baru boleh keluar dari rumah sakit.
"Kenapa pagi-pagi begini kamu sudah datang?" Pei Minghe menatap wajah kecilnya, kemudian bertanya penuh perhatian, "Bibimu… tidak mempersulitmu, kan?"
Pei Qiqi menunduk sejenak lalu mengambil apel di sampingnya, dia kemudian membantunya mengupas apel itu dan berkata dengan santai, "Ayah, tenang saja, beberapa hari ini bibi sangat baik kepadaku!"
Walaupun dia hanya berkata kata-kata untuk menghibur, tapi Pei Minghe malah menghela napas, mana mungkin dia tidak tahu Zhou Meilin adalah orang yang bagaimana.
Pei Qiqi bukan anak kandungnya, bahkan juga bukan anak dari pernikahannya.
Zhou Meilin selalu tidak rela, kalau sampai dia tahu jika Qiqi juga bukan putri dari Pei Minghe, maka…
Beberapa tahun ini selalu ada pergolakan di dalam hati Pei Minghe, dan pergolakan ini merupakan cintanya untuk Qiqi.
Semuanya terjadi karena dia tidak memiliki kekuatan, kalau dia kuat sedikit, Qiqi juga tidak perlu menderita seperti ini. Zhou Meilin masih bisa menahan diri jika berada di depannya.
Tapi sekarang dia tidak ada di rumah, dia benar-benar tidak berani membayangkan.
Pei Minghe mengambil apel dari tangannya dan memakannya, "Tunggu ayah pulang, semua akan baik kembali."
Pei Qiqi tersenyum sejenak, dia kemudian mendekat pada ayahnya dan menempelkan wajahnya pada wajah Pei Minghe dengan erat, dia lalu berbicara dengan suaranya yang terdengar sedikit serak, "Ayah, apa aku pernah bilang padamu kalau aku sangat mencintaimu!"